Dua Teroris Papua Pimpinan Fernando Worabai Menyerahkan Diri
Dua orang simpatisan Kelompok Separatis Teroris (KST) kelompok Fernando Worabai menyerahkan diri. Keduanya berinisial EW dan EJR, yang menyerahkan diri ke Kantor Unit Intel Kodim 1709/YW.
Dua orang simpatisan Kelompok Separatis Teroris (KST) kelompok Fernando Worabai menyerahkan diri. Keduanya berinisial EW dan EJR, yang menyerahkan diri ke Kantor Unit Intel Kodim 1709/YW.
"Penyerahan diri EW dan EJR ini merupakan hasil pendekatan Kodim 1709/Yawa, Polres Serui dan Komuniti Intel selama ini kepada para simpatisan," kata Danrem 173/PVB Brigjen TNI Iwan Setyawan dalam keterangannya, Kamis (14/10).
-
Kenapa situasi baku tembak di Papua semakin memanas? Anggota Brimob dan TNI pun kerap terlibat baku tembak dengan para teroris di Papua yang semakin lama mulai berani menyerang TNI dan Polri yang berjaga di sana.
-
Apa yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Papua? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Kenapa konflik Papua semakin meningkat, meskipun pembangunan di wilayah tersebut digalakkan? Sekretaris Gugus Tugas Papua UGM Arie Ruhyanto mengatakan bahwa angka kekerasan di Papua meningkat di tengah gencarnya proses pembangunan oleh pemerintah.
-
Bagaimana cara menyelesaikan konflik Papua, menurut para akademisi dan ahli? Semua itu dilakukan melalui pendekatan pengakuan hak sipil politik, ekonomi sosial budaya, memperkuat pendidikan untuk kesadaran hak, dan memperkuat kualitas SDM anak muda dengan pendidikan adat dan pendidikan nasional.
-
Apa yang ditemukan di Papua yang viral di TikTok? Viral di TikTok Ditemukan di Papua Penemuan tank yang terpendam di dalam tanah ini diketahui berlokasi di Sarmi Kota, Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua. Indonesia.
-
Kodok baru apa yang ditemukan di Papua Barat? Spesies baru itu dikenali berbeda berdasarkan ukuran, warna, bentuk tubuh, dan garis-garis di tangannya.
Saat menyerahkan diri, keduanya juga membawa sejumlah barang bukti yang selama disimpannya seperti empat pucuk senjata laras penjang non organik, dua pucuk senjata laras pendek non organik, empat buah rangkaian laras non organik, satu HT Kenwood beserta charger.
"Amunisi tajam Kaliber 7,62 mm 11 butir, amunisi tajam Kaliber 5,56 mm 19 butir, amunisi hampa Kaliber 5,56 mm 19 butir, amunisi hampa Kaliber 3,8 mm 48 butir, bendera Bintang Kejora 7 lembar, surat dokumen deklarasi Partai Persatuan Papua dan Partai Demokrat Papua satu rangkap," sebutnya.
"Kalung menandakan persatuan Papua Merdeka satu buah dan tas noken yang digunakan untuk menyimpan bendera Bintang Kejora dan dokumen satu buah," sambungnya.
©2021 Istimewa
Selain itu, dalam penerimaan dua simpatisan itu Iwan didampingi Kasiter Kasrem 173/PVB Letkol Inf Usep Setyawan, Dandim 1709/YW Letkol Inf Leon, Kapolres Kep Yapen AKBP Naharudin da Kajari Negeri Serui Marcello Bellah, pada Rabu (13/10) sekira pukul 14.00 Wit.
"Dalam pertemuan tersebut kedua simpatisan menyampaikan bahwa penyerahan diri mereka dikarenakan timbulnya kesadaran tentang perjuangan Papua Merdeka adalah omong kosong belaka," jelasnya.
"Mereka menyakini Papua merupakan bagian dari NKRI, terbukti dengan begitu banyaknya pembangunan yang sudah dilaksanakan. Apalagi dengan melihat kemeriahan PON XX di Papua, semakin menyakinkan bahwa Papua merupakan bagian NKRI," tambahnya.
Sehingga, hal itulah yang memutuskan mereka untuk menyerahkan diri dan beberapa barang bukti yang selama ini telah mereka simpan.
"Mereka menyadari barang-barang tersebut justru akan menyebabkan banyak masalah," ujarnya.
©2021 Istimewa
Dengan adanya penyerahan diri dari dua orang tersebut, Fernando Worabai diimbau untuk kembali ke NKRI dan melupakan rasa sakit hatinya karena pernah gagal saat masuk kepolisian.
"Saatnya untuk memikirkan masa depan anak-anaknya yang akan menjadi generasi penerus Papua, yang mungkin dapat meneruskan cita-cita Fernando Worabai untuk menjadi polisi atau tentara," ungkapnya.
Lalu, terkait dengan penyerahan diri terhadap keduanya itu. Mereka tak ingin identitasnya itu disebarluaskan.
"Kedua mantan simpatisan tidak menginginkan identitas diri mereka dipublikasikan untuk menjaga keamanan diri mereka dan keluarga," tutupnya.
Baca juga:
Menteri PPPA Minta Pemda Beri Perhatian Nakes Korban Penyerangan di Kiwirok
Polri Selidiki Penemuan 600 Butir Amunisi di Timika
Kronologi Penembakan Tukang Ojek oleh OTK di Puncak Papua
Tukang Ojek Ditembak OTK di Puncak Papua
Rekonstruksi Kasus Penyerangan Pos Ramil Maybrat, 93 Adegan Diperagakan
Polisi Diminta Jamin Keamanan Warga dan Tangkap Dalang Kerusuhan di Yahukimo