Daftar Daerah Diprediksi Diguyur Hujan Deras Akibat Cuaca Ekstrem Selama Maret
Cuaca ekstrem yang terjadi saat ini masih dipengaruhi adanya fenomena regional, seperti Madden-Julian Oscillisation, gelombang Rossby dan Kelvin.
Cuaca ekstrem yang terjadi saat ini masih dipengaruhi adanya fenomena regional, seperti Madden-Julian Oscillisation, gelombang Rossby dan Kelvin.
Daftar Daerah Diprediksi Diguyur Hujan Deras Akibat Cuaca Ekstrem Selama Maret
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksi cuaca ekstrem masih akan terjadi pada bulan Maret 2024. Cuaca ekstrem diperkirakan akan cenderung lebih kondusif dari periode sebelumnya.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi BNPB, Abdul Muhari mengatakan, cuaca ekstrem yang terjadi saat ini masih dipengaruhi adanya fenomena regional, seperti Madden-Julian Oscillisation, gelombang Rossby dan Kelvin.
Namun Muhari mengatakan saat ini Indonesia sudah melewati fase Madden-Julian Oscilliation, sementara penyebab cuaca ekstrem yang masih dominan adalah gelombang Rossby dan Kelvin.
"Ini akan memberikan perubahan cuaca yang mungkin tidak ekstrem lagi ke wilayah-wilayah di Indonesia dalam minggu-minggu kedepan. Kita harapkan seperti itu ya," kata Muhari dalam Disaster Briefing di channel youtube @BNPB Indonesia, Selasa (19/3).
Muhari mengimbau masyarakat untuk tetap waspada adanya gelombang ekuator Rossby dan Kelvin yang masih bekerja di beberapa wilayah Indonesia.
Masyarakat juga diminta selalu waspada potensi curah hujan tinggi dan kemungkinan terjadi bencana alam.
"Ini tetap harus menjadi perhatian, artinya akan ada akumulasi-akumulasi peningkatan awan konvektif di daerah-daerah ini," kata Muhari.
Muhari juga memyebut wilayah pulau Jawa, Bali, dan Nusa Teggara masih berpotensi mengalami curah hujan ekstrem yaitu sekitar 150-300 milimeter pada dasarian 3 bulan Maret 2024.
BNPB merilis daftar daerah diprediksi terdampak gelombang Rossby dan Kelvin:
Gelombang Kelvin
21-22 Maret 2024 (tidak aktif)
23-24 Maret 2024 (tidak aktif)
Gelombang Rossby
21-22 Maret 2024 (aktif di utara-tengah Papua-Maluku)
23-24 Maret 2024 (aktif di utara Papua-Maluku-Utara Sulawesi)