Gubernur Sumbar Minta Bantuan Anggaran Rp1,5 Triliun untuk Penanganan Dampak Banjir Bandang
Gubernur Sumbar Minta Bantuan Rp1,5 Triliun untuk Penanganan Dampak Banjir Bandang
Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi meminta bantuan dana Rp1,5 triliun untuk penanganan bencana alam banjir bandang di daerahnya.
-
Di mana saja lokasi bencana banjir lahar yang terjadi di Sumbar? Ia menyebut berdasarkan data sementara, banjir yang melanda tiga daerah di Sumbar masing-masing Kabupaten Agam, Tanah Datar dan Kota Padang Panjang mengakibatkan banyak korban jiwa dan luka-luka.
-
Apa saja yang diinstruksikan oleh Gubernur Sumbar terkait korban banjir lahar? Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi memerintahkan Rumah Sakit Achmad Muchtar (RSAM) Bukittinggi untuk menerima semua korban bencana yang dirujuk tanpa terkecuali."Semua korban harus diterima dan diberikan perawatan. Soal biaya, nanti pemerintah daerah akan mencarikan solusi," katanya dihubungi dari Padang, Minggu.
-
Bagaimana Sumur Barhut terbentuk? Dilansir Muscat Daily, disebutkan jika sumur neraka ini dibentuk oleh pelarutan batuan gamping. Seperti yang ditemukan wilayah Dhofar, Oman, dan di wilayah Mahra dan Hadramaut, Yaman. Lapisan batuan di gua ini terkikis oleh air tanah yang mengandung garam dan asam. Hal ini kemudian membentuk cekungan dan gua yang dalam setelah beberapa juta tahun.
-
Di mana Sumarna berjualan? Biasanya pembeli datang langsung ke rumahnya.
-
Apa yang dibuat oleh Sumarna? Pria asal Desa Bonang, Kecamatan Panyingkiran, Kabupaten Majalengka itu kini sukses menjadi pembuat mobil-mobilan kayu. Setiap harinya, ia membuat berbagai jenis miniatur kendaraan, mulai dari truk polisi, tronton sampai bus antar kota antar provinsi.
-
Bagaimana Bupati Subang mengibarkan bendera? Ia diketahui mengamankan diri menggunakan tali khusus pemanjat tebing dengan keamanan yang tinggi.
Gubernur Sumbar Minta Bantuan Anggaran Rp1,5 Triliun untuk Penanganan Dampak Banjir Bandang
Bencana itu telah menelan korban jiwa sebanyak 67 warganya. Ribuan orang mengungsi. Sejumlah ruas jalan, termasuk jalan, nasional juga masih terputus akibat kejadian itu.
"Kami telah menyampaikan dampak-dampak kerusakan dan kemudian juga beberapa dukungan dari Komisi V di antaranya adalah dukungan peralatan untuk BNPB dan peralatan untuk PUPR dalam rangka untuk darurat," kata Mahyeldi di Komisi V DPR RI, Kamis (16/5) malam.
"Secara total tadi ada lebih kurang Rp1,5 triliun," lanjut dia.
Mahyeldi menjelaskan banjir bandang itu disebabkan curah hujan yang terbilang esktrem. Sementara hujan hampir tidak terjadi musim panas. Alhasil hujan ekstrem yang turun memicu banjir bandang dan longsor.
"Material-material yang ada sekarang di Gunung Marapi kemudian longsoran yang ada di Gunung Singgalang berpotensi terjadi, maka untuk itu berangkat dari pengalaman dan pembicaraan kemarin dengan Balai (Wilayah) Sungai, kemudian Direktur (Sumber Daya) Air dan tadi juga dengan Pak Dirjen kami juga sudah berkomunikasi maka diharapkan dukungan untuk pembangunan sobodan atau cekdam," ujarnya.
Terdapat 15 sungai yang berhulu di Gunung Marapi. Lima di antaranya dapat berdampak langsung ke masyarakat.
- Jumlah Dukungan Suara Imbang, Ini 2 Paslon yang Resmi Bertarung di Pilgub Sumbar
- Menteri Basuki Minta Tambahan Anggaran Rp61 Triliun untuk 2025, Dipakai Buat Apa?
- Pengungsi Masih Bertahan, Masa Tanggap Darurat Bencana Banjir Bandang di Sumbar Diperpanjang
- Gubernur Sumbar: RSAM Bukittinggi Wajib Terima dan Rawat Korban Banjir Lahar, Biaya Diurus Pemda
Mahyeldi kemudian menambahkan kondisi beberapa jalur lalu lintas lumpuh akibat banjir bandang itu.
Upaya yang tengah dilakukan sementara yakni membuka jalur agar kendaraan pribadi dapat melintas bertahap.
"Ini sangat berpengaruh kepada transportasi dari padang ke Sumatera Barat atau sebaliknya bahkan juga dari provinsi lain dari Sumatera Utara ke Padang ini juga harapan kami untuk jadi prioritas, secara bertahap mungkin dalam beberapa hari ini bisa untuk kendaraan roda dua," ucap politikus PKS itu.
"Setelah itu mungkin bisa untuk kendaraan ringan kendaraan pribadi," tambah dia.
|Setelah itu, untuk jangka panjang, jalur itu harus dapat dilintasi bus dan kendaraan berat lainnya, karena ini jalur yang vital untuk Sumbar.
Sementara, untuk korban yang tampat tinggalnya terdampak masih berada di lokasi pengungsian. Pemprov Sumbar berencana bakal membantu membangun ulang rumah warga yang rusak parah sambil berkoordinasi dengan stakeholder setempat.