Jatuh bangun Yan Eka, berani menganggur demi sebarkan budaya Bali
Tidak semua anak muda memiliki niat mulia seperti seorang pemuda di Jembrana ini. Di usianya masih muda, dia justru mengabdikan diri untuk melestarikan seni Bali. Dia bahkan rela menularkan kepada para remaja tanpa meminta bayaran sepeserpun.
Tidak semua anak muda memiliki niat mulia seperti seorang pemuda di Jembrana ini. Di usianya masih muda, dia justru mengabdikan diri untuk melestarikan seni Bali. Dia bahkan rela menularkan kepada para remaja tanpa meminta bayaran sepeserpun.
I Wayan Eka Suryanta (33), demikian nama lengkap pemuda asal Kelurahan Lelateng, Kecamatan Negara, Jembrana itu. Sejak masih duduk di TK sudah menguasai beberapa tari Bali. Kemampuannya itu terus diasah hingga masuk SMK jurusan seni tari. Tujuannya dia ingin benar-benar menguasai tari Bali dan nantinya akan ditularkan kepada para remaja di Jembrana.
"Tujuan saya bersekolah seni tari agar bisa mengajar remaja-remaja belajar tari Bali. Soalnya di zaman sekarang sangat jarang remaja menguasai tari Bali," Yan Eka, sapaan akrabnya, Sabtu (26/11).
Selepas menempuh pendidikan tari di SMK tahun 2002, Yan Eka mulai merekrut anak-anak dan remaja di kampungnya untuk dilatih berbagai tarian Bali. Anehnya, dia melatih puluhan anak dan remaja tanpa memungut bayaran sepeserpun. Sementara dia belum punya pekerjaan atau penghasilan.
-
Mengapa pantun Bali lucu penting dalam melestarikan budaya Bali? Dalam konteks budaya, pantun Bali lucu memainkan peran dalam melestarikan bahasa Bali dan seni sastra lisan tradisional. Melalui bermain pantun, generasi muda dapat terlibat dalam praktik budaya yang khas, yang membantu mewariskan nilai-nilai dan identitas budaya kepada generasi selanjutnya.
-
Kenapa Prasi penting bagi budaya Bali? Prasi juga jadi media melestarikan cerita-cerita yang berkembang di antara masyarakat Bali. Visual Prasi yang memukau dapat membantu mempertahankan eksistensi dari cerita-cerita tersebut.
-
Bagaimana warga Bali mempertahankan budaya mereka di Kalimantan Barat? Secara umum, warga kampung bali yang tinggal di Kalimantan Barat ini masih menegakkan budaya asli mereka, hanya saja tempatnya yang berbeda. Mereka juga masih menyempatkan pulang ke kampung halaman untuk menghadiri acara Ngaben dan acara adat lainnya.
-
Bagaimana keragaman budaya di Indonesia menciptakan mozaik budaya yang unik? Dengan lebih dari 300 suku dan berbagai bahasa daerah, keberagaman ini menciptakan mozaik budaya yang unik.
-
Apa yang membuat Banyuwangi menjadi inspirasi bagi Indonesia? Hubungan harmonis antara agama dan budaya di Kabupaten Banyuwangi mendapat apresiasi banyak kalangan. Di antaranya dari tokoh dan akademisi nasional dalam rangkaian kegiatan Ngaji Manuskrip Kuno Nusantara (Ngariksa) di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Jumat (22/9).“Nilai-nilai keagamaan dan kebudayaan yang di banyak tempat kerap kali mengalami ketegangan yang berkepanjangan, justru di Banyuwangi mampu didialogkan dan diharmonikan dengan baik,” ungkap Penasehat Ngariksa Lukman Hakim Syaifuddin.
-
Kenapa pantun bahasa bali lucu dianggap penting di dalam budaya Bali? Melalui bermain pantun, generasi muda dapat terlibat dalam praktik budaya yang khas, yang membantu mewariskan nilai-nilai dan identitas budaya kepada generasi selanjutnya. Selain itu, pantun Bali lucu juga memiliki peran penting dalam menciptakan suasana keceriaan dan kehangatan di antara individu dan kelompok.
"Saya memang tidak mau memungut bayaran ini murni saya ikhlas mendidik mereka karena jika saya munggut jelas jarang anak-anak atau remaja yang mau belajar nari. Sedangkan gratis saja susah cari murid,” ujarnya.
Putra sulang pasangan I Nyoman Laba dan Ni Made Kamiati ini, menyebut memberikan pendidikan tari secara gratis agar banyak anak dan remaja menguasai tari Bali. Sehingga seni dan budaya Bali tetap bertahan di daerah sendiri.
Namun, di tengah perjalanan Yan Eka mulai kebingungan untuk memberi nafkah keluarganya. Maklumlah pemuda ini tidak mempunyai pekerjaan tetap. Sementara kedua orang tuannya hanya sebagai buruh serabutan.
"Saya lalu putuskan hijrah ke Denpasar dan bekerja sebagai sales di salah satu dealer mobil. Tapi saya tetap meluangkan waktu untuk mengajar tari," katanya.
Karena pekerjaannya sebagai sales mengharuskannya memiliki kendaraan maka Yan Eka memberanikan diri untuk kredit sepeda motor. Namun demikian ternyata penghasilannya sebagai sales di kota besar ternyata tidak seberapa. Makanya hanya bertahan 3 tahun dia kembali pulang kampung.
Sekembalinya itu dia lantas bergabung di Yayasan Seni Jembrana dan didaulat sebagai instruktur tari. Hingga saat ini dia telah melatih ratusan anak dan remaja tanpa dibayar. Sementara Yayasan yang menaunginya juga belum bisa memberikan kesejahteraan karena baru berdiri.
Kepiawaiannya menari baru mendapatkan hasil ketika Pemkab Jembrana mengutusnya mengikuti Pesta Kesenian Bali (PKB) mewakili Kabupaten Jembrana. Setiap mengikuti PKB sebagai wakil Jembrana selalu mendapatkan juara di bidang tari.
"Kalau mewakili Jembrana di PKB saya selalu diberikan dana oleh Pemkab Jembrana dan itu kebanggaan buat saya," terangnya.
Baca juga:
Ahok mau jadikan Setu Babakan pusat budaya Betawi
2 Investor lirik kembangkan Taman Balekambang Solo jadi pusat budaya
Primbon dalam sudut pandang Islam
Primbon, kriminologi dan teori labelling
Eksistensi Primbon bagi masyarakat Jawa, dulu dan kini