Ini cara Tim DVI cari data korban AirAsia jika sekeluarga tewas
Tim DVI bisa mencocokkan DNA korban melalui sikat gigi atau pakaian yang biasa dipakai.
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri mengaku tak kesulitan dalam mengungkap identitas jenazah korban yang satu keluarga tewas dalam tragedi AirAsia QZ8501. Proses pencarian DNA pembanding bisa dilakukan dengan orang terdekat, tidak harus dari keluarga inti seperti orang tua atau anak.
Direktur Eksekutif DVI Polri Kombes Pol Anton Castilani menjelaskan proses antem mortem (DNA orang yang masih hidup) dan post mortem (DNA orang yang telah meninggal) bisa dilakukan tidak harus antara anak dan orang tua. Menurut dia, matching DNA bisa dilakukan dengan keluarga terdekat yakni tante, om, nenek atau kakek.
"Ya tes DNA korban dengan mencocokan keluarga terdekat, tante, om, nenek, kakek, paman atau sepupu," kata Anton di RSUD Sultan Imanuddin, Pangkalanbun, Kalimantan Tengah, Sabtu (3/1).
Apabila tes DNA keluarga terdekat korban juga tidak bisa dicocokan. Dia menjelaskan, bisa dilakukan dengan mencari barang-barang yang biasa dipakai seperti sikat gigi, gelas atau celana.
UPDATE TERKINI: Evakuasi korban AirAsia QZ8501
"Cari rumahnya juga bisa dan barang-barang yang bisa korban pakai misalnya pisau cukur, celana, gelas, sikat gigi, dan lipstik," tutur dia.
Dia menambahkan, dalam proses pencocokan DNA antara korban dan keluarga korban dilakukan di Mapolda Jawa Timur. Sebelumnya dilakukan di Bandara Juanda, Sidoarjo.
"Post mortem di Surabaya. Pertama waktu itu memang kami siapkan di Bandara Juanda, sekarang sudah dipindahkan di Mapolda Jatim untuk pembanding dengan apa yang kami temukan dari jenazah," terang dia.
Anton menjelaskan lagi, baik jenazah maupun keluarga korban dilakukan beragam pemeriksaan untuk mendapatkan antem mortem dan pos mortem. Yakni mulai dari pemeriksaan sidik jari dan tanda-tanda fisik lainnya.
"Jadi mulai dari sidik jari, data gigi, DNA, DNA dari keluarga jenazah, tanda-tanda fisik bahkan sampai tanda-tanda properti ketika penumpang ini berangkatkan menggunakan pesawat AirAsia QZ8501," pungkasnya.
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Apa yang menjadi penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501? Selain kesalahan dalam manajemen penerbangan, kurangnya pemahaman awak pesawat terhadap sistem kontrol penerbangan juga menjadi penyebab jatuhnya pesawat.
-
Kenapa AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Bagaimana kondisi cuaca saat AirAsia QZ8501 jatuh? Kondisi cuaca yang buruk, termasuk awan tebal dan hujan deras, menjadi faktor yang sangat memengaruhi kejadian tersebut.
-
Dimana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 30 Desember 2014, badan pesawat dan puing-puing lainnya ditemukan di dasar laut Selat Karimata.
-
Apa saja yang rusak di Air Panas Citando? Saat ini, sejumlah fasilitas di sana sudah banyak yang rusak. Bahkan, tempat selfie atau swafoto yang dibangun sudah dalam kondisi rubuh.
Baca juga:
Sudah 30 jasad korban dikirim ke Surabaya, 17 pria & 13 wanita
Jika terbukti terbang ilegal, Kemenhub pasti cabut izin AirAsia
Kapolda Jatim: Autopsi korban AirAsia cuma buat investigasi
Di luar izin, AirAsia QZ8501 kemungkinan penerbangan tambahan
Keluarga curhat ke Menkes soal kemungkinan korban AirAsia hidup