Ini Permintaan Terakhir Siswa Diduga Korban Bullying di Bekasi Sebelum Meninggal
Keinginan bocah itu untuk berkumpul bersama ibu, ayah dan adiknya yang selama delapan tahun terpisah akhirnya terwujud menjelang akhir hidupnya.
Kisah mengharukan terjadi menjelang meninggalnya F (12), siswa SMP berinisial F (12) yang diduga menjadi korban bullying hingga berujung kakinya diamputasi.
- Begini Kondisi Siswa SMP Diduga Korban Bullying di Bekasi Sebelum Meninggal Dunia
- Berkas Dua Pelaku Bullying di Cilacap Dilimpahkan ke Jaksa
- Dugaan Kasus Bullying Terjadi Di Jombang, Siswa SD Dilempar Balok Kayu
- Disdik DKI Sebut Siswa SD yang Tewas Usai Jatuh dari Lantai 4 Gedung Bukan Korban Bullying
Ini Permintaan Terakhir Siswa Diduga Korban Bullying di Bekasi Sebelum Meninggal
Keinginan bocah itu untuk berkumpul bersama ibu, ayah dan adiknya yang selama delapan tahun terpisah akhirnya terwujud menjelang saat-saat akhir dia hidup di dunia.
Sebelum mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Hermina Bekasi, Kamis (7/12) sekira pukul 02.25 WIB, F sempat menyampaikan keinginannya itu.
"Dia (F) kepingin adiknya menginap (di rumah sakit), ternyata dia pingin kumpul sama adiknya, sama bapaknya, sama mamahnya, nah pada saat itulah mereka berempat, Alhamdulillahnya mereka kumpul," ucap Ningrum (42), salah satu anggota keluarga F.
Berkumpul bersama keluarga menjadi keinginan terbesar F sebelum meninggal. Sudah sekitar delapan tahun lamanya F hanya dibesarkan ibunya yang menjadi orang tua tunggal atau single parent.
"Kurang lebih delapan tahun F menjalani (hidup) sama mamahnya saja, di rumah kakek dan neneknya," kata Ningrum.
Meski dibesarkan oleh orang tua tunggal, namun F tidak pernah mengeluh. Sebaliknya, anak pertama dari dua bersaudara itu selalu menunjukkan prestasi dan kerap menjadi perwakilan kelasnya untuk mengikuti perlombaan.
"Enggak pernah ada ngeluh, penyakit apa pun enggak, F ini sosok anak yang baik, anak yang berprestasi, tidak macam-macam, nakal pun enggak, semua kegiatan sekolah diikuti, seperti da'i cilik, stand up comedy juga, banyak piala dan piagam yang diterima almarhum," katanya.
Mila Ayu Dewata Sari, kuasa hukum F mengatakan, semasa hidupnya F juga dikenal aktif dan sehat. Almarhum juga rajin olahraga dan tidak pernah mengeluh.
"Di usia segitu dia sudah berpikir untuk fitnes, olahraga, kan ada SD jarang ya, itu anak SD kesehatannya luar biasa ya, ini anak aktif banget, enggak ada keluhan, setelah dia terselengkat itulah yang dikeluhkan karena enggak bisa bangun, sakit karena benturan itu," ungkapnya.
Saat masih menjalani perawatan di rumah sakit, kata Mila, F pernah mengucapkan keinginannya untuk membahagiakan ibunya dan adiknya. Almarhum juga sempat membicarakan masa depannya setelah kaki kirinya diamputasi.
"Ngomong ke mamahnya 'Mamah aku capek, Mamah sayang F ya selamanya ya, aku capek, nanti aku nunggu Mamah di surga aja ya', cita-citanya pingin bahagiain mamahnya, pingin mamahnya berhenti kerja, bahkan setelah kakinya diamputasi pun F menyampaikan ke mamahnya 'Mamah nanti aku gimana kerja, sampai kapan nanti Mamah mau kerja buat aku kalau kaki aku kayak gini'," katanya.
"F itu pikirannya dewasa banget, jauh di atas usia pada umumnya, dia dewasa, mengerti bagaimana nanti cara membahagiakan mamahnya, adiknya, kakeknya, neneknya, itu luar biasa, Subhanallah, anak saleh banget," lanjut Mila.
Diberitakan sebelumnya, seorang siswa SMPN 4 Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi terpaksa harus diamputasi kaki kirinya. Pasalnya, siswa berinisial F itu didiagnosa mengidap kanker.
Diana Novita (40), ibunda F mengatakan, anak lelakinya itu didiagnosa kanker diduga setelah jatuh karena di-sliding temannya saat berada di sekolah. Peristiwa itu terjadi pada Februari 2023 lalu ketika F masih kelas 6 SD.
Setelah jatuh karena di-sliding, lanjut Diana, anaknya itu mengalami luka memar di bagian tangan dan kaki kirinya. Saat itu F terpaksa harus berjalan menggunakan pantatnya atau 'ngesot' karena kakinya terasa sakit setelah jatuh.
Diana mengatakan, dugaan bully yang dialami anaknya itu terungkap tiga hari setelah peristiwa tersebut terjadi. Saat itu F merasakan sakit pada kakinya ketika hendak berangkat sekolah. Karena penasaran, Diana mendesak anaknya untuk bercerita.
Beberapa hari setelah terungkap, Diana membawa anaknya ke klinik terdekat dan diberi obat pereda nyeri. Namun setelah beberapa hari, rasa sakit yang dialami F tidak kunjung hilang. F kemudian dirujuk ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan lebih lanjut.
Setelah melalui serangkaian pemeriksaan, pada Agustus 2023, F didiagnosa oleh dokter mengalami kanker dan kaki kirinya harus diamputasi. Kata Diana, dokter menyatakan anaknya terkena kanker karena terjatuh atau akibat benturan.
"Iya F memang kanker, kalau (penyebab kanker jatuh atau riwayat) seperti itu lebih baik tanya ke tim medis, karena yang saya pastikan kami tidak ada riwayat tumor ataupun kanker, dan F anak yang sehat, dia berolahraga sepeda, ngegym. Iya, ada, (dokter menyatakan pemicu kanker) karena terjatuh, benturan," katanya.