Dinonaktifkan, aktivitas kampus LP3I Bandung tetap normal
Pihak kampus sedang memenuhi persyaratan agar kembali diaktifkan.
Politeknik Lembaga Pendidikan Pengembangan Profesi Indonesia (LP3I) masuk dalam daftar kampus yang dinonaktifkan oleh Kemendikti di Jabar. Namun aktivitas kampus yang sudah berdiri sejak 2001 tidak terganggu alias normal.
Seluruh mahasiswi tetap melakukan aktivitas belajar mengajar di kampus yang ada di Jalan Pahlawan nomor 59, Kota Bandung tersebut.
"Saya ingin meluruskan ini tuh bukan dibekukan, kalau dibeku itu kan diam, statusnya hanya dinonaktifkan sementara, aktivitas mahasiswa biasa saja, normal," kata Media Relations Officer Politeknik LP3I Bandung Cecep Rochman kepada merdeka.com, Rabu (6/10).
Politeknik LP3I saban tahunnya menerima sekitar 800-an mahasiswa. Sejak adanya kabar penonaktifkan oleh Kemendikti, tentu mengundang ragam reaksi dari mahasiswa didik dan lulusannya. Namun LP3I yan sudah memiliki beberapa cabang di daerah lain bisa menjelaskan.
"Kaget juga kan. Alumnus dan yang kuliah di kami menanyakan. Tapi yang kami coba luruskan, karena kampus ini berdiri dan memiliki akreditasi. Jangan menyebut bodong, karena kami juga punya izin," jelasnya.
Pihaknya mengaku sedang mengurus segala persyaratan agar LP3I bisa kembali diaktifkan, dan bisa menerima mahasiswa di ajaran baru pada tahun mendatang. Beberapa poin yang harus dipenuhi telah disediakan.
"Poin dalam pengaktifan tentu akan dipenuhi. Kami akan melaporkan kegiatan akademik, mahasiswa dan dosen untuk dilaporkan secara online," jelasnya.
LP3I Bandung mendapat izin Mendiknas dan telah terakreditasi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), dengan seluruh dosennya yang mempunyai Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN). LP3I memiliki empat program studi yaitu Administrasi Bisnis, Manajemen Informatika, Akuntansi dan Hubungan Masyarakat.
Kabar penonaktifan kampus LP3I memang sempat membuat kejut mahasiswanya. Bella Ayu (19) salah satunya. Dia mengaku, cemas dengan nasib dirinya yang sudah menempuh pendidikan sekitar setahun setengah.
"Awalnya kaget dengar kabar itu. Kami langsung mencari kejelasan soal kebenaran informasi tersebut," kata mahasiswi asal Garut.
Akhirnya dosen menerangkan bahwa penonaktifan tersebut hanya sementara. Sedangkan status dirinya sebagai mahasiswi tetap aman.