Gunung Anak Krakatau Terus Alami Kegempaan, Status Waspada
Data yang diambil dari Stasiun Sertung, dekat kawasan Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda ini, menunjukkan aktivitas kegempaan tremor menerus amplitudo 9-35 mm (dominan 25 mm).
Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung masih menunjukkan aktivitas kegempaan tremor menerus dan mengeluarkan asap hitam tebal serta awan panas ke kawasan sekitarnya. Kondisi aktivitas Gunung Anak Krakatau itu terlihat sepanjang pengamatan Rabu (26/12) hingga Kamis (27/12) dini hari.
Menurut laporan Windi Cahya Untung, Staf Kementerian ESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau, periode pengamatan 26 Desember 2018, pukul 00.00 sampai dengan 24.00 WIB, menunjukkan visual gunung jelas hingga kabut 0-III. Asap kawah teramati berwarna hitam dengan intensitas tebal dan tinggi 200-500 meter di atas puncak kawah.
-
Kapan Gunung Krakatau meletus dan menyebabkan tsunami dahsyat? Letusan dahsyat Gunung Krakatau terjadi pada 27 Agustus 1883.
-
Mengapa Indonesia sering mengalami bencana alam seperti tanah longsor, tsunami, gempa, dan gunung meletus? Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk. Hal itu mengakibatkan Indonesia kerap mengalami bencana alam seperti tanah longsor, tsunami, gempa, maupun gunung meletus.
-
Kapan Gunung Merapi meletus? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
-
Kapan Gunung Semeru meletus? Gunung Semeru terus bergejolak dalam beberapa pekan terakhir. Terbaru gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi pada Minggu (31/12) dini hari. Letusannya disertai lontaran abu yang mengarah ke arah selatan dan barat daya.
-
Kapan tsunami Storegga terjadi? Tsunami kolosal yang melanda Eropa utara lebih dari 8.000 tahun yang lalu mungkin telah membinasakan penduduk Zaman Batu di Inggris utara.
-
Kenapa Gunung Vesuvius meletus? Pada tanggal 24 Agustus 79 Masehi, Gunung Vesuvius meletus, menyemburkan lebih dari 4,8 kilometer kubik puing-puing hingga 32,1 kilometer di udara.
Teramati awan panas kearah Selatan yang sudah mencapai lautan, dan terdengar suara dentuman di Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau.
Data yang diambil dari Stasiun Sertung, dekat kawasan Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda ini, menunjukkan aktivitas kegempaan tremor menerus amplitudo 9-35 mm (dominan 25 mm).
Gunung api di dalam laut dengan ketinggian 338 meter dari permukaan laut (mdpl) selama pengamatan itu, kondisi cuaca mendung dan hujan. Angin bertiup lemah, sedang, hingga kencang ke arah utara, dan timur laut, dan timur. Suhu udara 24-27 derajat Celsius, kelembapan udara 88-98 persen, dan tekanan udara 0-0 mmHg.
Kesimpulan tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau Level II (Waspada), sehingga direkomendasikan masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 kilometer dari kawah.
Baca juga:
Erupsi Anak Krakatau, Sejumlah Wilayah di Cilegon dan Serang Diselimuti Abu
Mengenal 3 Anak Gunung Krakatau, Salah Satunya Timbulkan Tsunami Banten
Selain Gunung Krakatau, 5 Gunung Ini Juga Aktif dan Bahaya
Deteksi Tsunami Susulan, BMKG Kepung Gunung Anak Krakatau dengan 6 Seismograf
Warga Lampung Mengaku Dengar Suara Gemuruh, Ini Kata BMKG
PVBMG Duga Dentuman Keras Berasal dari Anak Gunung Krakatau
Kapal Ferry Bantu Evakuasi Ribuan Pengungsi Tsunami dari Pulau Sebesi