Jangan Pakai Saranghaeyo, Megawati: Bilang Saja Aku Cinta Padamu Ngono Wae Kok Susah?
Megawati mengatakan pemimpin Indonesia lebih bisa lebih bangga menggunakan simbol dari bahasa sendiri
Para pemimpin dan petinggi nasional yang seperti itu terlau mudah terpengaruh dan mengikuti trend dan melupakan bahasa sendiri.
- Megawati Hadiri Upacara Misa Tutup Peti Romo Beni Susetyo di Malang
- Megawati Ungkap Hasto Suka Nangis: Ngapain Sih Nangis, Enggak Ada Guna
- Cerita Megawati Setiap Malam Menangis: Negara Segede Gini Kenapa Tak Bisa Adil Makmur?
- Peringati Hari Lahir Pancasila, Megawati Suarakan Pemimpin Berjuang Demi Bangsa Bukan Pribadi
Jangan Pakai Saranghaeyo, Megawati: Bilang Saja Aku Cinta Padamu Ngono Wae Kok Susah?
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri merasa kesal karena saat ini banyak pemimpin dan petinggi nasional yang menggunakan simbol-simbol negara lain seperti sarangheo dari Korea Selatan.
Menurut dia, para pemimpin dan petinggi nasional yang seperti itu terlau mudah terpengaruh dan mengikuti segala hal yang sedang menjadi trend dan melupakan bahasa sendiri.
“Pemimpin itu harus merasa dia itu bagian anak bangsa loh jadi jangan deh tidak percaya diri bermental pengikut dan mudah silau oleh kemajuan bangsa lain, maka sama artinya dengan mengubur mental merdeka bangsa,” kata Megawati saat berpidato penutupan Rakernas V PDIP di Beach City International Stadium, Ancol, Jakarta Utara, Minggu, (26/5).
“Kalau tadi ada yang mejeng terus gini sarangheyo, loh orang ini itu bahasanya korea?,” imbuh Megawati heran.
Megawati mengatakan, seharusnya pemimpin Indonesia lebih bisa lebih bangga menggunakan simbol dari bahasa sendiri, seperti mengganti simbol sarangheo dengan ‘aku cinta padamu’.
“Lebih baik kalau memang mau ngomong gini (kiss bye) aku cinta padamu, ngono wae kok susah?,” tutur Megawati.
Megawati menegaskan, the founding father yaitu Soekarno sudah meletakkan Pancasila dengan segala sila yang ada di dalamnya untuk diamalkan rakyat Indonesia untuk mempersatukan.
“Bung Karno berbicara soal sosial soal itukan berdialognya itu tidak langsung tapi sangat membawa peran yang membuat kenapa sih kok akhirnya dipilihnya Pancasila yang dapat menyatukan seluruh komponen bangsa!,”
pungkas Megawati.