Drone Emprit: Masyarakat Jadikan Media Mainstream Sebagai Legitimasi Opininya
"Saya tidak suka Pak presiden saya cari link berita yang negatif terhadap Pak Presiden saya masukkan di akun sosmed saya saya ngomong statement tidak suka presiden dengan legitimasi sumber berita tersebut," urai dia.
Senior Analyst Drone Emprit Yan Kurniawan mengungkapkan bahwa media massa atau media mainstream masih menjadi sumber informasi bagi masyarakat. Namun, berita-berita yang diproduksi media mainstream hanya dijadikan sebagai alat legitimasi semata atas keyakinan.
Sebagai gambaran, seseorang sudah memiliki keyakinan atau sikap tertentu terhadap pemerintah. Entah menyukai atau tidak menyukai pemerintah.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Apa yang Soeharto katakan tentang berita hoaks yang mengarah ke Tapos? Memberitakan dengan tujuan negatif, karena mereka tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya dari Tapos ini," jelas Soeharto dikutip dari akun Instagram @jejaksoeharto. Karena memikirkan ini peternakan dari Presiden, padahal bukan peternakan Presiden, ini sebenarnya punya anak-anak saya yang saya mbonceng untuk mengadakan riset dan penelitian," kata Soeharto menambahkan.
-
Siapa yang dipolisikan terkait dugaan penyebaran hoaks? Polda Metro Jaya diketahui mengusut dugaan kasus menyebarkan hoaks Aiman lantaran menuding aparat tidak netral pada Pemilu 2024.
-
Siapa yang diklaim sebagai tersangka yang dilepaskan dalam berita hoaks? Berita yang beredar mengenai kepolisian yang membebaskan tersangka pembunuhan Vina Cirebon bernama Pegi karena salah tangkap adalah berita bohong.
-
Mengapa video di Youtube yang menampilkan Erick Thohir dan DPR RI dikatakan Hoaks? Dari awal hingga akhir video tidak ada pembahasan soal Erick Thohir dan DPR sepakat untuk membongkar kasus-kasus dari Presiden jOkowi. Sehingga narasi tersebut adalah hoaks dan tidak dapat dibuktikan.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
"Pola masyarakat melihat media pertama sebagai alat legitimasi dia untuk membenarkan opini," ujar dia dalam diskusi Trijaya FM, Sabtu (23/10).
Ketika yang bersangkutan hendak menyampaikan opininya, dia akan mengambil produk berita media mainstream. Berita itu dijadikan sebagai legitimasi untuk mendukung opininya.
"Saya tidak suka Pak presiden saya cari link berita yang negatif terhadap Pak Presiden saya masukkan di akun sosmed saya saya ngomong statement tidak suka presiden dengan legitimasi sumber berita tersebut," urai dia.
Hal tersebut berbeda dengan media partisan yang secara jelas mengambil sikap. Misalnya ada media yang sudah pasti arahnya mendukung pemerintah atau menjadi oposisi. "Tapi kalau media mainstream terombang-ambing tergantung selera publik," jelas dia.
"Jadi bisa dibilang posisi media di sosmed tergantung dari apa yang dia konsumsi dan dia yakini," katanya.
Baca juga:
Drone Emprit: Pola Hoaks, Isu Kesehatan Sebar Ketakutan & Politik soal Keberpihakan
CEK FAKTA: Hoaks, Undangan Seminar Mengatasnamakan LAN RI
CEK FAKTA: Hoaks, KPK Temukan Uang Suap Rp5 Miliar di Rumah Novel Baswedan
CEK FAKTA: Hoaks, Situs Daftar Barang Lelang Pegadaian
Jasa Marga Pastikan Informasi Rekrutmen Beredar Saat ini Hoaks, ini Alasannya