Hadiri silaturahmi akbar Persis, Kapolri ajak ormas Islam jaga keutuhan NKRI
Hadiri silaturahmi akbar Persis, Kapolri ajak ormas Islam jaga keutuhan NKRI. Menurutnya, organisasi keagamaan tersebut tak hanya berperan dalam merebut kemerdekaan semata, juga mengisi kemerdekaan dengan pendidikan dan dakwah.
Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Tito Karnavian, mengajak seluruh umat Islam di Indonesia untuk bergandengan tangan dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Kita bersama-sama bergandengan tangan menjaga keutuhan NKRI yang kita cintai," ujar Tito saat menghadiri silaturahim akbar Persis di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, di Bandung, Sabtu (24/2).
-
Siapa yang melakukan penipuan berkedok sumbangan agama? Aksi WNA itu terekam dalam video yang viral di media sosial. Ada tiga WNA diduga melakukan pungutan liar berkedok sumbangan agama.
-
Siapa yang berperan dalam menjalankan Lembaga Agama? Lembaga agama dibentuk oleh umat beragama dengan maksud untuk memajukan kepentingan hidup beragama yang ada dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
-
Kapan ritual Bakar Tongkang dilakukan? Mengutip dari merdeka.com, ritual bakar tongkang dirayakan setiap tahun pada hari ke 16 bulan ke 15 berdasarkan kalender China.
-
Mengapa ritual Tirto Mukti Rekso Bumi dianggap penting? “Sebenarnya ritual Tirto Mukti Rekso Bumi ini tak ada bedanya dengan ritual nenek moyang di masa lalu. Memberikan sesaji di tempat-tempat suci, di hutan-hutan yang dianggap angker dan sebagainya. Bukan berarti kita ingin membangkitkan hal-hal berbau kontroversi. Tapi lebih bagaimana mengemas bahwa ini adalah daya tarik yang berlatar belakang perilaku nenek moyang,”
-
Kapan ritual Seblang Bakungan diselenggarakan? Seblang Bakungan digelar setiap 17 Dzulhijjah atau sepekan setelah hari raya Idul Adha atau lebaran haji.
-
Kapan Tolchah Hasan menjabat sebagai Menteri Agama? Ia menjabat pada 29 Oktober 1999 sampai 13 Agustus 2001.
Tito menyampaikan rasa bangganya karena dapat hadir dalam silaturahim akbar keluarga Persis kali ini. Menurutnya, organisasi keagamaan tersebut tak hanya berperan dalam merebut kemerdekaan semata, juga mengisi kemerdekaan dengan pendidikan dan dakwah.
Tito berharap melalui silaturahim ini tercipta keutuhan umat dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan tidak seperti Uni Soviet dan Yugoslavia yang telah terpecah belah atau menjadi kisruh seperti di Timur Tengah.
"Ingin menyampaikan selamat kepada pengurus terselenggara acara ini. Saya berharap Persis betul-betul mengisi kemerdekaan, artinya tepat," kata dia.
Di sisi lain, ia akan memerintahkan anak buahnya untuk sama-sama untuk bergandengan tangan bersama Persis maupun dengan organisasi keagamaan lainnya yang ada di Indonesia. "Dan untuk itu tentunya Polri siap untuk bersama Persis untuk mengisi kemerdekaan ini," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum Persis Aceng Zakaria berharap, silaturahim akbar ini menjadi momentum persatuan umat Islam di Indonesia, khususnya di internal Persis dalam menjaga silaturahim dan meningkatkan soliditas dakwah.
"Saya tegaskan tujuan ini memfasilitasi terjalinnya silaturahim langsung secara fisikal dan kolosal antara seluruh elemen jamiyah Persis, khususnya Jabar dan utusan daerah," tuturnya.
Ia juga berharap, silaturahim ini menjadi pengingat agar kasus-kasus penyerangan terhadap ulama tidak terulang. Di sisi lain, ia berharap jajaran kepolisian dapat mengusut tuntas segala bentuk intimidasi terhadap ulama guna tercipta rasa aman dan nyaman.
"Kita bersyukur segala sesuatunya pasti ada hikmahnya. Terima kasih ke orang gila jadi momentum menjaga ulama. Polisi juga sekarang mengamankan pesantren kita siang dan malam," ucapnya.
Baca juga:
Gelar silaturahmi akbar, Persis kutuk penganiayaan terhadap ulama
Zulkifli Hasan sebut penganiayaan tokoh agama karena ingin memecah belah Indonesia
Polisi dan Satpol PP razia orang gila di Kediri
Bareskrim: motif di balik teror pemuka agama mulai terkuak
Din Syamsuddin menilai penganiayaan tokoh agama skenario sistemik
Korban penculikan penipu modus mualaf kembali ke keluarga
Memburu aktor intelektual 'bermain' isu penyerangan ulama