Ibu penyeret balita dengan sepeda motor di Klaten tak bisa dipidana
Kasatreskrim Polres Klaten AKP Suardi Jumaing mengatakan, hingga saat ini pelaku yang juga ibu kandung korban masih dilakukan observasi dan pengobatan oleh pihak keluarga. Observasi tersebut membutuhkan waktu selama 14 hari hingga diketahui hasilnya.
Santi Kusuma Sari (34), seorang ibu yang tega menyeret anaknya DI yang masih berusia 4 tahun dengan sepeda motor, belum bisa diproses hukum. Polres Klaten masih menunggu hasil observasi yang dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr RM Soedjarwadi, Klaten.
Pasalnya, suami dan keluarga mengaku jika Santi mengalami gangguan kejiwaan saat melakukan perbuatan konyol yang viral di media sosial tersebut.
-
Apa saja tipe gangguan kecemasan pada anak? Mengutip situs Anxiety and Depression Association of America, terdapat beberapa tipe gangguan kecemasan pada anak, antara lain: Gangguan Kecemasan Umum Tipe gangguan kecemasan pada anak yang pertama disebut kecemasan umum atau Generalized Anxiety Disorder (GAD). Ketika gangguan kecemasan pada anak ini terjadi, ia akan merasakan kekhawatiran secara berlebih pada semua hal. Gangguan kecemasan pada anak tipe ini akan membuat pribadi anak menjadi terlalu perfeksionis terhadap berbagai hal. Jika terus berlanjut hingga lebih dari 6 bulan, gangguan kecemasan pada anak akan membuatnya memaksakan diri mencapai semua hal dengan sempurna dan merasa ketakutan atas kesalahan sekecil apapun. Gangguan Kepanikan Tipe gangguan kecemasan pada anak yang selanjutnya adalah gangguan kepanikan atau panic disorder.Pada umumnya, dokter atau psikiater akan melakukan pemeriksaan tipe gangguan kecemasan pada anak apabila ia sudah mengalami minimal dua kali serangan panik secara tiba-tiba tanpa adanya alasan yang jelas.(Foto : istockphoto.com) Kecemasan saat Berpisah Gangguan kecemasan pada anak yang selanjutnya adalah Separation Anxiety Disorder (SAD). Kondisi kecemasan ini biasanya dimulai ketika anak berusia 18 bulan hingga 3 tahun. Diperlukan penanganan yang lebih serius jika terus mengalami gangguan kecemasan pada anak karena hal ini dapat menghambat potensi anak untuk berkembang dan hidup mandiri dengan dirinya sendiri. Kecemasan Sosial Tipe gangguan kecemasan pada anak yang keempat disebut kecemasan sosial atau social anxiety atau fobia sosial. Kondisi ini mengakibatkan anak akan merasa ketakutan ketika diminta berinteraksi dengan dunia sosial. (Foto : istockphoto.com) Selective Mutism Ketika anak secara tiba-tiba menjadi diam membisu apabila ia merasa ketakutan dan panik, ini dapat dikategorikan sebagai gangguan kecemasan pada anak tipe Selective Mutism. Anak yang mengalami gangguan kecemasan ini akan diam, tidak bergerak, tidak berekspresi, menghindari kontak mata, dan menundukkan kepalanya ketika menghadapi situasi yang menegangkan baginya. Fobia Fobia merupakan kondisi ketakutan secara berlebihan terhadap suatu hal. Gangguan kecemasan pada anak yang satu ini dapat menyerang anak apabila ia dihadapkan pada suatu hal yang membuatnya gelisah, menangis, tantrum, rewel, sakit kepala, atau bahkan sakit perut.(Foto : istockphoto.com) Obsessive-compulsive Disorder (OCD) OCD juga termasuk ke dalam tipe gangguan kecemasan pada anak. Kondisi ini biasanya lebih banyak dialami oleh anak pada usia 8 hingga 12 tahun. Anak yang mengalami gangguan kecemasan satu ini akan terobsesi pada suatu hal yang tidak wajar, terutama pada keteraturan dan pengulangan.(Foto : istockphoto.com) Post-traumatic Stress Disorder (PTSD) Tipe gangguan kecemasan pada anak yang terakhir adalah Post-traumatic Stress Disorder atau biasa disebut dengan trauma. Merasa takut atau sedih akan sesuatu hal yang emosional memanglah wajar. Namun, sejumlah anak mungkin akan mengalami trauma jika situasi tersebut sangat mengerikan atau mencekam. Gangguan kecemasan pada anak ini akan mengubah karakter anak secara keseluruhan dan sangat diperlukan penanganan secara khusus agar mental anak membaik.
-
Dimana kekerasan pada anak dilarang? Banyak negara telah mengesahkan undang-undang yang melarang kekerasan terhadap anak.
-
Apa yang ditemukan pada kerangka bayi tersebut? Setelah kematiannya, bayi itu dimakamkan dengan kalung yang terbuat dari 93 manik-manik faience dan vitreous, serta enam manik-manik cornelian, sebuah temuan yang menunjukkan perawatan yang diterimanya dalam hidup dan mati.
-
Bagaimana cara mengatasi gangguan kecemasan pada anak? Cara Mengatasi Gangguan Kecemasan pada Anak 1. Berikan Perhatian PenuhApabila terdapat tanda-tanda gangguan kecemasan pada anak, berikan perhatian penuh padanya karena ia sangat membutuhkan perhatian ekstra terutama pada apa yang ia rasakan. 2. Tetap Tenang Ketika gangguan kecemasan pada anak terjadi, orang tua atau pun kerabat yang ada di sekitarnya haruslah tetap tenang.(Foto : istockphoto.com) 3. Berikan Pujian Selalu berikan apresiasi atau apapun usaha yang telah anak lakukan. Hal itu akan membantunya untuk perlahan bangkit dari gangguan kecemasan pada anak.(Foto : istockphoto.com) 4. Tidak Menghukum Sembarangan Apabila anak mengalami perkembangan yang kurang dibandingkan dengan teman-temannya yang lain, jangan menghukumnya. Orang yang ada di sekitarnya memiliki tanggung jawab yang besar untuk membantunya agar tidak menjadi gangguan kecemasan pada anak. Beritahu dan peringatkan anak dengan bahasa yang baik dan lembut. 5. Ubah Ekspektasi Jangan terlalu menaruh harapan yang sangat tinggi kepada anak, bantu ia menyesuaikan dirinya dengan kondisi yang sedang dialami agar tidak terjadi gangguan kecemasan pada anak.(Foto : istockphoto.com) 6. Bersiap untuk Segala Perubahan Luangkan waktu untuk anak dalam segala perubahan yang sedang ia alami agar ia tidak mengalami gangguan kecemasan pada anak dan mengetahui bagaimana penanganan terhadap situasi yang sedang dialami.(Foto : istockphoto.com)
-
Apa saja tanda cacingan yang dialami oleh anak? Anak kecil yang terkena cacingan biasanya cenderung mengalami diare atau sembelit yang berkepanjangan. Adapun diare tersebut disertai dengan lendir ataupun darah. Selain itu, anak juga akan mengeluhkan perut kembung dan rasa nyeri pada perut.
-
Kenapa bayi sering cegukan? Cegukan pada bayi umumnya merupakan fenomena alami dan tidak perlu menjadi sumber kekhawatiran yang berlebihan bagi orangtua.
Kasatreskrim Polres Klaten AKP Suardi Jumaing mengatakan, hingga saat ini pelaku yang juga ibu kandung korban masih dilakukan observasi dan pengobatan oleh pihak keluarga. Observasi tersebut membutuhkan waktu selama 14 hari hingga diketahui hasilnya. Jika sudah, hasil observasi tersebut akan diserahkan ke penyidik Polres Klaten.
"Kita masih menunggu hasil observasi hingga 14 hari mendatang. Dari pihak keluarga maupun orang tua juga belum ada yang melapor ke polisi. Tugas kita memastikan pelaku ini dalam kondisi sehat atau tidak sehat jiwanya. Kita menunggu pihak yang melapor untuk segera kita tindak lanjuti," ujar Suardi, Senin (12/2).
Dia menerangkan, saat ini keluarga masih fokus untuk pengobatan pelaku maupun korban. Pihaknya juga melakukan pendampingan kepada korban guna pemulihan kesehatan kejiwaan dan fisik korban dengan menggandeng Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak (P2TPA) Surakarta.
"Kondisi fisik korban sudah diobati, dibawa ke dokter. Kondisi anak masih dalam pendampingan bapak, kakek, nenek dan keluarga lainnya," tandasnya.
Plt Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AKB) Kabupaten Klaten, dr Heni Rukminto mengatakan, pihaknya bertugas untuk melakukan pendampingan kepada korban dan pelaku. Pihaknya sudah mendapatkan informasi jika pelaku mengalami gangguan jiwa.
Penanganan kondisi fisik, jelas dia sudah dilakukan, sedangkan untuk psikis masih terus dilakukan. Menurutnya, penanganan selanjutnya masih tergantung hasil diagnosa terhadap pelaku. Penanganan selanjutnya, akan dilakukan, baik untuk ibu anak, keluarga maupun masyarakat.
"Saya mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan justifikasi, intimidasi dan sebagainya. Agar ibunya nanti tidak semakin tersakiti dan kembali ke masyarakat dan keluarga dengan baik," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Santi menyeret putrinya yang masih berusia balita dengan sepeda motor. Aksi kejam warga Dusun Balong, Desa Paseban, Kecamatan Bayat, tersebut terekam kamera CCTV dan beredar luas di dunia maya.
Dalam video tersebut Santi yang melaju dengan sebuah sepeda motor metik, terlihat menggandeng tangan kanan anaknya di sisi kiri sepeda motor. Sementara tangan kanan Santi yang memegang stang gas sepeda motor. Balita tersebut tak mampu berlari mengikuti laju sepeda motor sang ibu hingga terseret dan mengalami luka di kedua lututnya.
Baca juga:
Depresi, ibu di Klaten seret balita dengan sepeda motor
KPAI minta dilakukan tes kejiwaan orang tua diduga bunuh bayi di Samarinda
Kasus kekerasan anak di internet, Menkominfo harap semua ekosistem terlibat
Diduga tewas dianiaya, tubuh bayi 9 bulan di Samarinda penuh luka
Anak sakit jadi rewel, alasan ibu di Bekasi tega aniaya sampai tewas
Diduga meninggal akibat dianiaya, bayi di Bekasi batal dimakamkan