Hujan Deras di Akhir Februari Disebabkan Aktivitas Monsoon Asia
Deputi Bidang Meteorologi, BMKG, Guswanto meminta masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Indonesia selama sepekan ke depan yang salah satunya dipicu oleh aktivitas Monsoon Asia yang menguat.
Sejumlah wilayah Indonesia diguyur hujan lebat disertai petir dan angin kencang beberapa hari ini di akhir bulan Februari. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) potensi hujan lebat lebih dari 50 milimeter per hari dengan status waspada.
Deputi Bidang Meteorologi, BMKG, Guswanto meminta masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Indonesia selama sepekan ke depan yang salah satunya dipicu oleh aktivitas Monsoon Asia yang menguat.
-
Bagaimana hujan berlian terjadi? Dari proses mempelajari itu, mereka menemukan bahwa meskipun berlian masih membutuhkan tekanan yang sangat besar dan suhu yang sangat tinggi untuk membuatnya, kondisi yang diperlukan tidaklah ekstrim seperti yang diperkirakan sebelumnya.
-
Kapan Harun Kabir meninggal? Tanggal 13 November 1947, jadi hari terakhir Harun Kabir dalam menentang kekuasaan Belanda yang kembali datang ke Indonesia.
-
Di mana hujan berlian sering terjadi? Mengucap Indy100, Jumat (2/2), sebuah studi baru yang diterbitkan di Nature Astronomy, mengungkapkan bahwa kondisi cuaca ekstrem yang melibatkan presipitasi batu mulia atau berlian mungkin relatif umum terjadi di luar angkasa.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kenapa Bogor disebut Kota Hujan? Karena jumlah milimeter air yang tercurah berada di atas angka 2.000, maka bisa dipastikan jika intensitas air hujan bisa terus turun sepanjang tahun. Ini yang membuat Bogor masih diselingi kondisi hujan saat musim kemarau karena jumlah kandungan air di awan yang tinggi.
-
Kapan Hari Brimob diperingati? Bangsa Indonesia memperingati Hari Brimob setiap tanggal 14 November.
"Perkembangan kondisi cuaca di seluruh wilayah Indonesia saat ini menunjukkan signifikansi dinamika atmosfer yang berdampak pada potensi peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah di Indonesia," katanya.
Ia mengemukakan potensi cuaca ekstrem ini dipicu oleh kondisi atmosfer yang mendukung pembentukan awan hujan lebih intensif dalam beberapa waktu ke depan, di antaranya aktivitas Monsoon Asia yang menguat.
Selain itu, lanjut dia, terdapat juga indikasi aktifnya seruakan dingin dari Asia serta adanya pusat tekanan rendah di Perairan Barat Australia dan pola sirkulasi angin yang terbentuk di sekitar wilayah Indonesia yang membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi).
"Kondisi itu dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan memaksimalkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan," katanya. Demikian dikutip dari Antara.
Adapun wilayah yang berpotensi dilanda hujan lebat yakni Provinsi Aceh, Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta.
Kondisi serupa juga berpotensi terjadi di Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Sementara status siaga potensi hujan lebat terjadi di wilayah Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur.
Untuk wilayah berpotensi angin kencang meliputi di Provinsi Aceh, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Maluku, dan Papua.
BMKG juga memprakirakan adanya potensi banjir di sejumlah wilayah. Untuk provinsi berstatus waspada, yakni Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.
Sementara potensi banjir berstatus siaga, yakni di wilayah Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
(mdk/eko)