Jalan mundur penuntasan kasus Novel Baswedan
Sudah lebih dari satu tahun kasus Novel Baswedan belum juga tuntas. Penyidik senior KPK ini disiram oleh orang tak dikenal usai menunaikan salat subuh di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Sudah lebih dari satu tahun kasus Novel Baswedan belum juga tuntas. Penyidik senior KPK ini disiram oleh orang tak dikenal usai menunaikan salat subuh di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Akibat siraman air keras, Novel mengalami luka parah pada mata sebelah kiri. Novel juga menjalani perawatan di Singapura. Hingga Novel kembali ke Indonesia, kasusnya belum juga diselesaikan. Malah terkesan berjalan mundur.
-
Kapan air liur anjing dianggap najis? Air liur anjing tergolong sebagai najis berat atau mughaladhah, yang artinya harus dibersihkan dengan cara yang khusus agar suci kembali.
-
Kapan Air Terjun Nyarai terbentuk? Di sini, kamu bisa menikmati gemuruh air dan kolamnya yang terbentuk sejak ratusan tahun lalu.
-
Apa yang dimaksud dengan air? Pengertian air adalah suatu zat yang tersusun dari unsur kimia hidrogen dan oksigen dan berada dalam bentuk gas, cair, dan padat.
-
Bagaimana cara ilmuwan menulis di atas air? Solusi yang mereka gunakan untuk mengatasi masalah ini benar-benar baru. "Kami langsung meletakkan tinta ke dalam air dan menggunakan mikrobeads yang terbuat dari bahan pertukaran ion dengan diameter 20 hingga 50 mikron sebagai alat tulis," Karena mikrobead ini begitu kecil, sehingga tidak ada pusaran yang dihasilkan. Mikrobead ini juga berfungsi sebagai kation sisa dalam air dengan proton, yang mengubah pH lokal air. Yang perlu dilakukan adalah menggulirkan mikrobead di dalam air, dengan begitu partikel tinta akan terkumpul di jalur yang ditandai pada ujung mirobead.
-
Kapan Air Rumi lahir? Air Rumi, anak dari pasangan Irish Bella dan Ammar Zonni lahir pada 17 September 2020.
-
Kapan Hari Air Sedunia diperingati? Hari Air Sedunia adalah peringatan global yang diadakan setiap tahun pada tanggal 22 Maret untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya air bersih dan keberlanjutannya.
Berikut faktanya:
Kasus Novel kini ditangani Polres Metro Jakarta Utara
Kuasa Hukum Novel Baswedan, Alghifari Aqsa menyebut perkembangan kasus kliennya aneh. Menurut Alghifari, kasus Novel yang sebelumnya ditangani oleh Polda Metro Jaya justru turun ke Polres Jakarta Utara.
"Aneh sebelumnya yang panggil Polda tapi malah sekarang turun ke Polres. Dengan penyidik yang berbeda, dengan penyidik yang memeriksa di Singapura sebelumnya," ujar Alghifari.
Bahkan, menurutnya, kasus Novel ini tidak ada kemajuan terhadap penyidik senior KPK itu. "Sejauh ini belum ada langkah yang maju, untuk kasus Novel atau pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF)," kata dia.
Selain Alghifari, Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil, juga menilai kasus Novel mengalami kemunduran setelah kasusnya dari Polda Metro Jaya dilimpahkan ke Polres Jakarta Utara.
"Jadi memang kok makin ngaco pengusutan kasus ini. Jadi enggak jelas, arah pengusutannya gelap. Nah sekarang dikejar itu Novelnya bukan fakta-fakta yang berkembang terutama dari CCTV," kata dia.
Jokowi tak juga bentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF)
Novel mendorong dibentuknya Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) terkait penyiraman air keras terhadapnya. Menurutnya hal ini penting dilakukan sebagai bentuk perlindungan bagi aparat penegak hukum saat melaksanakan tugasnya.
"Beliau yang lebih tahu dan Presiden akan ambil kebijakan semoga yang terbaik. Saya berharap ini tidak bisa dibiarkan. Kalau dibiarkan ini suatu hal yang buruk dan tentu preseden buruk bagi penegakan hukum dan bagi pemberantasan korupsi," ujar Novel di kediamannya di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (27/2).
Hingga kini Jokowi belum juga membentuk TGPF. Wakil Presiden Jusuf Kalla juga belum menyetujui pembentukan tim ini. "Saya kira polisi bekerja keras untuk itu, kita harapkan polisi dapat menyelesaikan," kata JK.
Novel sampai ngadu ke Komnas HAM
Merasa kasusnya tak kunjung usai, Novel akhirnya menceritakan kejanggalan kasusnya ke tim pemantau Komnas HAM. Menurut anggota tim advokasi Novel Baswedan Yati Andriyani, Novel dan tim memberikan sejumlah keterangan terkait kasus penyerangan terhadap Novel. Pertama, terkait kronologi penyiraman air keras kepada Novel pada tanggal 11 April 2017 lalu.
Kedua, menyangkut pekerjaan dan kasus-kasus yang pernah ditangani Novel selama bekerja menjadi penyidik di KPK. Kemudian, tim dari Komnas juga menanyakan proses pengungkapan kasus penyerangan tersebut di kepolisian.
Lalu menanyakan beberapa pertanyaan tentang hambatan dan kendala yang menyebabkan kasusnya lama diselesaikan.
Novel sendiri berharap keterangan yang diberikan dapat menjadi bahan bagi Komnas HAM untuk mendukung tugas kepolisian mengungkap kasusnya.
"Kita mengharapkan yang disampaikan menjadi sesuatu hal yang baik untuk mendukung tugas-tugas kepolisian dalam rangka mengungkap fakta yang ada," harap Novel.
Polisi hanya tunjukan sketsa wajah pelaku
Pihak kepolisian sudah dua kali menunjukkan sketsa wajah terduga pelaku penyiraman air keras ke wajah Novel. Dugaan itu setelah polisi memeriksa 66 saksi.
"Dalam perjalanan penyelidikan ini, lebih kurang 66 saksi diperiksa, kemudian dari beberapa saksi yang sejak 2-3 bulan ini lalu mengerucut pada dua orang yang diduga sebagai pelaku penyiraman terhadap korban," kata Kapolda Metro Jaya, Irjen Idham Azis.
Ada dua sketsa yang ditunjukkan polisi. Sketsa pertama, pria berambut pendek, sedangkan sketsa kedua menunjukkan pria berambut panjang.
Idham menambahkan, selain keterangan saksi, sketsa wajah dua terduga pelaku bisa terungkap berkat kerja sama pihaknya dengan Australian Federal Police (AFP) dan Inafis Mabes Polri. Selain itu, katanya, tentu kerja keras tim penyidik sebanyak 167 orang yang melibatkan penyidik polres, polda dan bantuan dari Mabes Polri.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, pada 31 Juli lalu, memaparkan sketsa diduga pelaku penyiraman. Menurutnya, sketsa itu belum di-publish karena baru jadi dua hari lalu.
Tito menjelaskan, sketsa itu berhasil dibuat berdasarkan keterangan dari salah seorang saksi kunci yang meminta identitasnya dirahasiakan. Saksi kunci itu memberi informasi saat subuh, sebelum peristiwa penyiraman terjadi, ada orang tak dikenal berdiri di dekat masjid.
(mdk/did)