Dulu teriak Ahok korupsi, Taufik-Lulung tak galak kolega diciduk KPK
Lulung sebut Sanusi tidak banyak omong dia juga low profile," ujar Lulung.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana alias Lulung dan Wakil Ketua DPRD Jakarta, Mohamad Taufik tak banyak berkomentar saat koleganya Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, M Sanusi ditetapkan sebagai tersangka suap PT Agung Podomoro Land (APL) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Keduanya kehilangan taring saat menyoroti tindak pidana rasuah yang menyeret koleganya itu. Apa lagi, M Taufik tidak banyak berbicara saat KPK melakukan penahanan terhadap adik kandungnya tersebut.
-
Apa yang jadi dugaan kasus KPK? Pemeriksaan atas dugaan pemotongan dan penerimaan uang, dalam hal ini dana insentif ASN Bupati Sidoarji Ahmad Muhdlor Ali diperiksa KPK terkait kasus dugaan pemotongan dan penerimaan uang, dalam hal ini dana insentif ASN di lingkungan BPPD Pemkab Sidoarjo.
-
Siapa yang ditahan oleh KPK? Eks Hakim Agung Gazalba Saleh resmi ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Kamis (30/11/2023).
-
Apa yang dilakukan anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta saat rapat paripurna? Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Cinta Mega kedapatan tengah bermain game slot saat rapat paripurna penyampaian pidato Penjabat (Pj) Gubernur terhadap Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2022 di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Kamis (20/7).
-
Bagaimana TKN Prabowo-Gibran menanggapi putusan DKPP? Meski begitu, dia menyampaikan TKN Prabowo-Gibran menghormati keputusan DKPP. Namun, kata dia keputusan tersebut tidak bersifat final.
-
Bagaimana KPK mengembangkan kasus suap dana hibah Pemprov Jatim? Pengembangan itu pun juga telah masuk dalam tahap penyidikan oleh sebab itu penyidik melakukan upaya penggeledahan. "Penggeledahan kan salah satu giat di penyidikan untuk melengkapi alat Bukti," ujar Alex.
-
Apa yang diuji coba oleh Pemprov DKI Jakarta? Penjelasan Pemprov DKI Uji Coba TransJakarta Rute Kalideres-Bandara Soekarno Hatta Dikawal Patwal Selama uji coba dengan menggunakan Bus Metro TransJakarta dikawal dengan petugas Patwal hingga ada penutupan sementara di beberapa persimpangan Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta menjajal langsung TransJakarta menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang dimulai dari Terminal Kalideres.
Sikap yang ditunjukkan Lulung dan Taufik ini jelas berbeda sebelum Sanusi ditangkap dan ditahan KPK. Dulu, dua orang itu selalu berteriak lantang saat disinggung kasus dugaan rasuah. Terlebih, bila kasus korupsi itu menyinggung Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama.
Belum lupa ingatan publik, tiga serangkai yang terdiri dari Lulung, Taufik dan Sanusi kerap menuding Ahok koruptur. Sakin ngebetnya ingin Ahok di bui, Lulung dan Taufik menyambangi lembaga hukum KPK dan Bareskrim.
Keduanya menyerahkan berkas yang diklaimnya memenuhi bukti-bukti kuat jika Ahok melakukan korupsi. Mereka mendesak KPK atau Bareskrim menyeret Ahok di kasus dugaan korupsi Rumah Sakit (RS) Sumber Waras.
Bahkan, sebelum menyandang status tersangka di lembaga antirasuah, Sanusi menuding KPK lamban mengusut kasus korupsi sejak ditinggal mantan Plt Ketua KPK, Taufiequrachman Ruki. Sanusi juga menuduh lima pimpinan KPK yang baru menjabat main mata dengan Ahok sehingga RS Sumber Waras tidak diusut.
Saat pertama kali ditangkap, Taufik mengaku kaget. Politikus Gerindra itu tak menyangka jika adiknya terjaring operasi tangkap tangan (OTT) KPK.
"Seperti kita tahu bahwa ada peristiwa OTT dilakukan KPK kemarin. Jujur kami terkejut setelah ditelusuri ternyata anggota Gerindra kebetulan adik saya, terkejut," kata Taufik di Gedung DPRD DKI.
Senada dengan Taufik, Lulung juga mengaku kaget dengan penangkapan Sanusi oleh KPK. Menurut dia, Sanusi adalah sosok orang yang baik dan sederhana.
"Orang kan kita enggak tahu ya, (Sanusi) orangnya baik, enggak banyak omong dia juga low profile," ujar Lulung.
"Iya kita enggak tahu lah namanya orang. Saya aja yang kelihatannya galak aja aslinya baik," timpak Lulung.
Bukan hanya itu, pembelaan keduanya terus berlanjut saat Ahok menyebut gaya hidup Sanusi memang glamour. Lulung bersikeras bahwa kehidupan Sanusi sangat sederhana. Diklaim dia jam tangan milik Sanusi yang disebut-sebut seharga miliaran rupiah palsu.
"Kalau pakai jam saya lihat jam palsu semua. Kan saya jago jam juga, dari kecil jago jam," kilah Lulung.
Tak sampai di situ, Lulung dan Taufik terus menunjukkan perbedaan sikapnya menanggapi kasus dugaan korupsi yang menyeret Sanusi. Dulu keduanya teriak-teriak Ahok main mata dengan KPK terkait kasus korupsi.
Kini, dua pimpinan dewan DKI Jakarta itu memuji KPK dan menyebut lembaga antirasuah bekerja profesional. Keduanya, menyerahkan sepenuhnya kasus dugaan korupsi yang menyeret Sanusi ke KPK.
"Serahkan semuanya ke proses hukum KPK, KPK bekerja profesional tanpa tekanan apa-apa. Sehingga seperti menjadi KPK yang kita harapkan," pungkas Taufik.
Baca juga:
Ini uang suap Rp 1,1 miliar hasil OTT anggota DPRD DKI M Sanusi
Raja properti Agung Podomoro dalam pusaran suap DPRD DKI
Demokrat: Ini nuansa jelang Pilkada, jangan main api nanti kebakaran
Sanusi ditangkap, Lulung pesan ke DPRD 'yuk kembali ke sumpah kita'
Selama berteman, Lulung nilai Sanusi sosok yang baik
Mengenal Sanusi, politikus Gerindra paling vokal di DPRD diciduk KPK