Dokter Spesialis Paru di Nabire Meninggal Misterius, Keluarga Tak Tahu Hasil Autopsi
Kematian misterius dokter spesialis paru-paru, Mawarti Susanthy di Nabire, Papua Tengah masih menjadi pertanyaan bagi pihak keluarga. Apalagi keluarga Mawarti Susanthy mengaku masih belum mendapatkan hasil autopsi.
Kematian misterius dokter spesialis paru-paru, Mawarti Susanthy di Nabire, Papua Tengah masih menjadi pertanyaan bagi pihak keluarga. Apalagi keluarga Mawarti Susanthy mengaku masih belum mendapatkan hasil autopsi.
Kakak kandung Mawarti Susanthy, Hari Kurniawan mengaku tidak mengetahui hasil autopsi adiknya. Padahal, sebelumnya Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin menyebut sudah menerima hasil autopsi.
-
Dimana konsentrasi dokter spesialis di Indonesia? Dia mengatakan 59 persen dokter spesialis terkonsentrasi di Pulau Jawa. "Rata-rata semuanya dokter spesialis pada di Jawa dan di kota. 59 persen dokter spesialis itu terkonsentrasi di Pulau Jawa, 59 persen," ujarnya.
-
Kapan sebaiknya mencari bantuan dokter spesialis mata? Jika seseorang terus-menerus mengucek matanya atau mengalami gejala seperti penglihatan kabur, sensitivitas mata, mata merah, nyeri, atau masalah lainnya, itu tanda bahwa perlu berkonsultasi dengan dokter spesialis mata.
-
Apa profesi Putra Dokter Boyke, Dhitya Dian Nugraha? Mengikuti jejak sang ayah, Dhitya merupakan alumnus Universitas Indonesia. Namun, perjalanan akademisnya tidak berhenti di sana. Ia melanjutkan pendidikannya di luar negeri, tepatnya di Universiteit Leiden, Belanda, dari tahun 2017 hingga 2020 dengan mengambil jurusan psikologi.
-
Kapan dokter Soebandi gugur? Mengutip situs Begandring, dokter tentara sekaligus wakil komandan Divisi Damarwulan ini gugur ditembak tentara Belanda dalam sebuah penyergapan di Desa Karang Kedawung, Jember pada 8 Februari 1949.
-
Apa saja layanan medis yang dilayani oleh Dokter Terawan? "Prof Terawan Hanya melayani Tindakan Digital Substraction Angiography (DSA), dan Immunotherapy Nusantara," kata Okta.
-
Kenapa Jokowi meminta Kemenkes segera mengisi kekurangan dokter spesialis? "Tadi Pak Menkes sudah menyampaikan bahwa dokter umum masih kurang 124.000, dokter spesialis masih kurang 29.000. Jumlah yang tidak sedikit. Ini yang harus segera diisi," kata Jokowi dalam Peresmian Peluncuran Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan Penyelenggara Utama di Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta, Senin (6/5).
"Belum ada. Kalau kita lihat di media sudah ada di Menkes, cuma kami belum tahu hasilnya," ujarnya di rumah duka Jalan Mannuruki 2 Lr 1 Nomor 5, Kelurahan Gunung Sari, Kecamatan Tamalate, Makassar, Senin (14/3).
Hari juga mengaku pihak keluarga juga tidak mendapatkan proses penyelidikan dan penyidikan dari kepolisian. Ia sangat menyayangkan tidak adanya informasi didapatkan terkait penyelidikan kematian adiknya.
"Justru kami lebih banyak tahu dari media. Teman-teman media yang memberitakan, tidak ada dari polisi," keluhnya.
Hari menjelaskan kronologi adiknya ditemukan meninggal di rumah dinasnya pada Kamis (9/3). Hari menyebut pada saat itu seharusnya Mawarti seharusnya bertugas rutin sebagai dokter spesialis paru. Namun, hingga sore hari, adiknya tidak terlihat bertugas, sehingga rekan dokternya di RSUD Nabire mendatangi rumah dinas.
"Ketika diketok di rumah dinas tidak ada jawaban. Dan dokter ambil inisiatif mendobrak. Saat itu, melihat adik kami terbaring dalam kondisi meninggal dunia," bebernya.
Melihat Mawarti sudah tidak bernyawa, dokter tersebut langsung menelepon polisi. Dokter tersebut juga menelepon keluarga Mawarti.
"Mereka menelepon kami keluarga, dan foto kami terima itu yah adik terbaring dan ada selimut," kata dia.
Hari mengungkapkan saat tiba di Makassar, keluarganya melihat ada sejumlah luka lebam di tubuh Mawarti. Tak hanya itu, di leher Mawarti seperti ada bekas luka cekikan.
"Luka lebam seperti di pipi kanan. Ada kami lihat bekas cekikan di leher, tapi kami tidak tahu selebihnya, karena ada selimut (menutupi)," kata dia.
Hari juga menceritakan terakhir kali berkomunikasi dengan Mawarti pada tanggal 8 Maret 2023. Hari juga tidak mendapatkan firasat jika Mawarti meninggal dunia.
"Saya kan ulang tahun tanggal 8, cuma pada saat itu tidak ada ucapan selamat dari dia (Mawarti). Padahal biasanya, dia adalah orang paling cepat mengucapkan saat saya ulang tahun," sebutnya.
"Komunikasi terakhir juga biasa-biasa saja. Enggak tahu kalau dengan keluarga yang lain," sebutnya.
Selain itu, imbuh Hari, Mawarti tidak pernah menceritakan terkait keamanan di Nabire, khususnya gangguan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
"Bahkan saya yang biasa bertanya kalau mendengar berita di televisi adanya kejadian yang saya khawatirkan. Dia katakan tidak ada apa-apa, sehingga saya merasa memang betul dia merasa aman atau dia tidak mau kami merasa gelisah," ucapnya.
Hari berharap misteri kematian adiknya bisa cepat terungkap. Selain itu, jika benar adiknya korban pembunuhan, pelaku bisa ditangkap.
Sebelumnya, kematian dokter spesialis paru-paru di rumah dinasnya di Nabire, Papua Tengah, Mawartih Susantiy menjadi perhatian Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Apalagi, saat jasad dr Mawartih ditemukan dalam kondisi mulut berbusa dan ada luka lebam.
Budi menyampaikan duka cita atas meninggalnya dokter spesialis paru-paru satu-satunya di Kota Nabire, Papua Tengah tersebut. Budi menyampaikan kepada keluarga dr Mawartih bahkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan memastikan penyelidikan secara transparan.
"Pemerintah dalam hal ini, Kemenkes akan bekerja sama dengan kepolisian untuk memastikan bahwa penelitian dilakukan dengan transparan, terbuka, tidak ada yang ditutup-tutupi mengenai kasus ini," ujarnya saat mendatangi rumah duka di Jalan Malengkeri 2 Makassar, Senin (13/3).
Meski demikian, Budi mengaku membutuhkan waktu untuk mengungkap kematian dr Mawartih. Budi juga mengaku sudah mendapatkan data hasil sementara autopsi jasad dr Mawartih.
"Hasil autopsinya sudah saya ambil. Tapi masih menunggu beberapa hasil laboratorium lagi," kata dia.
Meski demikian, Budi enggan mengungkapkan hasil autopsi karena hal tersebut merupakan ranah keluarga dan kepolisian. Meski demikian, Budi menegaskan kasus ini akan dibuka secara transparan.
"Itu wewenang kepolisian untuk bisa mengumumkan (hasil autopsi). Tapi jaminan dari saya, bahwa ini akan dibuka secara transparan, karena itu juga diminta keluarga," tegasnya.
Rencananya, Budi akan bertemu dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono. Pertemuan tersebut untuk membahas soal keselamatan tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas di Papua.
"Jadi nanti kembali dari sini, saya harus ketemu juga dengan Pak Kapolri dan Panglima TNI, agar bagaimana kesehatan masyarakat harus kita jalankan dengan adil dan merata. Selain itu, harus disertai dengan jaminan keamanan yang baik bagi tenaga-tenaga kesehatan, demikian dokter-dokternya," bebernya.
(mdk/yan)