Gara-gara sering keluar rumah, Zubaidah dibunuh suaminya
Diduga cemburu kerap keluar rumah, Reka Suanta (33) nekat menghabisi nyawa istrinya, Zubaidah (29), secara sadis. Petani itu menusuk korban beberapa kali dan menyayat tubuh korban hingga tewas.
Diduga cemburu kerap keluar rumah, Reka Suanta (33) nekat menghabisi nyawa istrinya, Zubaidah (29), secara sadis. Petani itu menusuk korban beberapa kali dan menyayat tubuh korban hingga tewas.
Peristiwa itu terjadi di rumah mereka di Kelurahan Pasar Muara Beliti, Kecamatan Muara Beliti, Musi Rawas, Sumatera Selatan, Senin (4/12) pukul 20.00 WIB. Pelaku akhirnya diringkus polisi dalam pelarian tak jauh dari rumahnya beberapa saat untuk kejadian.
-
Apa yang dimaksud dengan KDRT? Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) adalah salah satu bentuk pelanggaran hak asasi manusia yang sering terjadi di Indonesia. KDRT dapat berupa kekerasan fisik, psikis, seksual, atau ekonomi yang dilakukan oleh anggota keluarga terhadap anggota keluarga lainnya.
-
Kapan korban melapor kasus KDRT? Laporan yang dilayangkan korban pada 7 Agustus 2023 lalu telah diterima Unit PPA Polres Metro Bekasi dan masih dalam proses penyelidikan.
-
Siapa yang menjadi korban KDRT? Bagaimana tidak, seorang gadis di Sulawesi Utara menjadi korban KDRT oleh sang suami.
-
Apa dampak KDRT pada anak? Anak-anak yang terpapar kekerasan juga berisiko mengalami gangguan mental yang serius di kemudian hari.
-
Siapa saja yang bisa menjadi korban KDRT? Kekerasan ini tidak terbatas pada satu gender atau usia tertentu; sebaliknya, ia merajalela di berbagai lapisan masyarakat, merusak kehidupan individu yang terjebak di dalamnya.
-
Kenapa KWT Srikandi dibentuk? Mengatasi Masalah Kenaikan Harga Pangan KWT Srikandi dibentuk pada awal tahun 2023 lalu. Saat itu, peruntukannya adalah membantu mengatasi kenaikan harga pangan dan memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.
Pembunuhan sadis itu diduga bermotif cemburu. Pasalnya, korban kerap keluar rumah tanpa sepengetahuan pelaku, bahkan pernah tak pulang-pulang beberapa hari.
Begitu korban kembali ingin pergi, pelaku melarangnya karena cemburu dan takut istrinya tak lagi pulang. Korban ngotot dengan kemauannya. Pelakunya pun mengunci pintu rumah hingga terjadilah cekcok.
Adu mulut itu pun akhirnya membuat pelaku tak bisa mengendalikan emosi. Dia berlari ke dapur untuk mengambil pisau sepanjang 15 sentimeter dan langsung menusukkan ke punggung istri.
Tanpa ampun, pelaku menghujamkan pisau ke dada dan punggung korban berkali-kali. Bahkan, pelaku menyayat leher dan tangan saat korban tak bisa lagi melawan. Korban tewas di tempat dengan kondisi mengenaskan dan meninggalkan dua orang anak.
Mendapat kabar itu, polisi langsung bergerak cepat. Setelah mengantar jenazah korban ke puskesmas, petugas mencari keberadaan pelaku. Alhasil, pelaku ditangkap saat berusaha melarikan diri.
Kasat Reskrim Polres Musi Rawas AKP Wahyu Setyo Pranoto melalui Kapolsek Muara Beliti AKP Tri Sopa mengungkapkan, tersangka kesal karena istrinya selalu pergi dari rumah dan pernah sampai tak pulang. Saat dicegah, korban membantah sehingga keduanya cekcok mulut.
"Korban cuma ingin keluar rumah saja, bukan karena ada laki-laki lain. Mungkin tersangka cemburu atau takut kehilangan istrinya, akhirnya dia emosi dan membunuh," ungkap Tri Sopa saat dihubungi merdeka.com, Selasa (5/12).
Kini, tersangka masih dalam pemeriksaan intensif penyidik di Mapolsek Muara Beliti.
"Untuk pasal yang dikenakan masih dalam proses, penganiayaan menyebabkan korban meninggal atau pembunuhan," pungkasnya.
Baca juga:
Sudah kantongi identitas, polisi buru pembunuh Siti Nurhayati
8 Saksi diperiksa terkait kematian wanita muda di Tangerang Selatan
Bunuh tunangan, Asworo dituntut hukuman mati
Polisi buru pacar diduga pembunuh wanita muda di Tangerang Selatan
10 Orang diduga terlibat pembunuhan jurnalis Malta ditangkap