Hal-hal Penting Terkait Penyintas Covid-19 Tetap Harus Divaksin
World Health Organization (WHO) menganjurkan agar penyintas COVID-19 tetap melakukan vaksinasi.
World Health Organization (WHO) menganjurkan agar penyintas COVID-19 tetap melakukan vaksinasi. Hal ini penting dilakukan karena vaksin berfungsi sebagai peningkat sistem kekebalan tubuh.
Kepala Ilmuwan WHO, Dr. Soumya Swaminathan mengatakan berdasarkan banyak penelitian saat ini bahwa jika Anda pernah mengalami infeksi yang sangat ringan atau tanpa gejala, maka banyak orang mungkin memiliki tingkat antibodi yang sangat rendah yang mereka bentuk.
-
Kapan pesan tersebut ditulis? "Catatan di kertas itu ditandatangani dan ditulis tanggalnya oleh dua pekerja laki-laki: \"James Ritchie dan John Grieve membangun lantai ini, tapi mereka tidak minum wiskinya. 6 Oktober 1887.\"Siapa pun yang menemukan botol ini boleh menganggap abu kami bertebaran di sepanjang jalan."
-
Kapan Dava meninggal? Meninggal Dunia, 8 Foto Dava MCI di MasterChef Indonesia Season 7 Yang Tinggal Kenangan Dava, mantan peserta MasterChef Indonesia musim 7, telah pergi dengan usia yang masih muda, hanya 24 tahun.
-
Kapan seorang ibu meminta maaf kepada anaknya? "Nak, ibu sangat menyesal jika keputusan ibu sebelumnya membuatmu sedih. Ibu berharap kamu dapat memaafkan kesalahan ibu. Ibu selalu bersedia mendengarkan dan belajar dari pengalaman ini bersama-sama denganmu."
-
Kapan gua tersebut tertutup? Gua tersebut diduga telah ditutup selama 3.300 tahun sejak zaman Firaun Ramses II, penguasa Mesir Kuno dengan wilayah kekuasaan yang mencakup pesisir Mediterania dan Sungai Nil.
-
Apa makna di balik ungkapan "Urip iku terus mlaku, bebarengan karo wektu, sing bisa gawa lakumu, supaya apik nasibmu?" Urip iku terus mlaku, bebarengan karo wektu, sing bisa gawa lakumu, supaya apik nasibmu. Hidup itu terus berjalan, bersamaan dengan waktu, yang bisa membawa tingkah lakumu, biar nasibmu baik2.
-
Bagaimana payudara ibu menyusui berubah? Produksi ASI dimulai bahkan sebelum pasokan ASI lengkap, biasanya dua hingga empat hari setelah melahirkan. Pada tahap ini, beberapa ibu mengalami masa pembengkakan ketika payudara terasa sangat penuh dan tidak nyaman. Namun, ini biasanya berlangsung singkat dan membaik dalam 48 hingga 72 jam.
“Jadi, inilah mengapa kami tetap menyarankan bahwa meskipun Anda telah terinfeksi COVID, Anda harus melanjutkan dan mengambil vaksinasi saat tersedia untuk Anda, karena vaksin kemudian berfungsi sebagai peningkat sistem kekebalan tubuh,” kata Soumya dalam sesi wawancara dilaman resmi WHO.
Ada dua hal utama yang harus diperhatikan ketika seorang penyintas COVID-19 hendak melakukan vaksinasi, yaitu:
1. Waktu
Soumnya mengungkapkan setelah Anda pulih dari COVID-19 disarankan menunggu beberapa minggu. Ada perbedaan antar negara. Beberapa negara merekomendasikan agar orang menunggu selama tiga bulan atau enam bulan sampai setelah infeksi.
“Ini karena Anda memiliki antibodi alami yang akan membuat Anda terlindungi setidaknya selama itu,” ungkap Soumya.
Hal lain lantaran di banyak negara ada kekurangan pasokan vaksin sehingga mereka meminta orang yang telah terinfeksi untuk menunggu selama tiga atau enam bulan.
Akan tetapi dari sudut pandang ilmiah dan biologis, Anda dapat mengambil vaksin segera setelah Anda sepenuhnya pulih dari COVID-19.
2. Antibodi
Ada perbedaan kondisi antibodi seseorang yang belum melakukan vaksin dan seseorang yang telah melakukan vaksin dosis lengkap COVID-19.
Soumya memaparkan jenis kekebalan yang berkembang setelah infeksi alami bervariasi dari orang ke orang, dan sangat sulit untuk diprediksi.
“Vaksin telah distandarisasi dalam hal dosis antigen yang diberikan, dan ini didasarkan pada banyak uji klinis yang telah dilakukan. Jadi ketika seseorang menerima vaksin, kita bisa cukup percaya diri dan memprediksi jenis respons kekebalan yang akan mereka dapatkan,” paparnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan ada perbedaan utama antara kekebalan yang diinduksi infeksi alami dan kekebalan yang diinduksi vaksin.
“Ada penelitian yang sangat menarik yang sedang berlangsung sekarang untuk melihat respon imun ketika seseorang memiliki dosis vaksin setelah mengalami infeksi alami dan juga ketika dua jenis vaksin yang berbeda diberikan satu demi satu, sehingga disebut pendekatan mix and match,” kata Soumya.
Oleh sebab itu, para ilmuwan percaya bahwa jenis pendekatan hibrida ini sebenarnya dapat memberi respons kekebalan yang jauh lebih kuat daripada sekadar infeksi alami saja.
Soumya berujar saat ini semua vaksin yang telah menerima daftar penggunaan darurat dari WHO dapat mencegah penyakit parah dan rawat inap dari semua varian virus SARS-CoV-2 yang ada.
Meski demikian, ia mengingatkan agar protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, menjaga kebersihan tangan, menghindari tempat-tempat ramai dan tertutup, serta tindakan kesehatan masyarakat dan sosial lainnya yang telah dilakukan pemerintah tetap diperlukan.
“Jadi di mana pun Anda tinggal, adalah baik untuk mengambil tindakan pencegahan itu selain divaksinasi karena itulah yang akan menurunkan tingkat infeksi di masyarakat,” ujarnya.
Baca juga:
Persi: BOR RS di Bawah 10 Persen, Angka Kematian Covid-19 Naik Turun
Satgas Relawan Covid-19 Tingkatkan Kapasitas 1.000 Relawan Wilayah Padang Raya
GL Zoo Perbolehkan Anak di Bawah 12 Tahun Masuk, Ini Syaratnya
Merc & Co Ajukan Izin Penggunaan Darurat Pil Covid-19 Molnupiravir di AS
Antisipasi Klaster Covid-19 Libur Akhir Tahun, Ganjar Minta Daerah Perketat Prokes