Dua Korban Meninggal Kecelakaan Maut di Balikpapan Warga Cilegon
Kedua korban bernama Jhon Efendi Harahap (38) warga Citangkil Cilegon dan Juni Dedi Ricardo Saragih (44) warga Gedong Dalem, Jombang Cilegon.
Dua korban meninggal kecelakaan maut di Balikpapan, Kalimantan Timur, pada Jumat (21/1) pagi, merupakan warga Cilegon, Banten. Kedua korban bernama Jhon Efendi Harahap (38) warga Citangkil Cilegon dan Juni Dedi Ricardo Saragih (44) warga Gedong Dalem, Jombang Cilegon.
"Benar, ada 2 korban laka lantas di Kaltim yang merupakan penduduk Cilegon," kata Kabid Humas Polda Banten AKBP Shinto Silitonga dalam keterangannya, Jumat (21/1).
-
Apa itu Mobil Ketek? Mobil Ketek sendiri bentuknya seperti mobil berbodi jip, kemudian dengan tambahan aksen kayu. Transportasi tersebut populer pada tahun 1960-1980-an.
-
Apa makna dari kata "mobil" ? Kata "mobil" memiliki dua arti, yakni kendaraan dan kemampuan untuk bergerak dengan mudah.
-
Kapan mobil itu ditabrakkan bocah ke tembok? Ternyata kejadian yang sempat menjadi tontonan pengunjung mall itu, terjadi pada hari Minggu, (21/4) lalu untuk lokasinya berada di Mall Of Indonesia (MOI).
-
Mobil apa yang ditabrakkan bocah itu ke tembok? Berdasarkan data yang dihimpun, mobil yang ditabrakkan bocah itu adalah mobil listrik merk Chery Omoda E5 yang ditaksir harganya sekitar Rp488 juta.
-
Kerusakan mobil seperti apa yang bikin montir sakit kepala? Level Rusak Mobil Ini Sudah Sangat Ohio, Bikin Montir Sakit Kepala Situasi rungkad seperti ini benar-benar menguji mental montir.
-
Mobil apa yang bikin galau? Mobil apa yang bikin galau? Jawab: Mobilang sayang, tapi takut ditolak.
Shinto mengatakan, kedua korban sempat dibawa ke rumah sakit Kanujoso, Balikpapan. Namun nyawa keduanya tak tertolong.
Dia menambahkan, saat kejadian kedua korban sedang berboncengan motor. Menurut Shinto, pihak keluarga Jhon masih menunggu kedatangan jenazah di kediamannya. Sedangkan untuk jenazah Juni dikabarkan telah berangkatkan ke Medan.
"Sesuai dengan informasi dari Ditlantas Polda Kaltim, diketahui kedua korban tersebut menggunakan motor dalam posisi berboncengan," kata Shinto.
Empat Korban Jiwa
Polisi sebelumnya memperbarui data korban kecelakaan maut di Balikpapan, Jumat (21/1) pagi. Dari data terbaru yang dirilis Polisi, empat orang meninggal akibat kecelakaan beruntun itu. Satu orang masih dalam kondisi kritis. Sedangkan yang luka-luka bertambah jumlahnya menjadi 21 orang.
Dari 21 orang luka, empat orang mengalami luka berat. Sebanyak 17 orang mengalami luka ringan. "Info terakhir update korban hasil koordinasi dengan Kabid Humas Kaltim," ungkap Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo, Jumat (21/1).
Polisi juga telah mengamankan sopir truk yang menyebabkan terjadinya kecelakaan beruntun di Balikpapan. Peristiwa itu terjadi di Simpang Muara Rapak, Balikpapan, Kalimantan Timur. Menurut pengakuan sopir, kecelakaan terjadi karena rem yang tidak berfungsi maksimal.
"Keterangan sopir truk tronton, pompa angin rem tidak berfungsi sehingga menyebabkan terjadinya rem blong," tutur Dedi Prasetyo.
Satu Korban Meninggal Dibawa Pulang Keluarga
Polisi menyebut satu korban meninggal akibat kecelakaan maut di lampu merah simpang Muara Rapak Balikpapan, Kalimantan Timur, sudah dibawa pulang pihak keluarga. Kecelakaan maut itu sebelumnya memakan empat korban jiwa.
"Yang meninggal informasi terkahir tadi 1 yang sudah dibawa pulang ke rumah," kata Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Yusuf Sutejo saat dihubungi merdeka.com, Jumat (21/1).
Yusuf mengatakan, untuk korban luka saat ini masih menjalani perawatan di rumah sakit. Korban yang masih menjalani perawatan di rumah sakit mencapai 26 orang.
"Tadinya kan 28 luka ringan, sudah pulang jadi 26. Kalau nambah insya Allah enggak ada, berkurang iya," kata dia.
Gelar Perkara
Polisi sore ini bakal menggelar olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kecelakaan maut tronton di lampu merang simpang Muara Rapak, Balikpapan. Oleh TKP dilakukan polisi untuk mengetahui penyebab kecelakaan yang memakan empat korban jiwa tersebut.
"(Selain rem blong) Enggak ada sih belum ada, yang jelas polisi tadi pagi lakukan olah TKP awal. Sore ini akan dilakukan olah TKP dengan menggunakan metode TAA (Traffic Analisys Acident) nanti di situ bisa diukur, ketinggian dan kemiringan jalan tersebut, keterbukaan jalan biasa," kata dia.
Yusuf mengatakan, olah TKP menggunakan metode Traffic Accident Analysis (TAA) guna mengetahui secara pasti penyebab kecelakaan tersebut. "Nanti bisa diukur, terus percepatan dan pelambatannya pengeraman. Kan bisa dibuktikan, apakah benar remnya blong atau gimana. Sehingga nanti bisa juga dibuktikan, nanti bisa diketahui dengan metode tersebut," ujar dia.
(mdk/gil)