Gunung Merapi 15 Kali Muntahkan Guguran Lava Pijar
Selanjutnya, pada periode pengamatan kedua, pukul 06.00- 12.00 WIB, jumlah guguran tercatat delapan kali berdasarkan data seismik dengan durasi 11-26 detik. Selama periode pengamatan itu tidak ada guguran yang teramati karena cuaca Gunung Merapi masih berkabut.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mencatat 15 kali guguran lava keluar dari Gunung Merapi pada Minggu (3/2) sejak pagi hingga siang hari.
Seperti dilansir dari Antara, pada periode pengamatan pertama pukul 00.00-06.00 WIB, BPPTKG mencatat tujuh kali guguran lava pijar dan berdasarkan data seismik yang durasinya mencapai 14 sampai 38 detik.
-
Kapan Gunung Merapi meletus? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
-
Dimana Gunung Merapi terletak? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Kapan Gunung Semeru meletus? Gunung Semeru terus bergejolak dalam beberapa pekan terakhir. Terbaru gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi pada Minggu (31/12) dini hari. Letusannya disertai lontaran abu yang mengarah ke arah selatan dan barat daya.
-
Apa yang terlihat meluncur dari kawah Gunung Merapi? Semakin dekat ke puncak, terlihat sebuah guguran lava meluncur dari kawah dengan batu-batunya yang masih merah memancarkan nyala api.
-
Apa yang dimaksud dengan Naskah Merapi-Merbabu? Dikutip dari Wikipedia, naskah-naskah Merapi-Merbabu adalah kumpulan naskah yang ditemukan di kawasan pegunungan Merapi dan Merbabu, Jawa Tengah. Naskah-naskah ini umumnya ditulis dalam aksara Buda.
-
Mengapa Sarisa Merapi dibentuk? Melimpahnya buah salak menggerakkan Kelompok Wanita Tani Kemiri Edum untuk mendirikan sebuah UMKM bernama Sarisa Merapi di Dusun Kemiri, Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem.
Selanjutnya, pada periode pengamatan kedua, pukul 06.00- 12.00 WIB, jumlah guguran tercatat delapan kali berdasarkan data seismik dengan durasi 11-26 detik. Selama periode pengamatan itu tidak ada guguran yang teramati karena cuaca Gunung Merapi masih berkabut.
Menurut analisis morfologi kubah lava Gunung Merapi yang terakhir dirilis BPPTKG, volume kubah lava gunung itu telah mencapai 461.000 meter kubik dengan laju pertumbuhan 1.300 meter kubik per hari atau lebih kecil dari pekan sebelumnya.
Saat ini kubah lava masih stabil dengan laju pertumbuhan yang masih rendah, rata-rata kurang dari 20.000 meter kubik per hari.
Rangkaian awan panas guguran atau 'wedhus gembel' keluar dari Gunung Merapi pada 29 Januari 2019 ke arah Kali Gendol. Awan panas guguran pertama teramati pada pukul 20.17 WIB, jarak luncur 1.400 meter dan durasi 141 detik.
Awan panas guguran kedua terjadi pada pukul 20.53 WIB, jarak luncur 1.350 meter dan durasi 135 detik, dan ketiga terjadi pada pukul 21.41 WIB, jarak luncur 1.100 meter dengan durasi 111 detik.
Hingga saat ini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada level II atau Waspada, dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana.
BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Baca juga:
5 Fakta Penyebab Gunung Merapi Yogyakarta Sering Meletus
Melihat Merapi dari Gunung Merbabu
Awan Panas Guguran Gunung Merapi Sebabkan Hujan Abu di Boyolali dan Klaten
Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas Guguran Tiga Kali Selama Semalam
Merapi Terus Keluarkan Lava Pijar, Pagi Ini tercatat 6 Kali
Gunung Merapi 5 Kali Muntahkan Lava, Zona Bahaya 3 Km dari Puncak