Dirut BPJS Kesehatan Mengaku Kerap Disalahkan Saat Kekurangan Dokter dan Obat
Ghufron Mukti mengaku heran kerap disalahkan karena kekurangan obat dan dokter. Padahal, masalah tersebut bukan tanggung jawabnya.
Dirut BPJS Kesehatan mengaku kerap disalahkan oleh masyarakat yang sedang berobat ke puskesmas.
Dirut BPJS Kesehatan Mengaku Kerap Disalahkan Saat Kekurangan Dokter dan Obat
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengaku kerap disalahkan oleh masyarakat yang sedang berobat ke puskesmas. Dia
menyayangkan sikap masyarakat tersebut.
"Ini sebenarnya orang enggak paham, kalau ada masalah, itu BPJS," kata Ghufron di Gedung Ombudsman RI, Rabu (27/9).
Ghufron pun mencontohkan persoalan obat yang sering kosong. Ia berujar, banyak warga yang menyalahkan BPJS karena obat yang diperlukan kosong.
- Waspada 3 Kondisi yang Buat Mudah Sakit di Musim Hujan
- Hidup Miskin dan Sudah Yatim Sejak Kecil, Kini Sukses Jadi Dokter dan Punya Rumah Sakit Apung
- Dokter Cantik Tersipu Malu Disoraki Banyak Orang di Pelabuhan, Penyebabnya Prajurit TNI ini
- Kondisi Cak Nun Terbaru, Kesehatan Sudah Membaik dan Diizinkan Dokter Pulang ke Rumah
"Sering di puskesmas apalagi rujukan kosong obatnya. BPJS enggak pernah urus obat. BPJS enggak pernah beli obat, nggak pernah urusan dengan obat sebetulnya,"
ujar Ghufron.
merdeka.com
Tak hanya obat, Ghufron juga menyinggung soal ketersediaan dokter. Ghufron pun menjelaskan bahwa permasalahan tak ada dokter di puskesmas bukan tanggung jawab BPJS.
"Dokternya enggak ada nih kosong, BPJS juga enggak pernah merekrut dokter juga, enggak pernah. Kayak gitu-gitu tapi orangnya tahu kalau BPJS enggak ada dokternya kayak gitu,"
tambah Ghufron.
merdeka.com
Maka dari itu, Ghufron berharap ada pihak berwenang meluruskan permasalahan ini agar orang tak ragu berobat menggunakan BPJS.
"Ini memang perlu siapa yang harus bertanggung jawab dan dampaknya bagaimana karena kalau tidak menurut saya Indonesia dari sisi kesehatan kita hampir sama dengan Afrika," kata Ghufron.
RI Kekurangan Dokter
Kementerian Kesehatan mengakui Indonesia kekurangan dokter. Akibatnya, terjadi antrean pasien yang panjang dan sulitnya akses terhadap dokter di seluruh daerah di Indonesia.
“Kurangnya dokter spesialis itu nyata. Masyarakat hingga kini sulit untuk mendapatkan akses ke dokter,"
kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Senin (13/2).
merdeka.com
Dirjen Tenaga Kesehatan Kemenkes RI Arianti Anaya menambahkan, kekurangan dokter spesialis disebabkan oleh kurangnya sisi produksi sehingga sulit untuk dilakukan pemerataan ke seluruh fasilitas kesehatan di Indonesia.
“Kementerian Kesehatan melakukan upaya transformasi SDM Kesehatan. Salah satunya dengan melakukan pembaruan sistem guna meningkatkan jumlah produksi serta upaya pemerataan dokter spesialis di seluruh kabupaten/kota di Indonesia,”
tambahnya.
merdeka.com