Dosen dan Relawan Ini ajak Stakeholder Bantu Pemerintah Atasi Kekeringan di Sejumlah Wilayah RI
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi, fenomena El Nino akan berlanjut sampai Februari tahun 2024.
BMKG mengungkapkan Kekeringan dampak dari El Nino.
Dosen dan Relawan Ini ajak Stakeholder Bantu Pemerintah Atasi Kekeringan di Sejumlah Wilayah RI
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi, fenomena El Nino akan berlanjut sampai Februari tahun 2024. El Nino saat ini menyebabkan sebagian besar wilayah Indonesia masuk musim kemarau.
Saat ini masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia mengalami kesulitan mendapatkan air bersih yang merupakan kebutuhan dasar sehari-hari.
- Karhutla Belum Usai, Sumsel Mulai Diintai Bencana Banjir dan Longsor
- Tak Mau Kecolongan, Begini Cara Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan Cegah Banjir jelang Musim Hujan
- Salju Abadi di Papua Terancam Punah Akibat Fenomena El Nino
- VIDEO: BMKG Waspada Puncak El Nino Agustus-September 2023 Sebabkan Kekeringan hingga Banjir
Pemda Tangerang mencatat setidaknya ada 12 dari 29 kecamatan yang dilanda kekeringan. Adapun 12 Kecamatan yang mengalami kekeringan di Kabupaten Tangerang, di antaranya adalah Kecamatan, Jambe, Kemeri, Mekar Baru, Balaraja, Cisauk, Legok, Gunung Kaler, Kosambi, Panongan, Jayanti, Pakuhaji dan Kecamatan Tigaraksa.
Kondisi kekeringan di berbagai wilayah Indonesia membuat Dr. Hidayat yang merupakan Dosen dan Relawan kemanusiaan menginisiasi Gerakan Air untuk Kemanusiaan. Gerakan ini bertujuan mengajak masyarakat turut serta membantu wilayah di Indonesia yang kekeringan dan membutuhkan air bersih melalui platform crowdfunding kitabisa.com.
"Ketika situasi bencana kekeringan seperti saat ini, kita perlu memperkuat kolaborasi dari berbagai stakeholder dan turut serta berpartisipasi membantu pemerintah. Program kemanusiaan yang kami lakukan ini bukan program pertama, sebelumnya Saya dan tim membuat Gerakan Oksigen untuk Kemanusiaan dan Ambulance untuk Kemanusiaan."
kata Dosen yang mengajar di LSPR Institute.
Menurut Dosen yang mempunyai keahlian di bidang Komunikasi Bencana dan Pembangunan Masyarakat ini, kekeringan harus direspons dengan segera agar tidak menimbulkan berbagai persoalan sosial di lingkungan masyarakat.
Sementara itu, BMKG mengimbau untuk mengantisipasi berkurangnya curah hujan di wilayah Indonesia dan berpotensi menimbulkan kekeringan meteorologis, masyarakat dapat melakukan hal-hal berikut:
a. Memanfaatkan hujan yang masih mungkin turun pada masa sekarang melalui gerakan panen hujan.
b. Memasifkan gerakan hemat air.
c. Menyiapkan tempat-tempat cadangan air untuk keperluan kebutuhan air pada masa puncak kemarau nanti.
BMKG merekomendasi panduan untuk perencanaan dan kegiatan pembangunan pada sektor yang terkait atau terdampak oleh fenomena iklim. Langkah-langkah antisipasi yaitu:
a. Melakukan langkah antisipatif pada daerah-daerah yang berpotensi mengalami curah hujan dengan kategori rendah yang dapat memicu kekeringan dan dampak lanjutannya.
b. Meningkatkan optimalisasi fungsi infrastruktur sumber daya air untuk memastikan kehandalan operasional waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya untuk pengelolaan curah hujan dan penggunaannya di saat musim kemarau.
c. Melakukan langkah persiapan terhadap potensi adanya kebakaran hutan dan lahan berkaitan dengan curah hujan kategori rendah pada musim kemarau.
merdeka.com