Gubernur Riau Harap Tak Ada Karhutla di Tengah Pandemi Covid-19
Pemerintah Provinsi Riau dan instansi terkait saat ini pun tengah bahu-membahu untuk menangani pandemi Covid-19 dan Karhutla. Pasalnya kedua bencana tersebut merupakan ancaman yang nyata dan dapat sangat merugikan masyarakat, baik dari segi kesehatan maupun ekonomi.
Gubernur Riau, Syamsuar berharap pandemi Covid-19 yang melanda Bumi Lancang Kuning ini tidak diperparah lagi dengan bencana asap. Sehingga masyarakat di Riau diminta tidak melakukan pembakaran lahan.
"Apalagi status siaga darurat Karhula di Provinsi Riau masih berlangsung dari 11 Februari 2020 hingga 31 Oktober 2020 dan diharapkan jangan sampai ada warga yang membakar lagi, sebab lebih baik mencegah dari pada melakukan penanggulangan yang begitu sulit," katanya di Pekanbaru, Selasa (4/8).
-
Di mana kebakaran hutan tersebut terjadi? Ia diduga membakar area hutan milik Perhutani seluas 5 hektare, setengah dari total luas hutan tersebut, yaitu 10 hektare.
-
Kapan kebakaran hutan terjadi? Sebelumnya AR diburu polisi karena diduga membakar hutan milik Perhutani pada 21 Oktober lalu.
-
Di mana petani Pangandaran bercocok tanam di hutan? Mereka harus berjalan jauh dari tempat tinggal, bahkan harus menginap di saung-saung yang dibangun untuk beristirahat dan mengumpulkan hasil panen sayur dan buah.
-
Kenapa pondok perambah hutan dibakar? Petugas Balai Taman Nasional Tesso Nillo menemukan pondok yang dibangun perambah kawasan dilindungi. Tanpa basa basi, pondok itu langsung dibakar.
-
Bagaimana hutan awan terbentuk? Ketika udara tersebut naik dan mendingin, awan terbentuk saat bertemu dengan lereng gunung yang tinggi. Melalui fenomena ini, awan menyaring melalui tajuk pepohonan di mana uap air pada daun atau jarum pohon bergabung menjadi tetesan yang lebih besar.
-
Kapan Hutan Pinus Pengger buka? Hutan Pinus Pengger buka setiap hari mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore.
Menurutnya, bencana Karhutla yang nyaris rutin terjadi setiap tahun seharusnya sudah tidak perlu lagi terjadi. Apalagi Pemerintah Provinsi Riau dan instansi terkait saat ini pun tengah bahu-membahu untuk menangani pandemi Covid-19 dan Karhutla. Pasalnya kedua bencana tersebut merupakan ancaman yang nyata dan dapat sangat merugikan masyarakat, baik dari segi kesehatan maupun ekonomi.
"Sebab kalau terjadi kebakaran hutan dan lahan seperti tahun 2019 dampaknya ini dari segi kesehatan sama menyerang paru-paru. dan Covid-19 juga sasarannya paru-paru," terangnya.
"Coba bayangkan, katanya lagi, dengan kondisi yang sama, kita dihadapkan dengan Karhutla dan Covid-19 sekarang kalau masuk rumah sakit bagaimana jadinya, dua kali lipat. Mudah-mudahan tidak terjadi seperti itu, tapi ini juga kita harus jaga bersama," tutup Syamsuar.
(mdk/fik)