Geng motor di Bali makin beringas, setelah polisi kini gebuki warga
Gara-gara ulah mereka, korban terpaksa dirawat dengan 10 jahitan.
Kawasan sepanjang Jalan Mahendradata, Denpasar Barat, menjadi daerah dengan tindak kriminal tinggi pada malam hari. Belum sempat pelaku pengeroyok anggota Polisi yang sedang patroli sudah dibekuk, kejadian serupa kembali terjadi di lokasi yang sama.
Korban yang diketahui bernama Rutomo Hadi Wijanarko (35) ini, mengalami cedera kepala ringan dan luka robek pada bagian kepala sehingga harus menerima 10 jahitan. Akibat kejadian brutal yang dilakukan oleh sekelompok geng motor tersebut, korban terpaksa harus dirawat secara intensif di ruang MS RSUP Sanglah Denpasar.
Nerry Daniati, istri korban menunturkan bahwa kejadian pengeroyokan yang menimpa suaminya tersebut bermula setelah korban mengambil sejumlah uang dan membeli rokok di sebuah mini market 24 jam di Jalan Teuku Umar Barat. Pada saat itu, korban yang bersama temannya sempat menegur sekelompok remaja yang nongkrong di tempat tersebut, karena sering mengganggu para pelanggan yang ingin berbelanja di mini market ini.
"Suami saya pergi ke CK di dekat BC Street Coffee untuk mengambil uang dan membeli rokok dari kos temannya di Jalan Mahendradata. Kejadiannya malam hari pak, sekitar jam 1. Pada saat itu ada gerombolan remaja yang sedang nongkrong. Dia sempat menegur mereka, karena mengganggu orang yang belanja di tempat itu. Mungkin karena mereka tidak terima ditegur, kemudian mereka membuntuti suami saya," ucap Nerry di Ruangan MS RSUP Sanglah, Denpasar, Senin (1/2).
Kepada istrinya, Tommy mengatakan setelah dari CK korban bersama seorang teman bernama Wahyu kembali ke kos temannya. Namun, saat di tengah jalan tepat di jembatan Jalan Mahendradatta yang tidak jauh dari lokasi kos temanya, sejumlah geng motor langsung memberhentikan kendaraan mereka dengan mencegatnya. Seketika saja kedua korban dipukul secara membabi buta dengan menggunakan kayu.
Nahas bagi Tommy, helm yang digunakan lepas sehingga hantaman kayu semakin brutal ke arah kepalanya. Wahyu yang pada saat itu mengendarai sepeda motor kepalanya terlindungi helm sehingga hanya tidak mengalami cedera pada kepalanya.
"Suami saya yang paling parah, helmnya copot karena hantaman itu dan tidak terlindungi sehingga mengalami luka pada bagian kepalanya hingga tak sadarkan diri di lokasi," ujarnya penuh iba.
Setelah melihat kedua korban tidak berdaya, gerombolan geng motor pergi meninggalkan lokasi kejadian. Wahyu yang pada saat itu masih sadar segera menghubungi temannya untuk menolongnya dan Tommy. Kedua korban dilarikan ke Penta Medica, namun karena Tommy mengalami luka yang parah mengharuskannya dirujuk ke RSUP Sanglah.
Baca juga:
3 Siswa SMA di Inhil kritis usai dibacok di indekost
Ketua DPR minta penjelasan Fraksi PDIP soal kasus Masinton
Demo di kampus, aktivis mahasiswa UNY dipukuli satpam dan polisi
Dipolisikan karena pukuli pacar, Asep diciduk saat asyik nyabu
MKD janji pantau kasus dugaan pemukulan Masinton ke staf ahli
-
Bagaimana awal mula terbentuknya geng motor di Indonesia? Awalnya, geng motor terbentuk karena beberapa orang atau kelompok memiliki minat hobi yang sama.
-
Kenapa detailing motor penting? Detailing motor berfungsi untuk membersihkan kotoran dan kerak yang sulit dibersihkan pada motor. Hal ini dilakukan agar motor lebih awet dan meminimalisir terjadinya karat maupun korosi.
-
Kapan Pegi Setiawan menerima hadiah sepeda motor? Pegi menerima langsung sepeda motor yang diberikan pada Minggu (14/7).
-
Kapan pencurian motor itu terjadi? Peristiwa itu sebenarnya telah terjadi pada 16 Oktober 2020.Namun pelaku JM baru tertangkap di rumahnya setelah tiga tahun hidup di kebun untuk menghindari polisi.
-
Di mana sekte pemuja sepeda motor berada? Gerakan spiritual ini bermula di Desa Chotila, Rajasthan, India, di mana para penduduk bikin kuil untuk sepeda motor dan pemiliknya yang tewas bernama Om Banna.
-
Di mana Wuling Motors mendirikan pabrik pertamanya di Indonesia? Pada tahun 2015, Wuling Motors memulai ekspansi ke sektor otomotif di Indonesia dengan mendirikan pabrik di Greenland International Center (GIIC), Cikarang, Jawa Barat.