Geger Uang Tabungan Ratusan Juta Rupiah Milik Siswa di Pangandaran Tidak Bisa Diambil
Kepolisian resor Pangandaran melakukan penyelidikan kasus tabungan siswa sekolah dasar (SD) yang tidak bisa diambil. Langkah penyelidikan dilakukan setelah polisi menerima laporan akan hal tersebut dari orang tua siswa.
Kepolisian resor Pangandaran melakukan penyelidikan kasus tabungan siswa sekolah dasar (SD) yang tidak bisa diambil. Langkah penyelidikan dilakukan setelah polisi menerima laporan akan hal tersebut dari orang tua siswa.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Pangandaran AKP Luhut Sitorus menyebut, bahwa pihaknya sudah menerima satu laporan kaitan dengan uang tabungan siswa di salah satu SD yang tidak bisa diambil. Meski hanya satu laporan, di dalamnya disebut bahwa banyak orang tua siswa yang juga tidak bisa mengambil uang tabungan anak-anak mereka.
-
Apa yang sedang viral di Makassar? Viral Masjid Dijual di Makassar, Ini Penjelasan Camat dan Imam Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
-
Apa yang viral di Babelan Bekasi? Viral Video Pungli di Babelan Bekasi Palaki Sopir Truk Tiap Lima Meter, Ini Faktanya Beredar video pungli di Babelan Bekasi. Seorang sopir truk yang melintas di kawasan Jalan Raya Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat merekam banyaknya aktivitas pungli baru-baru ini.
-
Di mana kuburan viral itu berada? Lokasi kuburan itu berada tengah gang sempit RT.03,RW.04, Kelurahan Pisangan Timur, Pulo Gadung, Jakarta Timur.
-
Apa yang viral di Bangkalan Madura? Viral video memperlihatkan seekor anjing laut yang tidak sewajarnya dikarenakan berkepala sapi yang berada di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur.
-
Kenapa Pantai Widodaren viral? Keberadaannya belum banyak yang tahu. Namun belakangan ini, pantai ini viral karena keindahannya.
-
Kolak apa yang viral di Mangga Besar? Baru-baru ini ramai di media sosial war kolak di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Sebagaimana terlihat dalam video yang tayang di akun Instagram @noonarosa, warga sudah antre sejak pukul 14:00 WIB sebelum kedainya buka.
"Hari Senin orang itu (pelapor) akan datang ke sini dengan para korban (yang disebut banyak dalam laporan)," kata Luhut, Minggu (8/6).
Menindaklanjuti laporan itu, polisi akan melakukan penyelidikan. langkah yang dilakukan adalah memeriksa saksi dan korban termasuk mengumpulkan alat bukti.
"Jadi intinya kami akan lakukan penyelidikan," terangnya.
Sementara itu, Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata sudah menerima adanya kejadian tabungan siswa di sejumlah SD yang tidak bisa diambil para orang tua. Dia sudah memerintahkan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Pangandaran untuk melakukan penyelidikan.
"Berdasarkan laporan Disdikpora, kasus tabungan siswa tak bisa diambil itu terjadi di wilayah Kecamatan Cijulang dan Parigi. Namun, belum bisa dipastikan jumlah korban dalam kasus itu. Saya sudah mendapatkan gambaran kasar mengenai inti persoalan kasus itu dan telah mendapatkan kesimpulan sementara dari kasus yang ada," jelas Jeje.
Walau begitu, agar kasus itu semakin terbuka ia akan mengumpulkan seluruh pihak terkait pada Senin (19/6). "Undangan sudah disebar," ucapnya.
Salah satu orang tua siswa SD di Pangandaran yang identitasnya enggan ditulis, kepada wartawan mengaku bahwa ia sudah menabung sejak anaknya duduk di bangku kelas 1 SD. Sejak saat itu, anaknya selalu membawa uang untuk ditabungkan ke sekolah.
Saat anaknya kelas 4 SD kegiatan menabung tidak lagi jalan, namun meski begitu uangnya tidak bisa diambil. "Uang tabungannya mencapai Rp100.600.000 dan yang menabung bukan hanya anak saya, siswa lainnya juga banyak yang menabung," katanya.
Dari kabar yang diterimanya, jumlah total uang tabungan di sekolah anaknya mencapai Rp500 juta bahkan Rp600 juta. Uang yang belum bisa diambil itu pun ada yang sampai anaknya sudah lulus dan duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP).
"Saya sudah mencoba meminta uang ke sekolah, tapi hanya memberikan informasi bahwa uang tabungan siswa itu ada di koperasi, dan koperasinya kolaps sehingga uang itu baru akan dikembalikan kalau bangunan koperasinya laku dijual," ungkapnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, kasus tabungan siswa yang belum bisa diambil diduga terjadi di beberapa SD, muai SDN 1 Cijulang dan SDN 2 Kondangjajar. Di kedua sekolah tersebut jumlah uang yang belum bisa diambil diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
(mdk/cob)