ICW Beberkan Dugaan Kejanggalan Polri Beli Gas Air Mata
Temuan tersebut dilakukan berdasarkan pengumpulan informasi berbasis sumber terbuka.
Terdapat 9 perusahaan yang mengikuti tender namun hanya satu perusahaan yang memberikan penawaran saja.
ICW Beberkan Dugaan Kejanggalan Polri Beli Gas Air Mata
Indonesia Corruption Watch (ICW) menilai pembelian gas air mata yang dilakukan oleh Polri terbilang mahal. Dalam pagu anggaran yang digelontorkan oleh institusi Bhayangkara itu mencapai Rp49 miliar.
Hal itu diungkapkan oleh peneliti ICW, Nisa Rizkiah dalam diskusi yang diadakan oleh bersama Trend Asia dan juga Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) yang membahas mengenai 'Konflik Rempang: Daftar Panjang Brutalitas Kepolisian'.
- Janjikan Korban PNS di Pemkot Tangsel, Pegawai Kesbangpol dan Warga Sipil Ditetapkan Tersangka
- Penjelasan Kapolri Sigit soal Bentrok TNI-Polri dengan Warga Rempang Batam Sampai Tembak Gas Air Mata
- KPK Panggil Dahlan Iskan Terkait Korupsi LNG Pertamina
- Waspadai 6 Zat Berbahaya pada Polusi Udara, Dapat Mendatangkan Penyakit
Nisa menjelaskan temuan tersebut dilakukan berdasarkan pengumpulan informasi berbasis sumber terbuka melalui LPSE, SiRUP, pemberitaan, SIKAP dan akta perusahaan yang dipantau rentang waktu Januari hingga September 2023.
"Sejak Januari hingga September 2023 terdapat satu kali pengadaan gas air mata sebanyak 67.023 dengan kaliber 37-38 mm dengan pagu Rp 49,255,202,700," ungkap Nisa dalam diskusi yang diadakan di Rumah belajar ICW, Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (14/9).
"Selain itu terdapat proyek pengiriman untuk gas air dengan pagu Rp706.143.060," sambungnya.
Nisa merinci, untuk harga satu unit gas air mata yang dibeli oleh Polri dengan menghitung harga pagu Polri yang senilai Rp Rp 49,255,202,700 dibagi volume pekerjaan polri 67.023 dengan hasil satu unit gas air mata seharga Rp 734.900.
Peneliti ICW itu menyebut dalam untuk harga gas air mata rata-rata untuk harga terendah senilai 22 dollar sedangkan harga tertinggi 40 Dollar. Apabila dikalkulasikan dalam bentuk rupiah dalam trisemester pertama harga 1 dollar senilai Rp15.319.
Setelahnya, perhitungan sebanyak 67.023 unit gas air mata jika dihitung dengan biaya lain diperkirakan 15% teridiri dari perhitungan untuk pengadaan 5% untuk ongkos kirim dan 10% keuntungan.
Dalam perhitungan ICW dengan menggunakan rata-rata harga terendah didapatkan total pembelian sebagai berikut.
Harga pasaran rata-rata 22 dollar: Rp25.279.051.674
Harga pasaran rata-rata 40 dollar: Rp47.255.202.700.
Apabila diselisihkan dengan pagu anggaran Polri dengan masing rata-rata pembelian gas air mata maka didapatkan untuk kurs 22 dollar selisih harga Rp23 miliar. Sedangkan untuk rata-rata kurs 40 dollar senilai Rp2 miliar.
Selisih angka itu menurut Nisa terdapat ada dugaan kemahalan bahkan minimalnya transparansi penggunaan dan perencanaan gas air mata.
"Karena kalau kita lihat kita tidak bisa mengakses kerangka kerja polisi yang mana kalau di kerangka kerja itu pasti ada berapa sebetulnya kebutuhan gas air mata dari setiap tahun. Nah ini kita tidak bisa akses datanya sehingga kita anggap masih belum transparan," beber dia.
merdeka.com
Dalam kejanggalan lainnya, yakni pada saat proses lelang. Nisa mengatakan terdapat 9 perusahaan yang mengikuti tender namun hanya satu perusahaan yang memberikan penawaran saja.
Adapun pemenang tender itu adalah PT Dwi Jaya Perkasa yang diungkap Nisa baru didirikan 2 Januari 2023.
merdeka.com
Atas dasar itu, ICW mendesak kepolisian untuk membuat peraturan terkait penggunaan dan pengelolaan gas air mata dalam mengurai masa aksi. Lalu mendesak agar membuka data terkait kebutuhan gas air mata setiap tahunnya beserta kontrak pengadaan.
merdeka.com
"Mendesak kepolisian untuk menghentikan pembelian gas air mata sampai ada evaluasi dan perbaikan mengenai tata kelola penggunaan gas air mata," tegas Nisa.
"DPR harus segera memanggil Kapolri untuk dimintai pertanggungjawaban atas sejumlah peristiwa yang berkaitan dengan pengguna gas air mata," tutup dia.
merdeka.com