DPR bakal ajak Menag bahas dakwah Gus Miftah di diskotek
DPR bakal ajak Menag bahas dakwah Gus Miftah di diskotek. Meskipun yang dilakukan Gus Miftah, kata Politikus PAN ini tidak salah, tetapi perlu ada pedoman yang bersifat khusus. Terutama dalam hal beretika. Ali pun menyarankan MUI untuk memanggil dan meminta penjelasan dari Gus Miftah.
Ketua Komisi VIII Ali Taher mengatakan akan membahas fenomena KH Miftah Maulana Habibburahman atau Gus Miftah yang berceramah, salawat, dan salat berjemaah di tempat hiburan malam. Fenomena itu, kata dia, akan dibahas dengan Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin, sebab yang dilakukan Gus Miftah menyangkut kenyamanan masyarakat lainnya.
"Akan dibahas karena itu kan menyangkut rasa kenyamanan bagi setiap warga negara," kata Ali di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (13/9).
-
Apa yang terjadi di video yang viral? Video berdurasi 20 detik tersebut memperlihatkan seseorang yang diklaim sebagai Gibran yang sedang menggendong bayi sambil mengumandangkan takbir.
-
Apa yang diubah dari lagu Halo-Halo Bandung dalam video viral itu? Pada video yang viral itu, judul lagu Halo-Halo Bandung diubah jadi Hello Kuala Lumpur.
-
Kenapa video tersebut viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet."YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud," tulisnya di awal video yang diunggahnya.
-
Mengapa konten video Jakarta di masa depan menjadi viral? Karena kreativitasnya, postingan @fahmizan kemudian menjadi viral dan di repost oleh banyak akun di berbagai sosial media.
-
Apa yang terjadi dalam video viral tersebut? Video yang menampilkan seorang sopir truk video call dengan keluarga dan menyatakan tak memperbolehkan anaknya jadi polisi viral di media sosial. Video itu diambil di depan kantor Polsek Tebo Tengah, Kabupaten Tebo, Jambi.
-
Kapan siaran Trijaya FM yang viral terjadi? Program Hot Topik Petang Trijaya Fm Jakarta mendadak jadi perbincangan di media sosial. Seorang warganet mengunggah kejadian menegangkan sekaligus haru dialami penyiar Gaib Maruto dan Margi Syarif saat melakukan live interaktif di hari Selasa (14/5) pukul 16.00 Wib.
Fenomena itu, lanjut Ali, juga akan dibahas oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Karena, tambahnya yang diberikan ceramah dalam kelab malam tidak semuanya beragama Islam.
"Nah nanti kita akan mencoba berbicara lebih dalam dengan kementerian agama khususnya dirjen bimas Islam serta MUI kita dengar pendapatnya bagaimana supaya menyikapi itu," ungkapnya.
"Yang paling penting kan ada kerekaan hati dari para pendengar para audiensnya supaya merasa tidak terganggu, karena yang didakwah itu kan belum tentu agamanya Islam. Tetapi kan bermacam-macam," sambungnya.
Meskipun yang dilakukan Gus Miftah, kata Politikus PAN ini tidak salah, tetapi perlu ada pedoman yang bersifat khusus. Terutama dalam hal beretika. Ali pun menyarankan MUI untuk memanggil dan meminta penjelasan dari Gus Miftah.
"Saya kira makanya diperlakukan etika itu, maka etika itu yg memiliki kewenangan atau otoritas untuk menyatakan iya atau tidak itu kan MUI. Maka sebaiknya MUI mengambil inisiatif untuk memanggil sekaligus mendengar latar belakang kenapa pak kiai itu menyampaikan dakwah di tempat-tempat umum yang kebetulan tempat diskotek," ucapnya.
Baca juga:
Kisah Gus Miftah dapat ancaman pertama kali dakwah di Sarkem
Gus Miftah disarankan konsultasi dengan MUI soal syariat berselawat di kelab malam
Komisi VIII puji Gus Miftah, namun ingatkan tak hanyut gemerlap dunia malam
Selain berdakwah, Gus Miftah juga biasa salat berjemaah di kelab malam
Ketua Dakwah MUI: Bersalawat tak menutup aurat mengurangi etika dan tak sopan
Gus Miftah sudah belasan tahun ceramah di kelab malam dan lokalisasi