Ini alasan TNI AU harus beli Helikopter bikinan PTDI buat Jokowi
Alasannya tidak lain salah satunya kualitas helikopter buat PTDI tidak jauh berbeda dengan buatan asing.
Kisruh pembelian helikopter AgustaWestland AW-101 buatan joint venture antara Westland Helicopters di Inggris dan Agusta di Italia sebagai transportasi Presiden Jokowi blusukan terus menuai polemik. Sejumlah pihak menyarankan Jokowi memakai produk dalam negeri alias buatan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) untuk mendukung aktivitasnya itu.
Alasannya tidak lain salah satunya kualitas helikopter buat PTDI tidak jauh berbeda dengan buatan asing. Bahkan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, helikopter SuperPuma yang selama ini digunakan untuk kunjungan kerja, baik oleh Presiden Jokowi maupun dirinya, dinilai masih sangat layak digunakan.
"Namun yang kita bisa pakai itu helikopter SuperPuma yang kita beli pada zaman Gusdur, berarti itu baru 15 tahun dan masih sangat layak, itu saja. Saya tidak tahu pembelian yang baru," kata Jusuf Kalla di kantornya kemarin.
Dia menegaskan, helikopter SuperPuma yang biasa digunakannya itu masih tergolong baru, yakni baru sekitar 15 tahun digunakan sehingga kondisinya dinilai masih layak pakai.
"Tapi helikopter yang biasa saya pakai dan Pak Jokowi yang pakai itu SuperPuma yang sangat bagus ukurannya sangat bagus dan itu baru," kata dia.
Bahkan, PT Dirgantara Indonesia menyebut helikopter AW-101 yang diinginkan TNI AU buat Presiden Jokowi mudah jadi sasaran tembak. Mudahnya AW-101 jadi sasaran tembak lantaran memiliki tiga buah mesin dan cepat panas. Kondisi cepat panas ini memudahkan alat pendeteksi panas mendapatkannya.
"Helikopter AW-101 memiliki tiga 'engine', sehingga cenderung menimbulkan tanda tingkat kepanasan lebih tinggi dan mudah dideteksi pencari panas (menjadi sasaran tembak senjata dengan pencari panas)," kata Direktur Produksi PTDI Arie Wibowo menjelaskan, di Bandung, Rabu (25/11).
Arie mengaku, helikopter AW-101 berbeda dengan helikopter EC-725 dengan dua mesin. Helikopter EC-725 merupakan buatan PTDI. Sedangkan AW-101 hasil joint venture antara Westland Helicopters di Inggris dan Agusta di Italia.
Arie mengatakan, pembelian helikopter AW-101 membutuhkan investasi tambahan, berupa pengadaan bengkel, fasilitas penunjang dan pelatihan pilot serta teknisi yang memakan waktu. Sedangkan pembelian EC-725 dipercaya tidak akan membutuhkan investasi tambahan.
Dia menambahkan, EC-725 merupakan pengembangan dari helikopter Superpuma, selama ini digunakan Presiden dan Wakil Presiden RI. Sehingga penggunaan helikopter dan penguasaan pilot lebih mudah.
"PTDI sudah mengembangkan superpuma menjadi EC-725, yang teknologinya tidak berbeda jauh dengan AW-101," tuturnya.
Arie menekankan pelbagai fitur pada helikopter EC-725 juga sangat layak untuk VVIP sekelas kepala negara. Selain itu, helikopter jenis ini telah digunakan 32 kepala negara di seluruh dunia.
PTDI berharap Jokowi memakai helikopter EC-725. Sebab, biasanya helikopter kepala negara memakai buatan dan dirakit di negara asal. Bila itu diminta, pihaknya berjanji mampu menyelesaikan ini akhir tahun 2016.
Baca juga:
Tak cuma KMP, PDIP juga kritik helikopter buat Jokowi
JK: Heli SuperPuma masih sangat layak
Soal dana beli heli untuk Jokowi, Menteri Pratikno disebut offside
Rugikan negara & tabrak UU, DPR minta Jokowi jelaskan heli asing
TNI AU tuding ada politisasi pembelian helikopter buat Jokowi
Kasau tegaskan Presiden Jokowi tak minta beli Heli AW-101
Kecanggihan helikopter EC 725 PTDI dibanding AW 101 pilihan Jokowi
-
Apa yang nyaris digunakan oleh TNI AU sebagai pesawat tempur? Jet tempur terbaru itu nyaris memperkuat TNI AU. Batal di saat-saat terakhir.
-
Siapa yang menjadi pilot pesawat dan helikopter tempur TNI AD? Bagi Cahyo, Joy adalah copilot terbaik dalam rumah tangga mereka. Cahyo sendiri adalah seorang pilot pesawat dan helikopter tempur TNI AD.
-
Kapan penyerahan pesawat C-130J-30 Super Hercules ke TNI AU? Acara serah terima dihadiri langsung oleh Presiden Jokowi dan Menhan Prabowo Subianto. Momen Menarik Kasad Hormat ke Prabowo
-
Siapa saja yang tewas dalam kecelakaan helikopter? Presiden Ebrahim Raisi dan juga Menlu Iran dipastikan tewas dalam kecelakaan tersebut.
-
Kapan helikopter Presiden Iran jatuh? Helikopter tersebut jatuh pada Minggu (19/5) saat Presiden Raisi dan rombongan kembali dari Provinsi Azerbaijan Timur setelah meresmikan proyek pembangunan dam.
-
Kapan Pesawat B-25 Mitchell milik TNI AU digunakan untuk menumpas pemberontakan? Sejak itu, dia tidak pernah absen dalam setiap operasi militer TNI AU. Bomber B-25 ditugaskan untuk membombardir lokasi kubu pertahanan pasukan Kahar Muzakar di pegunungan Sulawesi Selatan.