Jadi Korban Investasi Bodong, Belasan Warga Kampar Melapor ke Polda Riau
Puluhan warga Kampar melapor ke Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Riau karena menjadi korban investasi bodong, dengan modus peternakan sapi perah. Mereka melaporkan CV Jaya Manunggal Mandiri Cq CV Tri Manunggal Jaya di Ponorogo, Jawa Timur.
Puluhan warga Kampar melapor ke Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Riau karena menjadi korban investasi bodong, dengan modus peternakan sapi perah. Mereka melaporkan CV Jaya Manunggal Mandiri Cq CV Tri Manunggal Jaya di Ponorogo, Jawa Timur.
Para korban yang melapor yaitu, Ahmad Muhajirin, Ahmad Sulaiman, Joko Yulianto. Kemudian, Siman, Andika Afilianto dan Desi Sudarsih, Siti Maryam, Fatimah, Mugiyono, Doraeni, Solihin, Sohimin, Sulaiman, Mardi, Prasetyo, Desi Yuliana, Aris Widodo dan Jalinur.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Bagaimana Pawai Dongdang di Bogor dirayakan? Dalam kegiatan tersebut, ratusan warga mengarak beberapa alat pikul padi yang terbuat dari potongan batang bambu setinggi orang dewasa. Tidak hanya itu, Pawai Dongdang juga dimeriahkan oleh arak-arakan hasil bumi dan makanan yang dihias dalam beraneka bentuk dengan diiringi suara kendang, angklung, serta pukulan lesung.
-
Kenapa Pemilu di Indonesia penting? Partisipasi warga negara dalam Pemilu sangat penting, karena hal ini menunjukkan dukungan dan kepercayaan terhadap sistem demokrasi yang berlaku.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Di mana letak Pondok Boro? Di Kota Semarang, terdapat sebuah penginapan yang harga sewanya cukup murah. Penginapan itu bernama Pondok Boro.
-
Apa yang terjadi di gudang peluru di Bekasi? Gudang peluru di Bantargebang, Bekasi meledak. Api membumbung tinggi. Ledakan juga terjadi berkali-kali.
Mereka datang didampingi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Posbakumadin, Advokat dan Pembela Masyarakat yakni Tim kuasa Hukum antara lain Sahat M Siregar SH, Polman Sinaga SH, Heri Setiawan SH, Rio Jariaman SH.
Salah satu korban, Desi mengungkapkan, dirinya mengalami kerugian Rp519 juta. Namun sejak ikut investasi, Desi mengaku baru menerima imbas investasi itu sebanyak 5 kali. Desi menyebutkan uang yang diterimanya lebih kurang Rp2,5 jutaan per setoran dari pihak investasi.
"Sejak menerima lima kali, sampai sekarang tidak ada lagi. Lalu, saat ditanya mereka hanya janji-janji," kata Desi, Minggu (23/2).
Bentuk investasi yang ditawarkan CV Jaya Manunggal Mandiri Cq CV Tri Manunggal Jaya di Ponorogo, adalah menawarkan ini berinvestasi sapi perah.
Desi mengaku bergabung investasi dengan paket 6 sudah setahun lebih. Sedangkan, untuk paket yang 21, baru akhir tahun lalu dan sampai saat ini belum mendapatkan hasilnya.
Uang Rp519 juta itu, kata Desi, dua kali setor kepada perwakilan yang ada di tempatnya.
Setoran pertama sekitar Rp 100 jutaan, dengan harga sapi Rp17 jutaan. Selanjutnya, untuk harga sapi Rp 19 jutaan disetor. Setoran itu yang terakhir, dikarenakan naiknya harga sapi.
Dia mengaku tertarik lantaran adanya informasi dari para tetangga yang telah mendapatkan hasil keuntungan atas investasi tersebut. "Perwakilan mereka yang di Kampar, menawarkan dengan cara datang ke rumah-rumah," cerita Desi.
Seluruh uang itu, kata Desi disetor ke rekening Andi Prasetyo merupakan salah satu pihak dari CV Jaya Manunggal Mandiri. "Kata Andi uang itu mau disetor ke kantor pusat," jelasnya.
Sementara itu, LBH Posbakumadin, Advokat dan Pembela Masyarakat, Polman Sinaga SH mengatakan, pihaknya mendata ada hampir 1.260 korban di Kampar.
Namun, karena keterbatasan kendaraan dan kesibukan. Mereka hanya di wakilkan belasan korban.
"Sebenarnya ada sekitar ribuan orang yang jadi korban. Namun, yang bisa hadir hanya belasan ini. Mereka sudah mewakili, karena keterbatasan kendaraan," ujar Polman.
Pihaknya datang ke Ditreskrimsus Polda Riau untuk melaporkan permasalahan klien kami yang ditipu investasi bodong. "Klien kami ini di tipu dengan investasi dugaan sapi perah," jelas Polman.
Menurut Polman, kasus tersebut sudah cukup lama berlangsung, , namun baru sekarang para korban minta didampingi untuk melapor. Dia berharap, polisi dapat memproses laporan korban sampai tuntas. "Agar tujuan meminta keadilan dapat dirasakan mereka," katanya.
Polman menjelaskan, modus para pelaku, dengan meminta korban berinvestasi uang mengatasnamakan sapi perah. Tapi sampai saat ini, sapi tidak ada diterima korban. "Untuk satu paket si korban diminta uang Rp17 juta," ucap Polman.
Sejumlah korban ada yang diminta berinvestasi sampai ratusan juta. Aksi para pelaku, sudah dilakukan sejak tahun 2017 lalu.
"Rata-rata korbannya di Desa Sumber Makmur, Kecamatan Tapung, Kampar," terang Polman.
Dari investasi sebesar 17 jutaan, pada korban dijanjikan diberikan uang keuntungan Rp2,5 juta. Namun sepersen pun mereka tidak menerima keuntungan. Justru modal mereka terbenam dan tidak kembali.
Polman mengatakan, pihak yang dilaporkan adalah inisial AP, R dan HR yang diduga bertanggungjawab atas permasalahan ini.
"Kami ingin Polda memprosesnya laporan tersebut. Kami hanya ingin uang klien kami dikembalikan. Jika memang tidak profit lagi," kata Polman.
Menurut Polman, pihak perusahaan yang meminta sejumlah uang untuk investasi itu tidak memiliki atas hak oleh Otoritas jasa Keuangan (OJK) juga sudah dianggap tidak sah.
Sedangkan, hasil koordinasi dengan penyidik di depan kantor Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Riau pihaknya diminta melengkapi berkas.
Direktur Reskrimsus Polda Riau, Kombes Andri Sudarmadji, mengatakan, warga yang datang ke kantor itu masih bersifat pengaduan. "Pengaduan sudah. (Tapi) untuk laporan belum kami dapat," kata Andri.
Baca juga:
Polda Jatim Rampungkan Penyidikan Investasi Bodong MeMiles
Misbakhun Ingatkan Masyarakat Waspadai Investasi Bodong
Korban Investasi Sembako Bodong di Yogyakarta Rugi Rp15,6 Miliar
Anggota Komisi III DPR Minta Polda Jatim Perhatikan Nasib Anggota MeMiles
Istri Ari Sigit Mengaku Rugi Meski Dapat 2 Mobil Alphard dari MeMiles
Endus Investasi Bodong di NTB, OJK Imbau Masyarakat Tak Tergiur Keuntungan Besar