Dirut AirNav: Kalau ada awan Cumulonimbus menghindar, balik arah
"Musuh dalam penerbangan kan awan CB. Kalau masuk ke awan bisa kebanting-banting," kata Bambang.
Dirut AirNav Indonesia Bambang Tjahjono menyatakan awan Cumulonimbus yang diduga dihindari pesawat AirAsia QZ 8501 memang bersifat berbahaya. Dalam rencana penerbangan pun telah jelas direkomendasikan guna menghindari awan jenis ini.
"Kalau namanya awan CB (Cumulonimbus) harus dihindari. Kan dari awal sudah ada rencana terbang peta cuaca satelit dan lain-lain sehingga dari awal dia harus menghindar," kata Bambang di kantor otoritas bandara Soekarno Hatta Tangerang, Senin (29/12).
Menurutnya, tak ada cara lain menghadapi awan cumulonimbus selain menghindarinya. Maka jika bertemu Cumulonimbus tak nekat untuk menerabas.
"Balik, jangan terbang ke situ. Kembali, menghindar yang ke tidak ada awannya," terang dia.
Lanjut dia, awan Cumulonimbus merupakan musuh bersama dalam penerbangan. Pesawat yang tahan badai pun disarankan tak melawan awan tersebut.
"Musuh dalam penerbangan kan awan CB. Kalau masuk ke awan bisa kebanting-banting," pungkas dia.
Diketahui, Kejadian hilang kontak pesawat AirAsia QZ 8501 diduga dimulai ketika pilot menghindari awan. Kementerian Perhubungan juga mengakui saat kejadian cuaca memang tidak baik.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membenarkan terdapat gumpalan awal tebal pada jalur penerbangan yang dilintasi pesawat AirAsia tersebut. Kepala BMKG Andi Eka Satya menyebut, gumpalan awan tersebut bernama Cumulonimbus.
Dia menuturkan, bentuk awan tersebut memang tebal dan di dalamnya terdapat petir dan angin. Maka itu, tak heran jenis awan itu selalu dihindari pesawat.
"Awan itu biasanya dihindari oleh pilot. Bentuknya tebal sekali, dan ada ulakan-ulakan. Kalau lewat di dalamnya bikin pesawat goyang," kata Andi kepada merdeka.com, Minggu (28/12).
Baca juga:
Channel News Asia beritakan AirAsia QZ8501 mendarat selamat
Cari AirAsia, China siap kirim kapal dan pesawat buat bantu RI
'Penumpang AirAsia bisa diselamatkan asal segera ditemukan'
BBM keluarga, Yoyok ngaku seharusnya tak terbang ke Singapura
Ibunda Wismoyo, pramugara AirAsia shock dan terkulai lemas
Duka Natasia, seluruh keluarganya hilang bersama AirAsia
7 Pesawat ini terbang bersama AirAsia QZ8501 yang hilang
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Apa yang menjadi penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501? Selain kesalahan dalam manajemen penerbangan, kurangnya pemahaman awak pesawat terhadap sistem kontrol penerbangan juga menjadi penyebab jatuhnya pesawat.
-
Bagaimana kondisi cuaca saat AirAsia QZ8501 jatuh? Kondisi cuaca yang buruk, termasuk awan tebal dan hujan deras, menjadi faktor yang sangat memengaruhi kejadian tersebut.
-
Kenapa AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Dimana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 30 Desember 2014, badan pesawat dan puing-puing lainnya ditemukan di dasar laut Selat Karimata.
-
Apa saja yang rusak di Air Panas Citando? Saat ini, sejumlah fasilitas di sana sudah banyak yang rusak. Bahkan, tempat selfie atau swafoto yang dibangun sudah dalam kondisi rubuh.