Isu SARA, Kapolri ingatkan jangan sampai Indonesia alami kemunduran
Isu SARA, Kapolri ingatkan jangan sampai Indonesia alami kemunduran. Tito mengingatkan pentingnya mengingat kembali Sumpah Pemuda 1928. Sebab, saat lahirnya Sumpah Pemuda, pendiri bangsa sudah mengesampingkan isu SARA.
Isu Suku, Agama dan Ras kembali muncul dan mendapat perhatian serius dari Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian. Saat memberikan tausyiah dalam tabligh akbar memeringati Isra Miraj di Mapolda DIY Selasa (25/4) malam, Tito menyinggung permasalahan yang dinilai mengganggu kebhinekaan ini.
Tito menyampaikan, untuk menjaga kebhinekaan, masyarakat Indonesia harus melihat kembali pemikiran para pendiri bangsa. Salah satunya menelaah kembali peristiwa di tahun 1928.
-
Kapan M. Hasan menjabat sebagai Kapolri? Jenderal Polisi (Purn.) Drs. Mohamad Hasan adalah seorang Kepala Kepolisian Republik Indonesia di era Orde Baru (1971-1974) dan pernah menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Malaysia dari tahun 1974 hingga 1978.
-
Di mana Kapolri meninjau kesiapan mudik Lebaran? Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto meninjau kesiapan mudik Lebaran di Pelabuhan Gilimanuk di Kabupaten Jembrana, Bali, Kamis (4/4).
-
Kapan wisuda anggota Polri di Turki? Acara tersebut diselenggarakan pada 26 Juli 2023 waktu setempat.
-
Di mana Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berada ketika HUT PP Polri? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Bagaimana cara Kapolri memimpin upacara kenaikan pangkat 31 pati Polri? Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memimpin upacara kenaikan pangkat 31 perwira tinggi Polri di gedung Rupattama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Sabtu (29/6).
-
Kapan Ari Dono Sukmanto menjabat sebagai Kapolri? Dia menjabat antara 23 Oktober 2019 hingga 1 November 2019 alias 1 pekan 2 hari.
"Tahun 1928, Sumpah Pemuda dideklarasikan. Sumpah Pemuda digagas oleh banyak organisasi pemuda. Dari Aceh sampai Papua. Saat itu mereka sudah merumuskan bahwa harus bertanah air, berbangsa dan berbahasa satu. Indonesia," ujar Tito.
Tito memaparkan, para pendiri bangsa sudah paham betul bahwa Indonesia terdiri dari berbagai suku, ras dan agama. Sehingga, mereka merumuskan Sumpah Pemuda dan Pancasila untuk wadah dari keberagaman Indonesia.
"Tahun 1928 sudah sepakat untuk meminggirkan seluruh perbedaan suku, ras dan agama. Tidak ada dalam Sumpah Pemuda disebut suku mayoritas, agama mayoritas maupun warga keturunan atau bukan. Semua melebur menjadi satu dan meminggirkan perbedaan," papar Tito.
Mantan Kapolda Metro Jaya ini menambahkan, di era sekarang, Indonesia mengalami kemunduran. Sebagian sudah membicarakan kesukuan, agama maupun warga keturunan. padahal sejak 1928 pendiri bangsa tahu betul itu harus disingkirkan.
"Kita harus kembali melihat peristiwa tahun 1928 dan tahun 1945. Kita singkirkan perbedaan. Mari bersama kita membangun Indonesia dan menjunjung tinggi Bhineka Tunggal Ika," tegas Tito.
Baca juga:
2,5 Tahun Jokowi-JK, isu ekonomi dan SARA paling disorot masyarakat
Tolak isu SARA, Jokowi ajak pemimpin dunia suarakan kemajemukan
PDIP yakin isu SARA tak akan muncul di pilkada daerah lainnya
Isu SARA tak mempan di putaran dua Pilgub DKI
Djarot bilang video kampanye buat cegah kerusuhan 1998 SARA terulang