Gereja Santa Perawan Maria diancam bom, tas jemaat digeledah
Diperiksa dengan menggunakan metal detektor untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Ancaman bom menimpa Gereja Santa Perawan Maria Ratu Rosario Suci Katedral Semarang yang berada di Jalan Dr Soetomo Nomor 2 dan di Jalan Pandanaran Nomor 9, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Untuk itu, jemaat atau umat yang akan mengikuti misa di Gereja Katedral Semarang tersebut jika membawa tas akan digeledah dan diperiksa dengan menggunakan metal detektor untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan mengganggu selama jalannya misa berlangsung.
Ancaman bom yang menimpa gereja itu terjadi beberapa hari lalu, baik melalui pesan singkat kepada salah satu umat maupun melalui surat yang disampaikan kepada pengurus Gereja Katedral Semarang.
"Surat kaleng sudah beberapa kali kita (pengurus) terima setelah dilacak tidak benar sudah diserahkan pada kepolisian. Surat atau sms kita laporkan. Isinya ancaman mau ngebom, mau mengacau berupa tulisan. Tahun ini dua kali. Paskah lalu juga tetapi sesudah paskah tidak ada (tidak terbukti ancamannya)," tegas Kepala Paroki (Kewilayahan Terkecil Keuskupan) Romo Luhur Prihadi saat ditemui wartawan disela-sela persiapan misa Natal 2014 Rabu (24/12).
Selain melalui surat, ancaman juga disampaikan oleh orang yang diduga iseng mengganggu selama persiapan misa natal kepada salah satu umat Gereja Katedral Semarang.
"Tapi ada umat melalui sms. Ancaman, kami akan buat kekacauan akan mengebom. Ada nama yang disebut, tetapi setelah dilacak nama yg disebut ortu dan tidak tahu apa-apa. Namanya Badri beralamat di Pamularsih," ungkapnya.
Kapolrestabes Semarang Kombes Djihartono saat dikonfirmasi wartawan disela-sela pengecekan persiapan pengamanan dan pelayanan Gereja Katedral, membenarkan bahwa ada ancaman melalui sms dan surat kaleng bahwa Gereja Katedral pada malam perayaan natal akan dibom.
Namun, setelah dilakukan pengecekan, ternyata nama yang digunakan dalam surat kaleng maupun sms dan diselidiki ke alamat Jalan Pamularsih ternyata hanya seorang manula.
Namun demikian, petugas Polrestabes Semarang menurut Djihartono tetap akan meningkatkan kewaspadaan dan tidak gegabah terhadap upaya-upaya teror dan ancaman tersebut.
"Untuk teror sudah berulang. Tahun lalu juga terjadi. Setiap teror akan kami respon akan kami antisipasi dan selidiki. Serta tidak kami anggap remeh. Nama Badi itu berulang seperti tahun lalu atas nama itu (Badri) yah. Setelah dicek manula, bisa saja yang menggunakan itu bukan dia. Bisa saja yang nulis bukan manula itu. Setelah kami identifikasi, secara fisik memang dia. Tapi kalau dirunut secara kebetulan bukan dia. Bisa saja orang lain," paparnya.
Dalam melakukan pengamanan Polrestabes Semarang akan dibantu beberapa tim gabungan yang lain. Termasuk Banser dari GP Anshor Jawa Tengah yang akan membantu di lapangan.
"Sistem pengamanan kami sama dengan tahun lalu. Kami gabungan antara TNI-Polri, Satpol PP, Banser, Senkom termasuk kemarin yang pakai seragam orange tuh Basarnas," tuturnya.
Untuk melakukan pengamanan, selain telah melakukan penyisiran dan pemasangan CCTV di beberapa sudut Gereja Katedral merekam selama sebulan, petugas juga akan melakukan penggeledahan terhadap tas pengunjung yang sebelumnya sudah diimbau untuk tidak membawa tas oleh pengurus Gereja Katedral secara internal.
"Kami cek peralatannya, sistemnya, CCTV. Yang penting tidak hanya merekam tapi posisinya kami rekam sudah selama sebulan. Akses-aksesnya kemudian jadwal ibadahnya. Malam hari ini ada dua misa diperkirakan ada ribuan yang menghadiri misa. sebelumnya kami bersama tim Jihandak Bom Brimob telah melakukan sterilisasi dan diserahkan ke kami kembali untuk dijaga. Kami akan pasang scandoor atau check door untuk membantu kami sebagai alat kami untuk memeriksa. Kepada umat, himbauan kami untuk tidak membawa tas sehingga memudahkan kami untuk mengamankan. Kalau secara internal sudah diimbau untuk tidak membawa tas ya yang bawa tas akan kami geledah," ungkapnya.
Selain Gereja Katedral yang akan dihadiri umat atau jemaat sebanyak 5000 lebih, petugas juga akan mengamankan sebanyak 246 gereja yang tersebar di seluruh Kota Semarang, Jawa Tengah.
"Jumlah gereja yang kita amankan ada sebanyak 246 ya di data kami. Kami akan prioritaskan beberapa gereja dan kesemuanya itu akan kami amankan," pungkasnya.