Heboh jenazah warga diantar buaya dan sajen untuk 'penunggu' sungai
Serangan buaya terhadap Syarifuddin (40), warga Kampung Biatan Lempake, Kecamatan Biatan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur bikin geger masyarakat. Beberapa saat setelah disambar, jenazah pria malang tersebut diantar tiga buaya ke tepian sungai. Yang lebih membuat heran warga, tubuh Syarifuddin tak dicabik.
Serangan buaya terhadap Syarifuddin (40), warga Kampung Biatan Lempake, Kecamatan Biatan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur bikin geger masyarakat. Beberapa saat setelah disambar, jenazah pria malang tersebut diantar tiga buaya ke tepian sungai. Yang lebih membuat heran warga, tubuh Syarifuddin tak dicabik apalagi rusak.
Kapolsek Talisayan Iptu Faisal Hamid menceritakan, saat kejadian korban tengah mandi bersama rekannya, Abdullah, Selasa (18/7).. Di tengah kegiatan itu, Syarifuddin sempat menyeberangi sungai menangkap kerang kijing.
"Begitu dia mau kembali dari seberang sungai, tiba-tiba muncul buaya dan menyambar korban. Abdullah ini panik, langsung lapor ke warga kampung," ujar Faisal.
Polisi kemudian melakukan pencarian. Korban ditemukan sudah tidak bernyawa berjarak sekitar 500 meter dari lokasi awal.
Temuan korban tersebut juga terlihat dalam video dari warga yang berada di lokasi. Di dalam rekaman berdurasi 5 menit 10 detik, evakuasi jenazah tidak dilakukan warga melainkan oleh tiga buaya. Tubuh korban diantar ke tepian sungai.
"Korban seperti diantar oleh buaya ke permukaan sungai. Ada tiga buaya yang mengantarnya. Satu menggigit bagian tubuh korban, 2 buaya lain ada di samping kiri dan kanannya, seperti mengawal," ungkap Faisal.
"Tubuh korban tidak luka robek, cuma ada beberapa luka di badan, mungkin bekas gigitan ya. Kita tidak bahas lebih jauh kenapa bisa begitu (sedikit luka dan di antar 3 buaya). Yang jelas, jasadnya sudah ditemukan ya," tambah Faisal.
"Seperti diantar buaya, kemudian tersangkut bambu di tengah sungai. Jadi 3 buaya itu langsung berenang dan menghilang di bawah permukaan air," terangnya lagi.
Kawasan sungai itu menurut Faisal, memang merupakan habitat buaya jenis muara. Warga memilih mandi di sungai, lantaran fasilitas air bersih, tidak sampai ke kampung mereka.
"Jadi memang warga seperti biasa mandi di sungai. Perlu ada peraturan kampung atau peringatan, jangan mandi di sungai. Supaya kejadian ini tidak terulang lagi ya," demikian Faisal.
Bagi sebagian warga setempat, kejadian jenazah warga diantar tiga buaya itu kental dengan aroma mistis. Mengingat sudah rahasia umum sungai-sungai di pedalaman Kalimantan, banyak dihuni buaya muara yang terkenal ganas.
Warga percaya buaya-buaya itu tidak sekadar hidup di alam liar, melainkan juga menjadi peliharaan warga. Sang predator pun muncul ke permukaan, sekadar untuk meminta makan.
Seperti di sungai-sungai yang mengalir di Kecamatan Talisayan, kabupaten Berau. Tidak sedikit dijumpai buaya, berenang di permukaan, di tengah permukiman padat penduduk.
"Setiap Jumat, pas Salat Jumat, itu buaya di sekitar sungai di sini, muncul berenang di permukaan. Saya juga melihat dengan mata kepala saya sendiri," kata Nurbayah, warga Talisayan saat berbincang bersama merdeka.com, Kamis (20/7).
"Saya sempat heran, ada warga yang duduk bawa sesajen, di depannya ada buaya. Setelah diberi sesajen, buaya itu kembali berenang di bawah permukaan sungai," ujarnya.
Kabar warga kampung tetangga, di kampung Biatan Lempake, Kecamatan Biatan, Syarifuddin yang tewas disambar buaya, ramai menjadi perbincangan. Apalagi jasad Syarifuddin ternyata 'dikembalikan' oleh tiga buaya.
"Kalau sudah memakan korban seperti itu, biasanya buaya itu harus dicari dan dibunuh. Begitu kira-kira kepercayaan warga di sini," terangnya.
Sementara, Gunawan (35), warga Biatan, yang juga menjadi saksi mata upaya pencarian Syarifuddin juga ikut menyaksikan kejadian langka, jasad korban justru diantar oleh buaya.
"Iya, percaya tidak percaya, tapi kenyataannya saya dan warga lain juga melihatnya dengan mata saya sendiri. Itu benar-benar terjadi," kata dia.
Usai Syarifuddin dikabarkan hilang disambar buaya, Selasa (18/7), pencarian pada malam harinya tidak membuahkan hasil, warga memutuskan untuk menggunakan jasa pawang buaya.
Sang pawang, bukan dari Talisayan maupun Biatan, melainkan dari kecamatan lain, yang lokasinya cukup jauh. "Didatangkan dari Sambaliung, buat membantu pencarian korban," sebutnya.
"Benar tidaknya buaya itu mengantar jasad korban ke tengah kerumunan warga dengan melibatkan pawang, itu tergantung dari persepsi masing-masing ya. Tapi nyatanya, itu benar-benar terjadi," terangnya lagi.
Syarifuddin sendiri bukanlah seorang yang istimewa, ataupun tokoh masyarakat. Dia hanya warga biasa. Meski di bagian sekitar pangkal lengan kanannya terdapat luka gigitan buaya, namun secara umum, tubuhnya relatif utuh.
Ya meski jasadnya telah ditemukan, warga masih penasaran, mencari buaya itu, menyusul kekhawatiran buaya akan kembali menerkam warga kampung.
Baca juga:
Pengakuan warga yang melihat 3 buaya antarkan jasad Syarifuddin
Wanita 74 tahun ini tinggal bersama sapi yang diyakini suaminya
Kebelet pipis di semak-semak, bocah 10 tahun tewas diterkam singa
Lapar, pria ini makan ikan louhan peliharaan seharga Rp 12 juta
Aksi ekstrem pria Ethiopia beri makan hiena liar
Begini pemindahan ratusan gajah di Malawi
-
Mengapa tim melakukan pengibaran bendera di puncak Tebing Baturaya? Setelah mencapai puncak, tim akan melakukan pengibaran bendera merah putih dengan ukuran 12 kali 8 meter dan bendera perguruan tinggi tersebut.
-
Dimana buaya tersebut ditemukan? Saat menyusuri pinggir sungai yang mengering akibat musim kemarau, mereka justru melihat sorot mata yang mencurigakan mengambang di permukaan air Dimas Gilang Saputra, salah seorang pemuda itu, menuturkan bahwa hewan itu adalah buaya.
-
Di mana buaya biasanya tinggal? Buaya menyebar luas di berbagai habitat, termasuk sungai, danau air tawar, muara air asin, laguna, dan rawa bakau.
-
Bagaimana cara buaya tersebut ditangkap? Saat menemukan hewan buas itu, Dimas meminta bantuan rekan-rekannya untuk menangkap. Meski sempat memberontak, namun akhirnya buaya tersebut berhasil diamankan.
-
Dimana buaya betina menyimpan telurnya? Setelah bertelur, betina mencari lokasi yang aman untuk menyimpan telurnya.
-
Di mana letak samudera tersembunyi itu? Penelitian yang bertujuan untuk menelusuri asal muasal air di bumi telah membawa para ilmuwan pada suatu penemuan yang benar-benar luar biasa—adanya samudera yang tersembunyi di dalam lapisan mantel bumi, 700 kilometer di bawah permukaan.