Ini calon-calon pimpinan KPK berharta melimpah
Meski klarifikasi sudah dilakukan di depan publik, tidak semua jawaban para calon mengenai hartanya memuaskan.
Klarifikasi harta kekayaan menjadi bagian penting dalam sesi wawancara calon pimpinan KPK yang sudah dilakukan sejak tiga hari yang lewat. Sejumlah harta bahkan dibeberkan oleh anggota Panitia Seleksi (Pansel) kepada calon untuk ditanyai asal-usulnya.
Dari wawancara terbuka itu, publik akhirnya bisa mengetahui jumlah harta kekayaan para calon. Dari 18 calon yang diwawancara, terdapat beberapa yang mempunyai hartai berlimpah, setidaknya dibandingkan para calon lain.
Meski klarifikasi sudah dilakukan di depan publik, tidak semua jawaban para calon mengenai hartanya memuaskan. Terlebih ada beberapa pejabat publik yang sudah lama tidak melaporkan harta kekayaannya ke KPK.
Berikut calon-calon pimpinan KPK berharta melimpah:
-
Kapan Gazalba Saleh ditahan oleh KPK? Eks Hakim Agung Gazalba Saleh resmi ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Kamis (30/11/2023).
-
Siapa yang ditahan oleh KPK? Eks Hakim Agung Gazalba Saleh resmi ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Kamis (30/11/2023).
-
Apa yang tertulis di karangan bunga yang diterima oleh KPK? Dalam karangan bunga tertulis 'selamat atas keberhasilan anda memasuki pekarangan tetangga'. Tertulis pengirimnya adalah Tetangga.
-
Dimana penggeledahan dilakukan oleh KPK? Kepala Bagian (Kabag) Pemberitaan KPK Ali Fikri menyebut penggeledahan kantor PT HK dilakukan di dua lokasi pada Senin 25 Maret 2024 kemarin. "Tim Penyidik, telah selesai melaksanakan penggeledahan di 2 lokasi yakni kantor pusat PT HK Persero dan dan PT HKR (anak usaha PT HK Persero)," kata Ali Fikri kepada wartawan, Rabu (27/3).
-
Kapan KPK menahan Mulsunadi? "Untuk kebutuhan penyidikan tim penyidik melakukan penahanan MG untuk 20 hari pertama terhitung tanggal 31 Juli 2023 sampai dengan 19 Agustus 2023
-
Kapan Bupati Labuhanbatu ditangkap KPK? Keempatnya ditetapkan tersangka usai terjaring operasi tangkap tangan (OTT) pada Kamis, 11 Januari 2024 kemarin.
Harta Capim KPK Nina Nurlina Rp 25 M, BMW dibeli cash
Derai tawa mewarnai proses wawancara calon pimpinan KPK Nina Nurlina Pramono oleh anggota Pansel, Harkristuti Harkrisnowo. Nina, pensiunan auditor Pertamina, ditanya apakah di BUMN itu tidak ada korupsi.
"Ibu auditor Pertamina, apa Pertamina ada korupsi?" tanya Tuti kepada Nina di Gedung Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa (25/8).
Mendengar pertanyaan yang tak disangka-sangka tersebut, sontak Nina terdiam. "Apa karena ibu salah audit?" tanya Tuti kembali.
"Ya mungkin ya, Bu," ujar Nina yang membuat semua undangan yang hadir tertawa.
Setelah menanyakan latar belakang pekerjaan Nina, Tuti kembali menanyakan jumlah harta benda wanita berhijab itu. "Apa benar ibu memiliki banyak rumah?" tanya Tuti kepada Nurlina.
"Ya, banyak. Lagi dibangun. 1 di Lembang, 1 di Cinere, 1 Malang, 1 Jatibening, 1 di Bandung dan 1 kondotel di Bandung," jawab Nina.
Tak hanya rumah, Nina mengaku juga memiliki harta Rp 25 miliar, 1 unit Nisan Xtrail, 1 Toyota Alphard, dan 1 unit BMW. Harta tersebut merupakan penghasilan bersama suaminya selama 32 tahun.
"Ya BMW dibeli cash. Setelah saya kerja 30 dan suami 32 tahun, please boleh dong Bu," ujar Nina yang kembali membuat undangan tertawa.
Menurut pengakuan Nina, harta yang dimilikinya itu sudah pernah dilaporkan dalam LHKPN pada tahun 2001. Meski tak ada kewajiban untuk melaporkannya, Nina mengaku belum melaporkannya lagi setelah itu.
"Kan tidak ada kewajiban, Bu. Juga tidak ada yang minta untuk dilaporkan," tandas dia.
Hendardji Seopandji punya banyak rumah, mobil, dan Moge
Calon pimpinan KPK Mayjen (Purn) Hendardji Soepandji hanya bisa senyum ketika anggota Pansel Harkristuti Harkrisnowo menanyakan soal banyak rumah yang dimilikinya. Hendardji dicecar dalam sesi wawancara di gedung Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Selasa (25/8).
"Kami dengar bapak punya banyak rumah ya?" tanya Harkristuti. "Iya, bu," jawab Hendardji.
"Bisa dipertanggungjawabkan, Pak?" lanjut Harkristuti bertanya.
"Ya, bisa dipertangungjawabkan," jawab Hendardji.
Namun ketika ditanya jumlah mobil, Hendardji tidak menjawab. Dia hanya senyum kepada 9 anggota pansel tersebut.
Hal yang sama juga terjadi ketika Tuti kembali menyentil jumlah mobil Hendardi. Lagi-lagi mantan Danpusmom AD itu hanya bisa cengir.
"Bapak juga punya mobil banyak ya, buat apa mobil banyak, Pak? Bagi kita dong," ujar Harkristuti bergurau.
"Saya pakai mobil. Istri, dua anak saya juga pakai mobil, Bu," jawab Hendardji dengan tersenyum.
Tak hanya rumah dan mobil, anggota Pansel ini rupanya kembali menyelidiki apakah semua harta kekayaan Hendardji sudah dilaporkan dalam LHKPN. Namun, sebelum menjawab, ia terlebih dahulu menjawab jika BPKB Mogenya hilang.
"Bapak punya Moge?"
"Iya," kata Hendardji.
"Sudah lapor?" tanya Harkristuti lagi.
"Kami kehilangan BPKB lalu kami lapor ke polisi. Tapi kami bayar pajaknya," jawab Hendardji.
"Maksud saya apa Mogenya sudah laporkan ke LHKPN?" cecar Harkristuti.
"Iya, sudah. Dan setelah dapat BPKB kami bayar pajaknya," jawab Hendardji.
Lapor terakhir 2007, harta Irjen Pol Yotje Mende Rp 6 M
Mantan Kapolda Papua Irjen Pol Yotje Mende dicecar soal laporan harta kekayaannya saat menjalani sesi tanya jawab secara terbuka calon pimpinan KPK (capim KPK) di gedung Setneg, Jakarta, Rabu (26/8).
Anggota Pansel Harkristuti Harkrisnowo menanyakan soal harta kekayaan yang terakhir dilaporkan Yotje pada tahun 2007.
"Kok lama sekali? Alasannya? Malas ya?" tanya Tuti kepada Yotje.
Yotje yang baru saja diganti lantaran insiden Tolikara ini beralasan, adapun keterlambatannya melaporkan harta kekayaannya itu dikarenakan jarak waktu yang terbilang singkat.
"Waktu saya di Kepri, saya terima dari KPK untuk isi LHKPN sangat mepet, jadi tak isi," jelas mantan Kapolda Kepulauan Riau ini.
Selain itu, sepanjang dirinya menjabat sebagai Kapolda Papua, Yotje juga mengaku baru melaporkan harta kekayaannya itu dua minggu lalu. "Soalnya baru terima 2 minggu lalu di Papua, Bu," katanya.
Mendengarkan hal itu, Tuti pun langsung kembali menanyakan kepada Yotje, pentingnya melaporkan harta kekayaan bagi pejabat negara. Yotje pun menjawab, tidak ada faktor kesengajaan maupun pelanggaran yang dilakukannya untuk memberikan LHKPN kepada KPK
"Saya anggap itu penting. Tapi saya tidak pernah lakukan pelanggaran. Bukan berarti saya sengaja. Sebagai manusia mungkin lupa walau itu di meja," katanya.
Yotje mengaku memiliki harta kekayaan sebanyak Rp 6 miliar. Kekayaannya itu didapatnya dari usaha rental mobil bernama CV Avi di Gorontalo yang dikelola oleh keponakan dan perusahaan di Sorong yang bekerjasama dengan sepupunya. Kegiatan usaha itu dilakukan Yotje dari tahun 2009 lalu.
"Usaha jasa sewa mobil di Gorontalo dikelola anak dari kakak saya yang pertama. Itu melalui CV Avi sudah dibawa semua. Kedua join dengan saudara saya di Sorong dengan sepupu, Sky Mart di Sorong dan cukup menghasilkan. Itu semua sudah disiapkan dan halal," tukas dia.
Yotje menambahkan, besar pendapatan dari usaha yang dijalankan di Sky Mart bisa mencapai Rp 600 juta per tahun. Namun demikian, Yotje tidak merincikan keuntungan yang didapatkan dari usaha rental mobil yang dikelolanya tersebut. Dia hanya menjelaskan jika rental tersebut hanya menyewakan tujuh unit mobil.
"Sekarang ada 7 (mobil) tapi itu pun atas nama pengelolanya. Diambil juga dari luar kalau terpakai semua dari tetangga untuk disewakan. Rental mobil kadang laku semua 7 dan kita tawarkan juga," pungkas dia.