Humor Gus Dur: Tak jadi presiden atau kaset Beethoven
Usai lengser Gus Dur berkata pada wartawan, "mulai esok, saya akan menceritakan lelucon-lelucon lagi."
Humor ini ditulis ulang oleh Bambang Haryanto, penulis buku: Komedikus Erektus. Dia menukil dari kisah wawancara wartawan dengan Gus Dur setelah dilengserkan dari kursi presiden RI keempat.
Saat ditanya wartawan apakah Gus Dur menyesal ketika dilengserkan dari kursi presiden RI, dengan enteng Gus Dur menjawab. "Sama sekali tidak. Saya lebih menyesal ketika saya kehilangan 27 rekaman Simfoni Kesembilan dari Beethoven."
Bahkan begitu lengser Gus Dur segera memberi kabar kepada para wartawan. "Mulai esok, saya akan menceritakan lelucon-lelucon lagi."
Kisah yang dituturkan Bambang ini juga sempat dilontarkan Gus Dur kepada Ikeda Sensei (Daisaku Ikeda, Presiden Soka Gakkai International ke-3) dalam buku: Dialog Peradaban untuk Toleransi dan Perdamaian.
Ikeda: "Apakah Bapak Wahid pernah memendam rasa kecewa dan kesal karena dikhianati?"
Gus Dur: "Terlalu sering dikhianati sehingga tidak merasakannya sebagai tantangan. Nanti akan ada hikmah dari tiap kali terjadinya pengkhianatan itu."
"Saat saya ( Gus Dur ) mengundurkan diri dari jabatan sebagai presiden bulan Juli 2001, saya berjanji akan bekerja untuk demokrasi yang lebih baik. Saat itu saya juga tidak menyesal."
"Satu-satunya hal yang menyedihkan bagi saya adalah kehilangan beberapa pita kaset musik Ludwig van Beethoven yang secara khusus saya koleksi, (tertawa)."
Baca juga:
Ini cara Gus Dur merangkul dan memperlakukan rakyat kecil
Guyonan Gus Dur soal harta karun Soekarno
Pesan Gus Dur pada Anas saat hendak nyalon Bupati Banyuwangi
Kisah tentang Gus Dur dan KPK
5 Humor Gus Dur yang bikin 'ngakak guling-guling'
-
Bagaimana Gus Dur mengubah namanya? Nama asli beliau, Abdurrahman Ad-Dakhil, diberikan oleh ayahnya, KH. Wahid Hasyim, dengan harapan agar Gus Dur kelak memiliki keberanian seperti Abdurrahman Ad-Dakhil, pemimpin pertama dinasti Umayyah di Andalusia. Namun, nama Ad-Dakhil kemudian diganti dengan "Wahid," yang diambil dari nama ayahnya.
-
Siapa yang disebut Gus Dur sebagai wali? Di mata Gus Dur sendiri, Kiai Faqih adalah seorang wali. “Namun, kewalian beliau bukan lewat thariqat atau tasawuf, justru karena kedalaman ilmu fiqhnya,” kata Gus Dur
-
Mengapa Gus Dur disebut sebagai Bapak Pluralisme? Kedekatan Gus Dur dengan masyarakat minoritas dan orang-orang terpinggirkan, membuatnya dikenal sebagai sosok yang plural dan menghargai semua perbedaan. Hal ini yang kemudian Gus Dur dijuluki sebagai Bapak Pluralisme Indonesia.
-
Apa saja yang dilakukan Gus Dur untuk menunjukkan toleransi dalam kehidupan berbangsa? Pasalnya beliau selama hidup selalu menanamkan nilai-nilai toleransi dalam kehidupan berbangsa.
-
Bagaimana Gus Dur menanamkan nilai toleransi dalam kehidupan berbangsa? Pasalnya beliau selama hidup selalu menanamkan nilai-nilai toleransi dalam kehidupan berbangsa.
-
Kapan Gibran bertemu Gus Miftah? Calon Wakil Presiden (cawapres) Gibran Rakabuming Raka menemui pendakwah asal Yogyakarta, Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah, Selasa (26/3).