Ini Penyebab Banjir Bandang di Kota Batu yang Telan 7 Korban Jiwa
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan survei penyebab banjir bandang yang menerjang Kota Batu, Jawa Timur, pada Kamis (4/11). Survei dilakukan bersama Wali Kota Batu dan jajaran Forkopimda, Sabtu (6/11).
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan survei penyebab banjir bandang yang menerjang Kota Batu, Jawa Timur, pada Kamis (4/11). Survei dilakukan bersama Wali Kota Batu dan jajaran Forkopimda, Sabtu (6/11).
Survei menunjukkan, terdapat sejumlah titik longsor di sepanjang tebing alur lembah sungai di wilayah hulu Kota Batu. Pengamatan visual dari helikopter yang terbang rendah menemukan adanya enam alur lembah sungai yang setiap sisinya sangat terjal, tidak dilindungi vegetasi yang rapat dan memiliki akar kuat.
-
Bagaimana bentuk bebatuan di Situs Batu Panjang? Pengunjung bisa menyaksikan bentuk bebatuan yang menjulang tinggi, berbentuk pipih dan berbaring.
-
Dimana lokasi Situs Batu Panjang? Terletak persis di Dusun Cimara, Desa Cibeureum, Kecamatan Sukamantri, Kabupaten Ciamis, situs batu panjang merupakan peninggalan masa megalitikum yang masih tersisa.
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
-
Di mana banjir bandang ini terjadi? Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi meminta bantuan dana Rp1,5 triliun untuk penanganan bencana alam banjir bandang di daerahnya.
-
Di mana Taman Balai Kota Bandung terletak? Taman Balai Kota Bandung sendiri sering dianggap sebagai taman tertua di Kota Bandung. Bahkan, kehadirannya sudah lebih dulu ada sebelum Bandung menjadi gemeente alias Kotapraja.
-
Dimana saja lokasi rawan banjir di Kabupaten Banyumas? Wilayah rawan longsor di Kabupaten Banyumas, antara lain Kecamatan Sumpiuh, Kemranjen, Gumelar, Pekuncen, Lumbir, Banyumas, Ajibarang, dan Kedungbanteng. Sementara wilayah rawan banjir di antaranya Tambak, Sumpiuh, Kemranjen, Lumbir, dan Wangon,"
Ketika hujan turun dengan intensitas tinggi, kondisi tersebut akan memicu terjadinya longsoran-longsoran yang kemudian terkumpul dan membentuk bendungan alam yang menutup alur air. Longsoran ini tidak hanya menutup alur-alur dengan material longsoran, tetapi juga dengan pohon-pohon yang tumbang terbawa material longsor.
"Bendungan alami itu menurut analisis sementara kemudian diduga jebol dan tidak kuat menahan debit air setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah hulu pada Kamis (4/11) pukul 14.00 WIB," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Minggu (7/11).
Hasil survei lain di bagian hilir menunjukkan di sepanjang bantaran sungai terdapat perkebunan semusim yang melebar hingga tebing sungai. Berdasarkan pengamatan melalui udara tampak jelas bahwa perkebunan itu mengalami kerusakan seperti meleleh karena tergerus air hujan dengan intensitas tinggi.
Di samping itu, jenis vegetasi yang ditanam tidak memiliki akar yang kuat untuk mengikat tanah dan menyerap air. Ketika ada debit air yang cukup besar dari wilayah hulu, maka lelehan atau longsoran di wilayah tengah dan hilir akan menambah kontribusi sedimen. Ketika sampai di permukiman warga, ketebalan lumpur menjadi sangat besar.
Melihat data hasil survei udara dan analisis sementara banjir bandang di Kota Batu, maka BNPB memberikan beberapa rekomendasi. Pertama, BNPB mengingatkan kembali adanya fenomena La Nina hingga Februari 2022. Fenomena tersebut menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bisa memicu terjadinya peningkatan frekuensi dan intensitas curah hujan dari 20 persen hingga 70 persen.
Kedua, BNPB mengingatkan masih banyak terlihat pohon-pohon tumbang di lokasi bekas longsoran di hulu, diperlukan adanya giat susur sungai dengan instansi yang berpengalaman seperti TNI, Polri, Basarnas. Susur sungai sangat penting untuk dilakukan guna melihat di mana saja titik-titik potensi sumbatan atau bendung alam di wilayah hulu.
Kegiatan susur sungai ini harus diikuti dengan pembersihan sisa-sisa pohon tumbang di wilayah hulu, sebab hal itu masih berpotensi menghambat atau membendung aliran.
Ketiga, BNPB meminta agar wilayah lereng tebing atau kawasan kebun semusim lainnya ditanami dengan jenis vegetasi yang keras dan berakar kuat, sehingga dapat mengikat tanah dan mencegah terjadinya longsoran.
Keempat, BNPB meminta agar pemanfaatan lereng jalur lembah sungai untuk perkebunan semusim sebaiknya dihindari. Lereng terjal dengan tingkat kemiringan hingga 30 derajat sebaiknya ditanami vetiver, yakni jenis tumbuhan yang memiliki akar kuat dan dapat mengikat tanah.
Kelima, BNPB meminta kesiapsiagaan masyarakat harus ditingkatkan, khususnya saat terjadi hujan deras. BNPB mengingatkan jika terjadi kondisi hujan sangat deras secara terus menerus selama satu jam, jarak pandang terbatas hanya 30 m, maka masyarakat yang tinggal di sekitar lereng tebing dan daerah rendah sepanjang aliran sungai agar dievakuasi sementara ke tempat yang lebih aman.
Pemerintah Kota Batu telah merencanakan susur sungai sebagai rencana jangka pendek dalam upaya mitigasi. Adapun tujuannya adalah guna melihat beberapa titik lokasi yang berpotensi menjadi sumbatan aliran air oleh berbagai hal, seperti puing sampah maupun potongan kayu.
"Dalam waktu dekat yang harus kita lakukan adalah susur sungai. Untuk membersihkan material yang ada di situ, agar supaya ketika turun hujan tidak menjadi hambatan air untuk mengalir," jelas Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko.
Pemerintah Kota Batu, sebagaimana rekomendasi BNPB, akan mengevakuasi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana banjir bandang ketika terjadi hujan deras dalam waktu yang lama.
"Kami juga akan melindungi masyarakat dari banjir bandang ini dengan cepat mengevakuasi warga ketika ada hujan deras dalam waktu dan intensitas skala yang lama," terang Dewanti.
Dewanti mengaku akan menitipkan bibit vetiver kepada TNI dan Polri serta instansi terkait agar ditanam di lokasi tebing, lembah maupun bantaran sungai sebagai fondasi alami. Dia berharap hal itu dapat dilakukan sekaligus susur sungai.
Pemerintah Kota Batu bekerja sama dengan dunia usaha untuk menyediakan bibit pohon keras yang bernilai ekonomis. Dewanti meminta warga Kota Batu, yang ingin menanam pohon tersebut, menghubungi Pemkot Batu agar mendapatkan bibitnya secara gratis.
Dewanti sangat berharap warga tidak lagi menanami lembah maupun bantaran sungai dengan jenis tanaman semusim.
"Kita sudah fasilitasi. Monggo kalau ada petani yang mau menanam pohon buah kami akan menyediakan bibit itu. Kami mohon mungkin tanaman semusim tidak ditanam lagi (di bantaran sungai), tapi tanaman lainnya yang punya akar kuat yang bisa ditanam," tandas Dewanti.
Sebagai informasi, banjir bandang di Kota Batu mengakibatkan tujuh orang meninggal dunia. Dampak kerugian sementara hingga saat ini ialah 89 KK terdampak, 35 rumah rusak, 33 rumah terendam lumpur, 7 unit mobil, 73 unit sepeda motor, 107 ekor hewan ternak dan 10 kandang rusak.
Baca juga:
7 Korban Hilang Banjir Bandang di Batu Ditemukan
Pemkot Batu Janji Beri Bantuan Bahan Bangunan ke Rumah Terdampak Banjir Bandang
BNPB Kota Batu: Banjir Bandang Akibat Longsor Bendungan Alam
BMKG: Bencana Banjir di Alor dan Kota Batu Dipicu Cuaca Ekstrem
BPBD Kota Batu Mulai Lakukan Pendataan Kerusakan Akibat Banjir Bandang