Ini Penyebab Utama Stunting pada Anak
Ada enam provinsi yang mengalami kenaikan kasus stunting. Provinsi tersebut adalah Papua, Kalimantan Utara, Papua Barat, Banten, Jambi, dan Kepulauan Riau.
Sekretaris Utama (Sestama) BKKBN Tavip Agus Rayanto mengungkap penyebab utama stunting atau gagal tumbuh pada anak. Menurutnya, stunting akibat kekurangan gizi berhubungan dengan pola asuh.
"Seorang anak yang tidak stunting menjadi stunting itu terjadi di usia sembilan bulan dan ini artinya berhubungan dengan pola asuh, makanan tambahan yang diberikan orang tua kepada balita," kata Agus saat Rakor Satgas Stunting, Rabu (10/5).
-
Kenapa stunting berbahaya bagi anak? Melansir dari halodoc, para orang tua jangan menyepelekan stunting pada anak. Tahukah kalian, kondisi ini mampu memberikan dampak buruk pada kesehatan tubuh anak. Mulai dari terjadi gangguan pertumbuhan, penurunan fungsi perkembangan saraf dan kognitif hingga risiko peningkatkan penyakit kronis ketika anak beranjak dewasa.
-
Kenapa stunting berpengaruh buruk untuk anak? Kondisi ini tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan fisik anak, tetapi juga perkembangan kognitif dan kemampuan belajar mereka di masa depan. Oleh karena itu, pencegahan stunting melalui asupan makanan yang tepat menjadi sangat penting.
-
Kapan stunting bisa terlihat pada anak? Gejala stunting pada anak-anak biasanya dapat terlihat saat mereka berusia 2 tahun, namun sering kali gejala ini tidak disadari atau disalahartikan sebagai perawakan pendek yang normal.
-
Apa yang dilakukan di Kecamatan Buahbatu untuk mengatasi masalah stunting? Dengan kekompakan warga, masalah stunting di Kecamatan Buahbatu, Kota Bandung ini bisa diatasi. Cara mengatasinya cukup sederhana hanya dengan sedekah 1 butir telur.
-
Kenapa stunting bisa terjadi? Faktor penyebab stunting meliputi pola makan yang tidak sehat, kekurangan gizi, akses terbatas terhadap asupan makanan bergizi, serta infeksi kronis seperti diare dan penyakit pernafasan.
-
Apa itu stunting? Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kurangnya asupan makanan yang bergizi dan infeksi kronis pada periode pertumbuhan mereka.
Dia menyebut, secara umum ada enam provinsi yang mengalami kenaikan kasus stunting. Provinsi tersebut adalah Papua, Kalimantan Utara, Papua Barat, Banten, Jambi, dan Kepulauan Riau.
"Kita harus lakukan pemetaan dengan berbasis data sehingga intervensi yang dilakukan tepat sasaran dan menurunkan angka stunting," kata dia, dilansir dari Antara.
Agus menjelaskan, penanganan stunting bisa bisa diawali dari ibu hamil. Dia mencatat, sekitar 80 persen perempuan baru menikah di Indonesia langsung hamil, sisanya menunda kehamilan.
Ibu hamil ini harus menjadi fokus satgas stunting dengan melakukan pengawalan agar anak dikandung mendapatkan nutrisi yang cukup.
"Setelah lahir juga harus dikawal agar pola asuh anak ini dapat berjalan dengan baik hingga berusia lima tahun nanti. Kalau sudah berumur lima tahun terkena stunting maka akan sulit untuk mengembalikannya," kata dia.
Agus mengakui persoalan yang ada saat ini karena koordinasi maupun sinergi yang tidak berjalan dengan baik dalam menjalankan program penanganan stunting.
"Contohnya setelah pertemuan ini provinsi jalan sendiri dan kota kabupaten jalan sendiri. Mereka juga memiliki data yang berbeda sehingga penanganan tidak berjalan selaras," kata dia.
Ia mengatakan BKKBN memiliki anggaran untuk melakukan update data. Dengan adanya data akurat, pemerintah bisa melakukan penanganan kasus stunting.
"Jika data akurat maka data stunting akan lebih terukur sehingga penanganan dapat berjalan dengan baik dan tepat sasaran," kata dia.
(mdk/tin)