Guru SD di Kutai Kartanegara Cabuli 12 Murid Sambil Tonton Video Porno
Bs diciduk di rumahnya, Kamis (21/2) malam, setelah 3 dari 12 anak itu melapor ke Polsek Kota Bangun. Bs yang telah beristri dan memiliki cucu itu mengakui perbuatannya.
Bs (57), seorang guru agama SD di kecamatan Kota Bangun, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, dibekuk polisi. Diduga, dia mencabuli 12 muridnya di dalam kelas saat mengajar, sejak 2018 lalu.
Yang memperihatinkan, perbuatan sang guru, dilakukan sambil menonton video porno di ponselnya.
-
Siapa yang dituduh melakukan tindakan pelecehan seksual terhadap anak kandungnya? Ali Arwin mantan calon legislatif Padang Pariaman dari PBB yang ditangkap polisi akibat melakukan pemerkosaan terhadap anak kandungnya sejak 2020 dan hingga melahirkan.
-
Apa saja bentuk kekerasan seksual yang bisa dialami anak? Bentuk kekerasan seksualnya pun bermacam-macam. Korban dapat mengalami tiga jenis kekerasan yang berbeda yakni melalui dilakukannya kekerasan fisik, secara ucapan (verbal) dan non-verbal.
-
Siapa yang berperan penting dalam mencegah kekerasan seksual pada anak? Peran orang tua sangat besar dalam hal ini, seperti yang diungkapkan oleh Anggota Satgas Perlindungan Anak PP IDAI, Prof. Dr. dr. Meita Dhamayanti, Sp.A(K), M.Kes dalam diskusi daring beberapa waktu lalu dilansir dari Antara. “Peran orang tua sangat besar, jadilah pendengar yang baik, usahakan jadi sahabat anak.
-
Kapan edukasi seksual penting diberikan kepada anak? Edukasi seksual merupakan topik yang penting dalam pengembangan anak-anak, terutama saat mereka memasuki masa remaja.
-
Bagaimana cara orang tua memberikan pendidikan seks yang sesuai untuk anak? "Ajarkan cara mengidentifikasi situasi yang berbahaya, menolak pendekatan pelaku, dan mencari bantuan ketika diperlukan," kata Meita. Pendidikan ini harus diberikan dengan cara yang tepat agar anak dapat memahami dan mengaplikasikannya.
-
Kenapa pendidikan seksual untuk anak menjadi penting? Maraknya pelecehan seksual terhadap anak, membuat orang tua menjadi was-was. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memberikan Pendidikan seks kepada anak. Hal ini sebagai salah satu upaya untuk mencegah anak dari pelecehan. Sehingga anak tahu bagian tubuh mana yang boleh disentuh orang lain dan tidak.
Bs diciduk di rumahnya, Kamis (21/2) malam, setelah 3 dari 12 anak itu melapor ke Polsek Kota Bangun. Bs yang telah beristri dan memiliki cucu itu mengakui perbuatannya.
Ditemui merdeka.com di Mapolsek Kota Bangun, berjarak sekitar 110 kilometer dari Samarinda, Bs mengaku hanya 2 murid menjadi korbannya menggunakan jarinya, saat mengajar di ruang murid kelas 2. Dia membantah, perbuatannya itu disertai ancaman.
"Perbuatan itu saya lakukan tanggal 12 dan 15 Februari. Tidak pernah ada ancaman soal nilai kalau tidak menurut perintah saya (saat meraba kemaluan korban)," kata guru Bs.
Tidak ada alasan apapun yang mendorong dia berbuat cabul kepada muridnya, melainkan hanya kepuasan telah menyentuh alat vital murid perempuannya itu. Dia pun membantah, melakukan itu sambil memperlihatkan video porno di dalam kelasnya.
"Tidak ada sambil menonton video porno Pak. Kalau soal handphone, murid saya sendiri yang minta dibukakan handphone saya karena pakai password," kilahnya.
Meski terus membantah, namun dari keterangan 3 saksi korban, berkata lain. Saat melakukan perbuatan tak senonoh itu di kelas, guru Bs disebut kerap sambil memperlihatkan video porno.
"Motifnya, hanya sepintas keinginan tiba-tiba ingin memegang kemaluan anak didiknya. Tapi itu dilakukan berkali-kali. Kita sangat sayangkan ini. Seharusnya dia sebagai pendidik, memberikan contoh yang baik," kata Kanit Reskrim Polsek Kota Bangun, Ipda Heri Kuswandi.
Selain 3 saksi korban yang baru melapor resmi, dari penyelidikan polisi, diduga ada 9 murid perempuan lainnya mendapatkan perlakuan serupa dari guru Bs. Masih dari keterangan saksi korban, guru Bs melakukan itu diduga sambil menebar ancaman, tidak memberikan nilai apabila tidka menuruti kemauannya, sambil memperlihatkan video porno.
"Kita tetapkan sebagai tersangka, dan menjeratnya dengan pasal 287 KUHP dan pasal 76e junto pasal 82 ayat 2 UU Perlindungan Anak. Saksi-saksi terus kita periksa, sampai dua hari ke depan," kata Heri.
Minta Selesai Secara Kekeluargaan
Terduga guru SD di kecamatan Kota Bangun, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, yang mencabuli 12 muridnya, Bs (57), kini meringkuk di penjara. Guru Bs mengaku siap angkat kaki dari kampungnya, apabila dinilai telah membuat malu warga kampung.
Meski diduga ada 12 murid yang jadi korbannya, dimana 3 diantaranya telah melapor ke Polsek Kota Bangun, guru Bs bersikeras dia hanya mencabuli 2 orang murid perempuannya.
"Saya sangat menyesal, siap jalani proses hukum. Tapi, saya berharap kalau bisa diurus kekeluargaan. Saya siap keluar dari sekolah, siap keluar dari kampung itu, karena perbuatan ini," kata dia, di Mapolsek Kota Bangun, Sabtu (23/2).
Guru Bs menerangkan, kehidupan dia bersama dengan istrinya, sejauh ini tidak dirundung masalah. "Dengan istri saya, rukun-rukun saja. Saya cuma ingin memegang (alat vital murid) saja. Tidak ada kesakitan. Murid saja diam saja," aku guru Bs.
"Saya paham, perbuatan itu tidak dibenarkan dan itu salah. Iya saya juga pernah diingatkan kepala sekolah, bahwa berhati-hati mengajar murid. Jangan sampai, disalahartikan ketika mengajar (menyentuh murid)," terangnya.
Sementara pagi polisi, merasa perlu untuk memeriksa kejiwaan guru Bs ke psikolog. "Ada rencana untuk memeriksa kejiwaan bersangkutan. Karena, beliau (guru Bs) itu, punya istri dan juga sudah usia lanjut. Kita akan cek ke psikolog," kata Kanit Reskrim Polsek Kota Bangun, Ipda Heri Kuswandi.
Baca juga:
Polisi Tangkap Remaja Lelaki Diduga Cabuli Bocah Lima Tahun di Aceh
Sudah Punya 10 Anak, Pria di Semarang Tega Hamili Bocah Yatim Piatu
Diciduk Polisi, Caleg PBB Diduga Cabuli Dua Anak di Bawah Umur
Tergiur Kecantikan, Joko Cabuli Anak Tetangga Berusia 7 Tahun di Rumah
Polisi Buru Pemerkosa Anak Hingga Hamil 5 Bulan di Semarang
Besok, Polisi Periksa Guru Olahraga Diduga Mencabuli Murid
Buntut Kasus Pelecehan, Sekolah SD dan SMP di Malang Bakal Dipasang CCTV