Disdik Sulsel: Siswi SMA yang Bunuh Diri Sempat Mimpi Buruk & Minta Beli Motor
"Kalau dikatakan alasan belajar daring jadi motif bunuh diri itu, justru yang ditemukan bahwa selama ini para siswa belajar lewat modul. Kepala sekolah korban menggandakan modul sesuai jumlah siswa, jadi bukan belajar daring,” tegas dia.
Ms (16), siswi kelas II salah satu SMA di Kabupaten Gowa, Sulsel bunuh diri, Sabtu pagi, (17/10) dengan cara minum racun hama. Dugaan awal polisi, korban depresi akibat menumpuknya tugas-tugas sekolah dari belajar daring. Juga karena didahului mimpi-mimpi buruk.
Namun, Dinas Pendidikan membantah Ms bunuh diri karena tugas sekolah. Meski belum ada kesimpulan motif bunuh diri yang sesungguhnya, pihak dinas pendidikan menyebut ditemukan sejumlah dugaan yang menjadi motif.
-
Apa itu golongan darah? Golongan darah adalah cara mengelompokkan darah berdasarkan adanya atau tidaknya zat antigen pada permukaan sel darah merah.
-
Apa yang ditemukan di makam Romawi kuno tersebut? Ilmuwan mengatakan mereka menemukan sisa-sisa sebuah muasoleum Romawi atau makam besar dengan "kondisi terawetkan yang mencengangkan".
-
Di mana Gondangdia terletak? Wilayah yang merupakan kelurahan di Kecamatan Menteng, Kota Jakarta Pusat ini memiliki kisah yang unik.
-
Kapan Tuk Budoyo ramai dikunjungi? Biasanya mata air Tuk Budoyo akan ramai pengunjung pada malam satu suro.
-
Di mana makam batu Romawi kuno dengan kepala banteng berukir ditemukan? Makam ini ditemukan di pekuburan kuno Romawi di Turki. Penggalian yang dilakukan oleh para arkeolog di pekuburan kuno Tharsa, berhasil menemukan makam bersama dua ukiran kepala banteng, yang sudah ada sejak zaman Romawi kuno, periode sejarah yang dimulai dari pendirian kota Roma pada abad ke-8 SM hingga keruntuhan Kekaisaran Romawi pada abad ke-5 M.
-
Mengapa warga Dusun Butuh dikenal ramah? Dilansir dari Kemenparekraf.go.id, mayoritas warga Dusun Butuh berprofesi sebagai petani. Warganya ramah-ramah sehingga wisatawan nyaman saat berkunjung ke sana.
"Setelah kami berkoordinasi dengan pengawas sekolah, kepala sekolah, guru dan teman sekelas serta sahabat korban, untuk alasan karena tugas-tugas sekolah itu kayaknya tidak masuk akal," kata kepala cabang Dinas Pendidikan Sulsel wilayah 2, Makassar-Gowa, Fitri Ary Utami yang dikonfirmasi, Senin malam ini, (19/10).
Dijelaskan, kejadian bunuh diri ini Sabtu pagi dan Minggu sore pihaknya baru dapat informasi. Saat itu juga langsung ke Kabupaten Gowa, rumah duka melayat sampaikan bela sungkawa mewakili kepala Dinas Pendidikan.
Saat itulah, kata Fitri, dirinya bertemu dengan pengawas sekolah, kepala sekolah dan guru korban.
"Kalau dikatakan alasan belajar daring jadi motif bunuh diri itu, justru yang ditemukan bahwa selama ini para siswa belajar lewat modul. Kepala sekolah korban menggandakan modul sesuai jumlah siswa, jadi bukan belajar daring,” tegas dia.
Mimpi Buruk
Selanjutnya, tambah Fitri, jika dikatakan karena tugas sekolah menumpuk, dirinya sudah tanya ke guru. Hasilnya, selama dua pekan, siswa hanya satu kali diberi tugas.
"Teman-teman korban juga menilai, siswi ini (Ms) tergolong santai, tidak terlalu pusing dengan tugas-tugas. Bahkan tidak pernah bahas tugas sekolah. Jadi rasanya tidak masuk akal kalau soal tugas sekolah," terang Fitri Ary Utami.
Dia memahami, soal tugas sekolah ini masih dugaan sementara dari kepolisian.
Tapi dia mengakui, motif bunuh diri ini masih simpang siur karena semuanya masih dalam pengembangan polisi. Namun begitu, ujar Fitri, pihaknya juga turut lakukan penelusuran dan ditemukan sejumlah dugaan motif.
"Sepekan sebelum meninggal dunia, empat hari berturut-turut siswi ini menangis karena mimpi buruknya dimandikan di keranda. Kepada orang tuanya juga pernah meminta motor trail karena dia tidak suka motor perempuan. Orang tuanya menyanggupi jika bisa menunggu, satu atau dua tahun lagi. Selain itu, kepada sahabatnya pernah curhat soal mantan kekasihnya yang punya pacar lagi. Tapi kita belum tahu, apakah karena mimpi buruk itu, motor trail atau masalah asmara," terang Fitri Ary Utami.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Gowa, AKP Jufri Natsir yang juga dikonfirmasi mengatakan, belum ada perkembangan penyelidikan hingga malam ini karena semua masih dalam pengembangan.
"Hingga malam ini, dugaan sementaranya masih soal tugas-tugas sekolah yang menumpuk. Tapi kita masih menelusuri, kumpulkan keterangan dan besok kita evaluasi hasil penelusuran," kata AKP Jufri Natsir.
(mdk/rnd)