Ini reaksi mengerikan sianida yang racuni tubuh Mirna
Untuk kasus Mirna, ditemukan sianida berjumlah 297,6 miligram per liter.
Sidang kasus kematian Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso terus bergulir di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Mirna mendadak meninggal usai menyeruput es Kopi Vietnam di Olivier Cafe, Grand Indonesia, pada 6 Januari lalu.
Es kopi tersebut dipesankan Jessica sebelum Mirna dan rekan mereka lainnya Hani tiba. Dugaan kuat ada racun sianida yang dicampurkan dalam kopi tersebut hingga membuat Mirna meregang nyawa.
Di persidangan Rabu (3/8) kemarin, dua saksi ahli dihadirkan untuk dimintai keterangan. Dua saksi merupakan bagian forensik yang kala itu menyelidiki penyebab kematian Mirna.
Ahli Forensik RS Polri, dr Slamet Purnomo, yang pertama kali memberikan kesaksiannya. Dikatakan dia, sianida racun yang mengerikan. Bila masuk ke tubuh manusia, reaksinya begitu cepat dalam hitungan detik. Sebab sianida mempunyai sifat mengikat oksigen dalam darah.
"Sehingga oksigen tidak bisa diserap tubuh terutama otak, sehingga otak tidak bisa bekerja. Dengan adanya gangguan penyerapan oksigen dalam otak, impuls tidak teratur sehingga dia mengalami kejang, dan sesak napas karena paru gak punya oksigen, kemudian jantung buat seseorang koma," jelas Slamet.
"Itulah yang sebabkan kematian karena sianida sangat cepat sekali, karena sianida menyerang objek vital yang sangat penting," tambahnya.
Dikatakannya pula, sianida memiliki bau seperti almond. Sianida juga ada yang bersifat alami.
"Bau almond jika sianida alami," tegasnya.
Namun, jika yang alami itu pun terkandung campuran seperti kopi dan susu, serta jumlahnya berlebihan bukan tak mungkin menimbulkan bebauan.
"Kalau tercampur misalnya kopi dengan jumlah sianida lebih banyak, pasti bau sianida yang menonjol, atau sebaliknya. Jadi itu semua tergantung jumlahnya," jelas Slamet.
Ditambahkannya pula, sianida yang masuk ke tubuh manusia bisa saja terserap atau menguap. Maka bukan hal yang aneh jika temuan sianida di kasus kematian Mirna jumlahnya bereda antara yang di BAP dan temuan forensik.
Selain soal bau, sianida juga memiliki beberapa bentuk. Ada yang gas, cair dan padat atau serbuk. Dijelaskan Kepala bidang ilmiah ahli forensik (Membidangi ahli toksikologi forensik) Bareskrim Polri Kombes Pol Nursamran Subandi, pada kasus Mirna dugaan jenis sianida yang digunakan berbentuk padat. Meski memiliki zat padat sianida tetap saja mudah dihancurkan atau dipecahkan. Sebab sianida bersifat rapuh, apalagi jika dimasukkan dalam air.
"Itukan bisa dihaluskan, atau bisaditumbuk, gampang sekali pecah karena tidak keras, rapuh dia (sianida)," tutur Nursamran.
Jika telah hancur, dia katakan, sianida akan mudah larut. Bahkan lebih mudah dilarutkan dibandingkan dengan gula dan garam.
"Nah saat diaduk, dia mudah berubah warna, sangat bereaksi," jelasnya.
Jika telah bercampur dengan zat lainnya, sianida mengeluarkan bebauan. Efek dari bau itu berbeda. Bahkan jika mengenai bagian kulit,sianida bisa menyebabkan panas dan gatal.
"Kalau reaksi untuk orang lain, tergantung orangnya, kalau dia cium dekat bisa mual, bisa muntah tergantung intensitas kedekatan dia. Tapi kalau ditetes ke tangan bisa panas melepuh dan gatal-gatal," ungkapnya.
Dalam kasus kematian Mirna, kedua saksi ahli yakin ada zat sianida yang masuk ke bagian tubuhnya terlihat dari bercak hitam di lambung. Sebanyak 297,6 perliter miligram sianida ditemukan di tubuh mendiang Mirna.
"Setelah dilakukan pemeriksaan, kami menemukan 297,6 miligram per liter sianida di dalam tubuh Mirna. Jumlah tersebut dua kali lebih tinggi dari ambang batas mematikan untuk manusia berbobot 60 kg," beber Nursamran.
Atas penemuan tersebutlah, Nursamran yakin betul bahwa Mirna meninggal karena sianida. Apalagi hasil autopsi menemukan korosi, atau sejenis luka dalam lambung Mirna.
"Saya pastikan itu karena sianida. Keterangan-keterangan yang saya berikan terkait dengan kasus yang saat ini diperiksa. Pendapat saya, tentang racun sianida, saya mendalami sianida ini," paparnya.
Ditambahkan dia, sianida merupakan golongan senyawa yang terdiri dari jutaan ion dan natrium sianida terdiri dari racun kategori tinggi.
"Natrium sianida masuk dalam kategori bahan kimia beracun tinggi dan biasanya dipakai di pertambangan ilegal, penangkapan ikan ilegal dan menyepuh logam agar berwarna terang. Sedangkan untuk manusia, partikel senyawa natrium sianida yang berbahaya adalah gugus CN, karena memiliki reaksi menghambat sistem pernapasan," pungkasnya.
Baca juga:
Tudingan konyol pengacara Jessica dalam kasus pembunuhan Mirna
Saksi ahli sebut kemungkinan sianida kasus Mirna berbentuk padat
Ditunda Rabu depan, sidang Jessica akan hadirkan ahli IT
Pastikan Mirna tewas karena sianida, saksi sebut pelaku cerdas
Ahli toksikologi yakin Mirna tewas karena sianida
Ahli toksikologi sebut Mirna sedot 20 ml sianida dari kopi
Kesal soal bau sianida, ahli toksikologi adu mulut dengan Otto
-
Apa yang Jessica Iskandar lakukan di Singapura? Salah satu aktivitas liburan Jedar di Singapura adalah menaiki kendaraan bebek ini. Mereka menjelajahi kota dengan menaiki bebek lucu yang unik ini.
-
Di mana Jessica Iskandar berlibur? Jessica Iskandar dan Vincent Verhaag menikmati momen liburan mereka di Pulau Payung, Kepulauan Seribu.
-
Bagaimana Jessica Iskandar terlihat dalam pemotretan? Jessica Iskandar tampil memukau seperti putri Jawa dalam pemotretan ini. Rambutnya disanggul rapi dengan aksesoris yang menawan, sementara makeup-nya natural, mencerminkan kesederhanaan.
-
Kenapa Jessica Iskandar terkejut saat makan di warteg? Saat bersantap di warteg, Jessica Iskandar terkejut mengetahui bahwa total biaya yang harus dibayarnya hanya sebesar 20 ribu rupiah untuk nasi dengan lauk seperti baby cumi, sayur labu, sayur nangka, hingga gorengan.
-
Kapan Jessica Mila mulai berakting? Tahun 2002 menjadi awal dari karier aktingnya ketika ia membintangi sinetron CINTA SMU, walaupun pada saat itu usianya baru 10 tahun.
-
Apa yang dibagikan Jessica Tanoesoedibjo di akun Instagramnya? Jessica Tanoesoedibjo membagikan momen 3 minggu usia Baby Julia Eden pada 1 November 2023 di akun Instagramnya @jessicatanoe.