IPW klaim punya bukti 3 jenderal ganggu pencalonan Komjen Budi
Neta menyebut perang bintang ini merupakan akumulasi sikap diskriminatif yang masih terjadi di tubuh Polri.
Indonesia Police Watch (IPW) menuding polemik pergantian Kapolri merupakan perang bintang dari tiga jenderal polisi yang masih aktif hingga sekarang. Salah satu dari tiga jenderal tersebut merupakan sosok yang mengaku lebih pantas menjabat Kapolri ketimbang Komjen Pol Budi Gunawan dan dekat juga dengan PDI Perjuangan.
"Ada yang merasa dirinya lebih pantas jadi kapolri ketimbang Budi Gunawan, karena dia merasa punya akses juga ke PDIP," kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane di sela-sela diskusi publik yang bertajuk 'Membedah Kepentingan Politik, Kriminalisasi Hukum Di balik Tameng Pemberantasan Korupsi oleh KPK', di Dapur Selera, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu, (18/1).
Neta menambahkan satu orang jenderal lainnya yang juga memiliki hasrat tinggi terhadap jabatan Polri. Menurut dia, sosok jenderal tersebut tengah menikmati konflik yang terjadi, dan berharap bak durian runtuh. Dia hanya mengamati dari luar, dan juga bersekongkol dengan dua jenderal lainnya. Satu jenderal terakhir ialah loyalis Jenderal Pol Sutarman.
"Ada orang yang tidak rela kapolri sekarang diganti," katanya.
Namun Neta enggan mengungkapkan sosok tiga jenderal tersebut. Sebab, dia mengatakan tiga jenderal tersebut masih aktif dan bintangnya di atas bintang satu.
Bahkan perang bintang ini merupakan akumulasi sikap diskriminatif yang masih terjadi di tubuh Polri.
"Itu bagian dari tradisi polri. Dia muncul ketika menjelang pergantian kapolri. Perang bintang tumbuh berkembang sikap diskriminatif yang tumbuh di kepolisian. Sikap diskriminatif itu, misalnya ada konflik antar suku. Adanya konflik antar angkatan. Antar akpol berapa dan akpol berapa. Antar akpol dan non akpol. Antar laki dan perempuan," terang dia.
Dia juga mengaku sempat menerima teguran dari salah satu jenderal bersangkutan. Karena, Jenderal tersebut merasa keberatan dituding dalam polemik Komjen Budi Gunawan.
"Mereka ketika saya ngomong gini dan terpublikasikan? Mereka langsung telepon saya. 'Jangan gitu dong'. Sudahlah, saya bilang. Abang bermain sini, ngapain sih," klaimnya.