Ganjar Kunjungi Bengkel Bimasakti, Mobil Formula 1 Buatan Mahasiswa UGM
Ganjar mengatakan, program riset and development semacam ini memang harus diberikan dukungan. Anak-anak muda yang penuh inovasi ini harus didampingi, entah dari pemerintah, perusahaan, masyarakat dan lainnya.
Kreasi dan inovasi di bidang teknologi kembali dilahirkan generasi muda Indonesia. Tepatnya dari Yogyakarta oleh mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM). Setelah melalui proses panjang, akhirnya mereka mampu menciptakan mobil balap sejenis mobil Formula 1 dengan 90 persen komponen buatan sendiri.
Mobil itu diberi nama Bimasakti. Dan pada Juli nanti, Bimasakti akan terbang ke Belanda untuk mewakili Indonesia mengikuti event Student Formula.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Apa yang terlihat di langit Yogyakarta pada tanggal 14 September 2023? Malam hari, tanggal 14 September 2023, sebuah objek bercahaya panjang terbang di langit Jogja. Penampakan ini terlihat di berbagai tempat. Cahaya panjang itu bergerak dari selatan ke utara.
-
Siapa yang menunjuk Sitor Situmorang menjadi koresponden Waspada di Yogyakarta? Pada tahun 1947, Sitor di tunjuk oleh Menteri Penerangan, Muhammad Natsir untuk menjadi koresponden Waspada di Yogyakarta.
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa yang dibahas Indonesia di Sidang Umum ke-44 AIPA di Jakarta? “AIPA ke-44 nanti juga akan membahas persoalan kesejahteraan, masyarakat, dan planet (prosperity, people, and planet),” kata Putu, Rabu (26/7/2023).
-
Kapan Yogyakarta mendapatkan status istimewa? Status keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri punya sejarah yang panjang. Sejarahnya bahkan sudah dimulai jauh sebelum undang-undangnya disahkan pada tahun 2012. Bahkan status keistimewaan itu sejatinya telah diperoleh sebelum kemerdekaan.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang sedang berkegiatan di Yogyakarta menyempatkan waktu menengok bengkel pembuatan Bimasakti. Di sana, ia bertemu dengan anak-anak hebat yang ada di balik proyek itu. Sebagai gubernur dan juga Ketua Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama), Ganjar memberikan suport penuh.
"Ini keren ya, karya anak bangsa dari UGM ini bisa merancang sebuah mobil dan meneruskan karya senior-seniornya. Mereka ini generasi kesepuluh yang membuat mobil ini dan saat ini sudah masuk ranking 114 dari seluruh negara. Mereka akan lomba lagi di Belanda dan tentu kita harus memberikan suport penuh," katanya.
Ganjar mengatakan, program riset and development semacam ini memang harus diberikan dukungan. Anak-anak muda yang penuh inovasi ini harus didampingi, entah dari pemerintah, perusahaan, masyarakat dan lainnya.
"Penelitian semacam ini harus didukung. Ya biasanya kendalanya anggaran, maka CSR bisa diarahkan ke sini. Bisa juga mereka yang bayar pajak, diberikan tax deduction dan diberikan pada peneliti seperti anak-anak muda ini," jelasnya.
Ganjar mengatakan akan memberikan suport agar Bimasakti menjadi juara dalam ajang Student Formula di Belanda nanti. Ganjar juga mengajak semua pihak memberikan dukungan.
"Mudah-mudahan juara. Tapi mereka butuh dukungan kita semua. Sekarang yang dibutuhkan dukungan finansial, karena yang lain rasanya sudah oke. Ini harus dikembangkan untuk kita mewujudkan teknologi transportasi di masa depan. Mereka sudah buktikan, membuat mobil balap dengan segala inovasinya. Menurut saya hebat sekali," pungkasnya.
Di lain sisi, ketua tim Bimasakti, Aditya mengatakan, bulan Juli nanti pihaknya akan ikut kegiatan di Belanda. Itu perlombaan keteknikan antar mahasiswa dari berbagai negara.
"Dan yang dilombakan adalah rancang bangun mobil, kecepatan mobil, performance dan dari segi bisnis," katanya.
Sebenarnya lanjut dia, ada tiga perlombaan yang bisa diikuti, yakni di Austria, Belanda dan Hungaria. Namun karena keterbatasan, pihaknya hanya memilih Belanda.
"Untuk itu kami sangat berharap dukungan semua pihak. Dari pemerintah beberapa kementerian sudah bantu, dari kampus juga termasuk dari masyarakat. Namun kami tetap butuh suport agar ini bisa dikembangkan lagi," ucapnya.
Aditya juga berterimakasih atas dukungan dari Ganjar. Sebagai ketua Kagama, Ganjar memberikan perhatian pada adik-adik di kampusnya.
"Harapannya dengan pak Ganjar selaku ketua Kagama datang ke bengkel kami, dapat membuka wawasan masyarakat seluasnya bahwa di UGM ada kegiatan ini. Dan dengan riset kami yang bergulir terus, harapannya juga bisa dapat dukungan dari semua pihak," pungkasnya.
(mdk/hhw)