Jamuan nasi liwet 'temani' pertemuan Muhammadiyah dan NU
Jamuan nasi liwet 'temani' pertemuan Muhammadiyah dan NU. Makanan yang disajikan adalah khas nusantara dan timur tengah. Yaitu nasi liwet, dan nasi briyani yang telah di-Indonesiakan. Menurut Haedar nasi liwet menjadi bintang dalam jamuan makan itu.
Dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama bertemu dalam sebuah jamuan makan di kantor PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Rabu (31/10). Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan pertemuan itu merupakan kunjungan balasan PBNU yang lebih dulu disambangi pada Mei lalu.
"Alhamdulillah malam hari ini kami menerima kunjungan balasan PBNU dimana beberapa bulan lalu Mei kami silah ke PBNU. Ini acara silahturahmi yang penuh suasana keakraban," ujarnya saat konferensi pers.
-
Kapan Pondok Pesantren Musthafawiyah didirikan? Didirikan Abad 20 Melansir dari beberapa sumber, ponpes ini didirikan pada 12 November 1912 oleh Syeikh Musthafa bin Husein bin Umar Nasution Al-Mandaily.
-
Di mana Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin berada? Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin berdiri di Desa Tirta Kencana, Kecamatan Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo.
-
Kapan Masjid Baitul Makmur diresmikan? Bentuk dari kepala kubah masjid yang diresmikan tahun 1999 ini memiliki bentuk yang sama persis, sehingga menimbulkan kesan gaya arsitektur Timur Tengah yang begitu kental.
-
Kapan Masjid Nur Abdillah diresmikan? Menurut kanal Youtube Traveling All In, masjid ini baru diresmikan pada 2021 lalu. Proses pembangunannya sudah dimulai sejak 2019 lalu, hingga kini menjadi ikon wisata religi di Kabupaten Serang, Banten.
-
Apa yang terjadi pada Airul Harahap di Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin? Salah seorang pengurus ponpes itu, Ustaz Ahmad Karimudin menyatakan mereka mendapat laporan bahwa santri itu tersengat listrik.
-
Kenapa NU dan Muhammadiyah berdiri di Indonesia? NU atau Nahdlatul Ulama, didirikan oleh ulama Ahlussunnah wal Jamaah di Surabaya pada 31 Januari 1926. Organisasi ini lahir sebagai respons terhadap kolonialisme Belanda yang berusaha mengendalikan pendidikan Islam dan menyebarkan agama Kristen di Indonesia. Para pendiri NU berkomitmen untuk mempertahankan ajaran Islam yang warisan nenek moyang mereka, dan melawan pengaruh kolonialisme dengan memperkuat pendidikan Islam dan pemahaman yang sesuai dengan madzhab ahlusunnah wal jemaah. Sementara itu, Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada 18 November 1912. Latar belakang berdirinya Muhammadiyah untuk menyadarkan umat Islam akan pentingnya pembaruan dan kemajuan dalam menjalankan agama mereka. Ahmad Dahlan ingin memberikan pendidikan dan kesejahteraan kepada umat Muslim yang lebih baik melalui organisasi ini. Dia menekankan pentingnya pendidikan Islam yang berkualitas dan pengabdian kepada masyarakat, serta menolak adat-istiadat atau praktik-praktik yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam.
Makanan yang disajikan adalah khas nusantara dan timur tengah. Yaitu nasi liwet, dan nasi briyani yang telah di-Indonesiakan. Menurut Haedar nasi liwet menjadi bintang dalam jamuan makan itu.
"Penggemarnya memang nasi liwet itu memang nusantara berkemajuan," kata Haedar.
Jamuan makan itu juga mendiskusikan beberapa hal seperti soal politik Pilpres dan Pemilu. Meski Haedar tak merinci apa yang dibicarakan. Selain itu, dibahas juga kerja sama antara dua organisasi Islam terbesar itu.
"Semangat kita maju bersama saling berbagi. Kami organisasi islam besar dan tua tentu kami ingin hadir menjadi umat yang tengahan tetapi maju berkeadaban," pungkas Haedar.
Hadir dalam pertemuan kurang lebih satu jam adalah Ketum PBNU Said Aqil, Waketum PBNU Maksum Mahfoed, Sekjen PBNU Helmy Faishal, Ketua PBNU Robikin Emhas dan Eman Suryaman, Wasekjen PBNU Ishfah Abidal Azie, Ketum PP GP Ansor Yaqut Qoumas dan Ketum PP PS Pagar Nusa Nabil Haroen.
Rombongan PBNU diterima Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Sekjen Abdul Mu'ti, beserta pengurus lainnya.
Baca juga:
Hindari diskriminasi, Muhammadiyah minta RUU Pesantren dikaji lebih lanjut
PBNU dan PP Muhammadiyah ajak rakyat tidak saling bermusuhan di tahun politik
Muhammadiyah minta kasus pembakaran bendera tulisan tauhid tidak diperbesar lagi
NU dan Muhammadiyah bakal halau pendirian khilafah di Indonesia
Usai bertemu, Muhammadiyah dan NU tegaskan netral di Pilpres 2019
NU dan Muhamadiyah serukan warganya tak ikutan aksi demo terkait pembakaran bendera