Ini Penyebab Dampak Bencana 2021 Meningkat Signifikan
BNPB melaporkan jumlah kejadian bencana pada 2021 menurun 33,5 persen dari 2020. Pada 2020, kejadian bencana mencapai 4.649, kini hanya 3.092.
Dampak bencana pada 2021 meningkat signifikan dibandingkan dengan 2020. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada tiga penyebabnya.
Pertama, sejumlah bencana yang terjadi tidak dapat diprediksi. Di antaranya gempa Mamuju, Siklon Tropis Seroja Nusa Tenggara Timur, dan awan panas guguran Semeru.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Apa yang ditemukan di Bekasi? Warga Bekasi digegerkan temuan kerangka manusia di sebuah lahan kosong. Polisi pun melakukan penyelidikan.
-
Kapan Kepala BPIP meresmikan Pojok Taman Baca Pancasila di bantaran Kali Code Yogyakarta? Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Yudian Wahyudi, meresmikan Pojok Taman Baca Pancasila sekaligus membagikan Program Basis (Bantuan Atasi Stunting) berupa pemberian makanan sehat serta pemberian paket belajar kepada anak-anak Bantaran Kali Code Yogyakarta, Senin (28/8/23).
-
Kenapa Kepala BPIP meresmikan Pojok Taman Baca Pancasila di bantaran Kali Code Yogyakarta? Yudian mengatakan, anak-anak merupakan harapan kepemimpinan masa depan bangsa dan Pojok Taman Baca Pancasila sebagai bentuk gotong royong untuk turut mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana yang diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
-
Kenapa Ngarak Panganten dilakukan di Bekasi? Tradisi Ngarak Panganten sendiri memiliki maksud yang baik bagi kedua pengantin, yakni mengenalkan pernikahan mereka sehingga tidak timbul fitnah.Ini sekaligus untuk menjunjung budaya lokal Betawi yang kental dan agamis.
-
Kapan benua ini tenggelam? Sekitar 70.000 tahun yang lalu, daratan luas yang kini tenggelam di lepas pantai Australia kemungkinan pernah ditinggali setengah juta manusia.
"Kenapa korbannya lebih banyak? Betul tadi karena ada peristiwa unpredictable seperti gempa bumi, siklon tropis, dan sebagainya," kata Sekretaris Utama BNPB, Lilik Kurniawan, dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia, Jumat (31/12).
Penyebab kedua, risiko terdampak bencana terus meningkat, seperti jumlah penduduk. Berdasarkan data statistik, jumlah penduduk yang tinggal di kawasan rawan bencana bertambah setiap tahun.
Ketiga, daya dukung lingkungan menurun sehingga memperparah kejadian bencana. Dia mengambil contoh lingkungan yang mulai rusak dan bangunan rapuh berkontribusi pada meningkatnya korban bencana.
"Daya dukung lingkungan yang cenderung untuk kemudian memperparah bencana-bencana yang ada," ujarnya.
Bencana di 2021 Menurun
Sebelumnya, BNPB melaporkan jumlah kejadian bencana pada 2021 menurun 33,5 persen dari 2020. Pada 2020, kejadian bencana mencapai 4.649, kini hanya 3.092.
Kejadian bencana terbanyak pada 2021 merupakan banjir mencapai 1.298. Kemudian disusul cuaca ekstrem 804, tanah longsor 632, karhutla 265, gelombang pasang dan abrasi 45, gempa bumi 32, kekeringan 15, dan erupsi gunung api 1.
"Sesungguhnya, yang dominan di 2021 adalah bencana hidrometeorologi basah," kata Lilik.
Menurutnya, bencana terbanyak terjadi di Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Aceh. Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Sulawesi Selatan juga mencatat kejadian bencana cukup tinggi.
Meski kejadian bencana di 2021 menurun, dampaknya justru meningkat signifikan. Lilik mencatat, korban meninggal dunia akibat bencana pada 2021 naik 76,9 persen. Pada 2020, korban meninggal dunia hanya 376, kini menjadi 665.
Korban luka-luka juga naik signifikan dari 619 pada 2020 menjadi 14.116 di 2021. Korban mengungsi juga meningkat, dari 2020 hanya 6.796.334 menjadi 8.426.609 pada 2021.
"Demikian juga rumah rusak dari 65.744 pada 2020 menjadi 142.179 di 2021," jelasnya.
(mdk/lia)