Finalisasi RUU Terorisme, PDIP minta saran Ketua MUI
Saran tokoh agama penting untuk mencari formula menangkal masuknya paham radikalisme yang dapat mengancam persatuan bangsa.
Rancangan Undang-Undang (RUU) Terorisme memasuki tahap finalisasi di DPR RI. Untuk penyempurnaan RUU tersebut, PDIP meminta masukan dari tokoh agama. Salah satunya Ketua MUI, KH Ma'ruf Amin. Ma'ruf Amin sebagai salah satu pembicara dalam diskusi kelompok terarah (FGD) yang diselenggarakan di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (27/4).
Masukan dari tokoh agama akan menjadi bahan dari DPP PDIP untuk fraksi PDIP di DPR yang masuk dalam Pansus RUU Terorisme.
-
Bagaimana cara Ma'ruf Amin diantar ke kantor DPP PKB? Dia diantar mobil Toyota Alphard dengan pengawalan dari Paspampres yang telah sejak siang mempersiapkan kedatangannya.
-
Apa yang dikatakan Ma'ruf Amin tentang Universitas Indonesia (UI)? Ma'ruf Amin mengapresiasi Universitas Indonesia (UI) sebagai kampus yang melahirkan gagasan dan inovasi. Hal itu disampaikannya saat membuka UI Industrial-Government (I-GOV) Expo 2023 yang digelar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UI, Depok, pada 5 Desember 2023."UI merupakan kampus yang menjadi tempat lahirnya gagasan dan inovasi. UI juga menjadi kampus yang berkontribusi besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi," kata Ma'ruf Amin.
-
Kapan Ma'ruf Amin datang ke kantor DPP PKB? Berdasarkan pantauan merdeka.com, Ma'ruf datang sekira 15.46 WIB.
-
Apa yang menjadi agenda pertemuan Ma'ruf Amin di kantor DPP PKB? Namun, agenda kedatangan Ma'Ruf yang saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Syuro PKB berlangsug tertutup. Bahkan awak media yang hadir tidak diperkenankan mendekat.Meski demikian, Ketua Umum DKN Garda Bangsa Tommy Kurniawan yang ditemui di DPP PKB seusai jumpa pers pernyataan sikap atas penolakan muktamar tandingan sempat membenarkan kehadiran dari Ma'ruf.
-
Kenapa revisi UU Kementerian Negara dibahas? Badan Legislasi DPR bersama Menpan RB Abdullah Azwar Anas, Menkum HAM Supratman Andi Agtas melakukan rapat pembahasan terkait revisi UU Kementerian Negara.
-
Apa yang diminta oleh Komisi III DPR kepada kepolisian terkait kematian Afif Maulana? Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni meminta kepolisian mengusut tuntas dugaan penganiayaan setelah ditemukannya mayat remaja laki-laki bernama Afif Maulana (AM) di bawah jembatan Kuranji, Kota Padang yang diduga dianiaya kepolisian.
"Sengaja dilaksanakan DPP PDIP untuk mendapatkan saran, pandangan dari berbagai unsur masyarakat, stakeholders karena saat ini di DPR masih terus dibahas rancangan revisi UU Terorisme yang masuk tahapan finalisasi dan butuh saran dari tokoh-tokoh agama," kata Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP PDIP, Ahmad Basarah saat membuka FGD bertema "Aktualisasi Nilai-Nilai Kebangsaan untuk Mencegah Penyebaran Paham Radikalisme, Pro Kekerasan, dan Intoleransi".
Basarah menuturkan, saat ini bangsa Indonesia tengah dihadapkan dengan masuknya ideologi transnasional. Di sisi lain berkembangnya paham radikalisme kerap menimbulkan kekerasan dan intoleransi. Saran tokoh agama penting untuk mencari formula menangkal masuknya paham-paham tersebut yang dapat mengancam persatuan bangsa.
Selain Ma'ruf Amin, dalam diskusi ini hadir juga Wakil Ketua DPR RI Utut Adianto, Direktur Deradikalisasi BNPT Brigjen Pol Hamli, dan Direktur Intelijen Densus 88 Antiteror Polri Kombes Pol. Ibnu Suhendra. Basarah mengatakan diskusi ini akan menghasilkan rekomendasi yang kemudian akan diinstruksikan kepada kader PDIP yang duduk di DPR RI.
"FGD ini akan menghasilkan rekomendasi-rekomendasi yang dapat kami gunakan sebagai sasaran pijakan untuk terus mendarmabaktikan PDIP bagi bangsa dan negara melalui kelengkapan partai yang kami miliki khususnya Fraksi PDIP yang bersama fraksi lainnya di DPR sedang membahas UU Terorisme," jelasnya.
Ketua Komite Bidang Politik dan Keamanan DPP PDIP, Risa Mariska mengharapkan diskusi dapat memberikan pencerahan dan menambah khasanah pengetahuan bagaimana langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menghadapi ancaman radikalisme.
"Mengingat fenomena yang berkembang sekarang banyak yang mengkafirkan sesama muslim dengan cara-cara kekerasan yang bagi mereka ini adalah jihad," jelasnya.
Paham radikalisme sangat mengganggu dan berpotensi merusak keutuhan bangsa Indonesia.
"Paham ini juga cikal bakal terorisme, masuk dalam sendi kehidupan karena mereka berbuat dengan mengatasnamakan agama," jelasnya.
(mdk/noe)