Hindari Konflik, Pemkot Tanjungbalai Pilih Bagikan Bansos Sejak Awal Pandemi Covid-19
Wali Kota Tanjungbalai, H.M. Syahrial mengakui, wilayahnya merupakan kawasan rawan konflik.
Pemerintah Kota (Pemkot) Tanjungbalai telah memperhitungkan dampak ekonomi di masyarakat akibat pandemi Covid-19. Oleh karenanya, untuk meringankan beban warga dan menghindari konflik, mereka telah memberikan bantuan sosial (bansos) sejak pandemi Covid-19.
Wali Kota Tanjungbalai, H.M. Syahrial mengakui, wilayahnya merupakan kawasan rawan konflik. Hal itu berkaca pada krisis ekonomi tahun 1998 dan kesenjangan sosial yang terjadi tahun 2016. Untuk itu, menghindari adanya gerakan massa ketika ekonomi sulit, pihaknya pun langsung berinisiatif memberikan bansos untuk warganya.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang dilakukan perajin batik di Giriloyo ketika pandemi COVID-19? “Pekerjaan kami hanya baca sholawat setiap hari. Saya berdoa sambil nangis,‘Ini kehendak-Mu ya Allah. Kalau memang Engkau menakdirkan seperti ini saya ikhlas’,” ujar Ninik mengenang kembali masa-masa sulit itu.
-
Di mana bukti penyebaran tungau ditemukan? Ini berdasarkan temuan baru para arkeolog di situs garnisun Romawi di Vindolanda di Northumberland, di selatan Tembok Hadrian.
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
"Kita sudah mulai lebih dulu terhadap bantuan sosial. Daerah ini rawan konflik karena tahun 1998 ketika krisis moneter ada demo hingga penjarahan, lalu tahun 2016 ada pembakaran vihara karena kesenjangan sosial ekonomi. Makanya, kita dari Muspida bergerak cepat agar masyarakat tidak berpikir negatif akibat pandemi Covid-19 ini," kata Syahrial saat berbincang dengan merdeka.com.
Dia menceritakan, sempat mendapat laporan bahwa beberapa oknum masyarakat mulai memprovokasi untuk melakukan gejolak. Hal itu didasari karena adanya masyarakat yang perekonomiannya lumpuh akibat pandemi Covid-19.
"Karena ada beberapa laporan dari intelijen sudah ada yang bakar-bakar yang dilakukan beberapa pihak. Itu karena 'digoreng' orang yang mau buat ricuh. Akhirnya kita menduluankan program itu dn akhirnya semua terakomodit sehingga tidak ada gejolak," terangnya.
Syahrial mengakui, pandemi Covid-19 membuat roda perekonomian lumpuh. Namun begitu, dirinya meminta masyarakat untuk tetap tenang dan memberikan kepercayaan kepada pemerintah untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
"Memang kalau soal ini biar normal harus bergandengan tangan. Bagi masyarakat, pemerintah biar Covid-19 segera selesai dan usai di Indonesia atau Sumatera Utara dan Tanjungbalai. Kalau kita bs bergandengan tangan mudah-mudahan cepat selesai. Lalu kita pikirkan dampak ini."
"Kalau ini cepat normal tentu ekonomi cepat utuh. Tapi, bagi masyarakat terdampak ekonomi anggap ini suatu iktibar karena bukan persoalan diri sendiri karena sudah mendunia. Saya beraharap masyarakat Tanjungbalai agar bisa menahan diri dalam bertindak untuk pemulihan ekonomi. Biar dulu kita lakukan kajian, setelah dapat lalu kita pulihkan ekonomi," tuntasnya.
(mdk/hrs)