Eks Kapolri sarankan pemerintah temui tokoh yang disegani Abu Sayyaf
Da'i Bachtiar menyarankan agar dilakukan pendekatan secara personal.
Mantan Kapolri Jenderal (Purn) Da'i Bachtiar menyarankan agar pemerintah tidak mengeluarkan uang untuk menebus 10 warga negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok Abu Sayyaf. Hal yang harus dilakukan yaitu mencari siapa tokoh kelompok Abu Sayyaf.
"Temui tokoh yang diterima pemerintah dan Abu Sayyaf. Cari dan temui tokoh itu," kata Da'i ditemui usai Wisuda Universitas Pancasila Semester Gasal tahun 2015/2016, Selasa (12/4).
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Bagaimana tanggapan Polri terkait kasus Aiman Witjaksono? "Nanti kita konfirmasi dengan Polda Metro, yang jelas bahwa setiap perbuatan harus dipertanggungjawabkan, sehingga prosedur hukum juga berjalan," kata Kadiv Humas Polri Irjen Sandi Nugroho di Bareskrim Polri, Selasa (5/12).
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
-
Kapan Jokowi mengingatkan TNI-Polri untuk mewaspadai drone perang? Presiden Joko Widodo atau Jokowi memimpin pembukaan Rapat Pimpinan TNI-Polri 2024 di Mabes TNI, Jakarta, Rabu (28/2/2024).
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
Setelah tokoh yang dimaksud ketemu, maka langkah selanjutnya adalah melakukan komunikasi hingga mendapatkan jalan keluarnya. Lebih lanjut, Da'i Bachtiar menyarankan agar dilakukan pendekatan secara personal yang disertai dengan penjelasan yang rasional.
"Menghadapi mereka tidak boleh kalah," ungkapnya.
Dirinya meyakini dengan pola tersebut maka para sandera bisa dilepaskan. Hal itu bukanlah bualan karena dirinya pernah melakukan penyelamatan terhadap WNI yang menjadi korban penyanderaan beberapa tahun lalu.
"Saat itu ada nakhoda dan krunya yang dibajak, mereka WNI tetapi berbendera Malaysia. Pemerintah bisa membebaskan tanpa membayar (tebusan)," kisahnya.
Pola penyelamatan serupa, kata Da'i Bachtiar bisa ditiru untuk membebaskan 10 WNI yang disandera Abu Sayyaf saat ini. Dirinya meyakini keberhasilan serupa bisa dilakukan dengan bantuan bersama.
"Menghadapi perlawanan seperti itu kuncinya adalah bantuan rakyat. Jangan paksakan cara militer karena saya yakin 10 orang yang disandera itu belum tentu berada dalam satu tempat," pungkasnya.
(mdk/eko)