Gus Dur di Mata Tokoh Tionghoa Kota Malang
Presiden ke-4 RI, KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur memiliki jasa besar di mata warga Tionghoa. Jasanya tidak terlupakan setelah melakukan pencabutan aturan diskriminasi bagi warga Tionghoa.
Presiden ke-4 RI, KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur memiliki jasa besar di mata warga Tionghoa. Jasanya tidak terlupakan setelah melakukan pencabutan aturan diskriminasi bagi warga Tionghoa.
"Gus Dur salah satu guru kita dalam berbangsa dan bernegara. Apalagi beliau telah ditakdirkan sebagai seorang Presiden," kata tokoh Tionghoa, Bonsu Anton Triyono di Klenteng Eng An Kiong Jalan Re Martadinata Kota Malang, Rabu (30/1).
-
Bagaimana Gus Dur mengubah namanya? Nama asli beliau, Abdurrahman Ad-Dakhil, diberikan oleh ayahnya, KH. Wahid Hasyim, dengan harapan agar Gus Dur kelak memiliki keberanian seperti Abdurrahman Ad-Dakhil, pemimpin pertama dinasti Umayyah di Andalusia. Namun, nama Ad-Dakhil kemudian diganti dengan "Wahid," yang diambil dari nama ayahnya.
-
Kapan Agus Harimurti Yudhoyono merayakan ulang tahunnya? AHY baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-45 pada tanggal 10 Agustus 2023 yang lalu.
-
Siapa yang disebut Gus Dur sebagai wali? Di mata Gus Dur sendiri, Kiai Faqih adalah seorang wali. “Namun, kewalian beliau bukan lewat thariqat atau tasawuf, justru karena kedalaman ilmu fiqhnya,” kata Gus Dur
-
Apa yang dijamin Heru Budi terkait TK Gudang Peluru? "Enggak ada. Dari awal enggak ada niatan itu (gusur)," kata Heru Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, memastikan tidak bakal menggusur Taman Kanak-kanak (TK) Gudang Peluru, Tebet, Jakarta Selatan karena aktivitas revitalisasi taman di kawasan tersebut.
-
Siapa yang menginisiasi kejutan ulang tahun untuk Agus Harimurti Yudhoyono? Istri AHY, Annisa Pohan, menginisiasi kejutan ulang tahun untuk suaminya.
-
Kapan Gus Ipul dilantik menjadi Menteri Sosial? "Tidak, tidak ada (tawaran jadi menteri di kabinet selanjutnya)" kata Gus Ipul, saat diwawancarai di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (11/9).
Gus Dur, kata Bonsu Anton, telah menerapkan sistem demokrasi, memperjuangkan dan menjaga hak asasi manusia. Kebijakannya menghapus undang-undang dan aturan yang berbau diskriminasi menjadi pintu perubahan besar.
Bonsu Anton Triyono, Tokoh Tionghoa ©2019 Merdeka.com/Darmadi Sasongko
"Seseorang tidak bisa menjalankan demokrasi karena ada undang-undang atau aturan diskriminasi ini. Setelah dihilangkan, kami selaku warga negara yang beragama Kong Hu Cu diberi hak sipil," katanya.
"Jadi luar biasa, dia menjadi guru dalam berbangsa dan negara, sekaligus jadi presiden keempat," sambungnya.
Anton yang juga Humas Klenteng Eng Ang Kiong mengaku bangga dengan kearifan dan ketokohan Gus Dur. Karena itu, seluruh anak bangsa ini seharusnya selalu mengikuti langkah dan sepak terjang yang sudah dicontohkan oleh mantan Ketua PB Nahdlatul Ulama (NU) itu.
"Gus Dur mempercayakan pada kita, jaga, lestarikan tradisi budaya kumpul dari Sabang sampai Merauke. Luar biasa ini. Sehingga anak muda jangan ribut saja, bekerjalah, melestarikan budaya, kultur dari Sabang sampai Merauke yaitu mendorong terwujudnya cita-cita bangsa Indonesia," katanya.
Baca juga:
Patung Dewa dan Vihara Jadi Saksi Wajah Toleransi Umat Beragama di Tangerang Selatan
Jelang Imlek, Ratusan Patung Dewa Dewi di Malang Dibersihkan
Toleransi Beragama, Biarawati Katolik Bantu Bersihkan Patung Dewa-Dewi
Vihara Kwan In Thang Sambut Imlek dengan Ritual Membersihkan Patung Dewa
Pemkot Bogor Pastikan Perayaan Cap Go Meh Tetap Digelar Tahun Ini
Persiapan Wihara Tertua di Jakarta Sambut Tahun Baru Imlek