Dokter yang Meninggal usai Divaksinasi Covid-19 Ternyata Mengidap Penyakit Jantung
Kematian seorang dokter berinisial JF (49), yang diduga karena mengidap penyakit jantung, menjadi evaluasi dalam program vaksinasi Covid-19. Pasalnya, JF tewas selang 24 jam usai menerima vaksin Sinovac.
Kematian seorang dokter berinisial JF (49), yang diduga karena mengidap penyakit jantung, menjadi evaluasi dalam program vaksinasi Covid-19. Pasalnya, JF tewas selang 24 jam usai menerima vaksin Sinovac.
Juru bicara Penanganan Covid-19 Palembang Yudhi Setyawan mengungkapkan, sebelum divaksin, seseorang harus menjalani skrining dengan menjawab 13 pertanyaan yang menentukan boleh atau tidaknya vaksinasi.
-
Apa itu vaksin HPV? Vaksin HPV merupakan vaksin untuk mencegah infeksi human papillomavirus (HPV). HPV adalah virus yang dapat menyebabkan kutil kelamin dan berbagai jenis kanker di organ kelamin dan reproduksi, seperti kanker serviks, kanker penis, kanker anus, dan kanker tenggorokan.
-
Apa itu Vaksin Herpes Zoster? Vaksin Herpes ZosterSangat penting bagi masyarakat untuk melakukan pencegahan dengan mendapatkan vaksin Herpes Zoster. Hal ini agar kondisi seperti yang dijelaskan sebelumnya bisa dicegah. Vaksin Herpes Zoster sendiri perlu didapatkan oleh kelompok usia 50 tahun ke atas.
-
Bagaimana vaksin polio memberikan kekebalan terhadap virus? Vaksin bekerja dengan memperkenalkan virus yang dilemahkan atau sudah mati ke dalam tubuh manusia. Dalam respons terhadap vaksinasi tersebut, tubuh akan menghasilkan antibodi untuk melawan virus polio.
-
Apa yang dimaksud dengan vaksinasi untuk kucing? Vaksinasi adalah salah satu cara untuk melindungi kucing dari berbagai penyakit menular.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan vaksin HPV diberikan? Vaksin HPV idealnya diberikan kepada anak usia 9–14 tahun yang belum aktif secara seksual. Vaksin ini juga dapat diberikan kepada remaja dan orang dewasa usia 15–26 tahun yang belum pernah atau belum mendapatkan vaksin HPV secara lengkap.
Vaksinasi tidak dilakukan jika calon penerima vaksin mengidap penyakit jantung, hipertensi, ginjal, dan hati, serta beberapa penyakit lain seperti yang tercantum dalam pertanyaan nomor 5-11.
"Itu daftar pertanyaan saat skrining sebelum diberikan vaksin. Pertanyaan wajib dijawab dengan jujur karena menentukan vaksinasi atau tidak," ungkap Yudhi, Senin (25/1).
Terkait kasus JF, ada dua kemungkinan dia tetap diberikan vaksinasi meski memiliki riwayat penyakit jantung. Yakni yang bersangkutan tidak jujur dalam menjawab pertanyaan dan tidak merasakan atau menyadari memiliki penyakit jantung.
"Petugas kemungkinan sudah menanyakan ini karena disesuaikan dengan list yang ditetapkan Kemenkes," kata dia.
Menurut dia, tenaga kesehatan dan masyarakat umum harus memahami secara jelas isi dari 13 pertanyaan tersebut. Calon penerima vaksin tidak boleh memaksakan kehendak tetap divaksin jika tidak memenuhi persyaratan.
"Harusnya memang betul-betul paham riwayat penyakit kita," ujarnya.
Dari peristiwa ini, Yudhi menyebut masih banyak kajian dan penelitian lanjutan terkait program vaksinasi. Terlebih vaksinasi hanya dilakukan berdasarkan kejujuran dari calon penerima vaksin tanpa pemeriksaan rekam jantung atau lainnya terlebih dahulu.
"Betul (perlu dikaji). Sampai sekarang sesuai juknis dari Kemenkes hanya anamnesa atau ditanya," kata dia.
Dia menambahkan, hubungan imunisasi Covid-19 dan penyakit jantung belum diketahui. Hal ini hanya berdasarkan uji coba vaksin di Jawa Barat yang diketahui orang-orang yang dengan kelompok risiko tidak masuk dalam sampel penelitian sehingga efek atau akibatnya belum diketahui.
"Kaitan antara imunisasi Covid-19 dan penyakit jantung juga belum jelas, karena belum pernah dilakukan penelitian," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, warga Jalan Sultan Mansyur, Kelurahan Bukit Lama, Kecamatan Ilir Barat I, Palembang, geger dengan penemuan mayat di dalam mobil yang terparkir di salah satu minimarket, Jumat (22/1) malam. Korban diketahui seorang pria berstatus sebagai dokter berinisial JF (49).
Korban pertama kali ditemukan oleh pegawai minimarket yang curiga mobil jenis Toyota Rush tak kunjung pindah sejak pagi. Malam harinya dia mengecek isi mobil dan ternyata korban sudah tewas di dalamnya.
Polisi segera mendatangi TKP untuk mengevakuasi korban ke kamar mayat Rumah Sakit M Hasan Bhayangkara Palembang. Dokter forensik telah menyelesaikan proses visum dan menemukan penyebab kematiannya.
Dokter forensik RS M Hasan Bhayangkara Palembang Indra Nasution menjelaskan, korban tewas karena sakit. Diperkirakan korban mengembuskan napasnya sejak Jumat pagi atau belum 24 jam sebelum ditemukan lantaran otot tubuhnya belum kaku.
Dari hasil pemeriksaan ulang, tim forensik menemukan bintik pendarahan yang disebabkan kekurangan oksigen di daerah mata, wajah, tangan, dan dada. Temuan itu menyimpulkan dugaan penyebab kematiannya.
"Korban meninggal dunia karena sakit jantung," ungkap Indra, Sabtu (23/1).
Dia mengakui korban menjalani vaksinasi Sinovac sehari sebelum tewas. Dia menilai vaksinasi itu tidak berhubungan terhadap penyebab kematiannya.
"Vaksin kan disuntikkan, jika disuntik reaksinya lebih cepat dan juga matinya lebih cepat juga. Saya kira, tidak benar korban meninggal karena divaksin," kata dia.
Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi mengungkapkan, saat ditemukan wajah korban membiru, pendarahan pada bola mata, tangan, dada, kaki, dan ada tanda kebiruan di bibir dan wajah. Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuhnya.
"Hasil forensik, almarhum meninggal karena kekurangan oksigen akibat ada penyakit jantung," ungkap Supriadi, Senin (25/1).
Kesimpulan pemeriksaan itu juga berdasarkan temuan di TKP. Korban ditemukan dalam posisi terlungkup ke kiri dengan tangan memegang dada kiri dan ditemukan obat jantung jenis Nitrokaf Retard berisi 10 kapsul dan sudah terpakai sebanyak satu kapsul.
"Tiga bulan sebelum tewas, korban mengalami nyeri dada berat dan berobat dengan ahli penyakit jantung," ujarnya.
Supriadi menjelaskan, korban menerima suntik vaksin Sinovac di Puskesmas 1 Ulu Palembang, Kamis (21/1) pukul 10.06 WIB. Sementara korban ditemukan tewas di dalam mobil dan dilanjutkan dengan pemeriksaan pada Sabtu (23/1) pukul 01.07 WIB.
"Dari CCTV, mobil korban terparkir pada Jumat (22/1) pukul 08.05 WIB, dan korban meninggal dunia dugaannya rentang waktu pukul 13.00-15.00 WIB. Atau jarak vaksinasi dengan kematian sekitar 26 jam," kata dia.
Dari hasil koordinasi dengan Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), kata dia, didapat keterangan bahwa kejadian syok anafilatif pasca imunisasi dapat diabaikan sebagai sebab kematian karena waktu terjadinya syok anafilatif berkisar 1-2 jam setelah vaksin. Sementara korban tewas lebih dari 24 jam usai menjalani vaksinasi.
"Karena itu kami tegaskan bahwa kematian korban tidak ada kaitannya dengan vaksinasi corona," tegasnya.
Baca juga:
Polisi Pastikan Dokter Tewas dalam Mobil Bukan karena Vaksin Covid-19
Dokter di Palembang Ditemukan Tewas di Dalam Mobil
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Ditemukan Tewas dengan Parang Menancap di Perut
WNA Slovakia di Denpasar Tewas Dibunuh Mantan Pacar
Polda Riau: Haji Permata Alami 5 Luka Tembak di Tubuh, Meninggal di Atas Speedboat