Jejak Mayang alias Febri di Bali, jago voli hingga pintar ngaji
Teman-temannya di Bali pun banyak berkisah tentang Mayang Prasetyo semasa hidupnya. Mayang ternyata pintar ngaji.
Mayang Prasetyo, laki-laki yang menjadi transgender ini harus tewas dengan sangat menyedihkan. Warga Bandar Lampung ini tewas dimutilasi dan potongan tubuhnya dimasak oleh sang suami, Marcus Peter Valke, pria asal Australia.
Sebelum tinggal di Brisbane, Australia, Mayang yang terlahir dengan nama Febri Andriansyah ini banyak tinggal di Bali. Bahkan nama Mayang, sudah cukup terkenal di Bali khususnya di kalangan kau transgender.
Teman-temannya di Bali pun banyak berkisah tentang Mayang Prasetyo semasa hidupnya. Bahkan Mayang dikenal sebagai sosok yang sering berbagi kepada sesama tidak saja pada keluarganya.
Lalu bagaimana sosok Mayang di mata para teman-temannya? Berikut jejak Mayang selama di tinggal di pulau Dewata Bali:
-
Apa yang dimaksud dengan es selendang mayang? Es selendang mayang memiliki cita rasa manis dan menyegarkan. Ini adalah sajian es manis dengan kue lembut berwarna hijau dan merah yang menjadi isian.
-
Apa perubahan yang Mayang lakukan untuk penampilannya? Keren banget! Dua Kali Operasi Hidung Mayang sudah operasi hidung dua kali.
-
Bagaimana Mayang mendapatkan penampilan barunya? Hasil Operasi Hidung yang Ke dua Ternyata, Mayang masih kurang puas dengan hasil operasinya yang pertama. Dia pengen hidungnya lebih mancung nih sebelum operasi lagi.
-
Bagaimana cara suku Maya meletakkan patung kepala Dewa Jagung? Suku Maya kemungkinan meletakkan patung kepala tersebut di atas sebuah tripot.
-
Bagaimana cara membuat Selendang Mayang menjadi lembut dan kenyal? Jajanan tradisional ini terbuat dari bahan dasar tepung beras yang diolah menjadi bentuk seperti selendang atau jaring yang lembut dan kenyal.
-
Apa yang dilakukan suku Maya untuk memprediksi gerhana? Suku Maya diduga telah mengembangkan sebuah bentuk astronomi pra-teleskop yang sangat tepat untuk melacak pergerakan benda-benda langit.
Mayang dulu kerap mangkal di kawasan Renon Denpasar
Wanita transgender, Mayang Prasetyo yang dilaporkan tewas dimutilasi dan dimasak kekasihnya di Brisbane Australia beberapa waktu lalu sempat mencuatkan pertanyaan bagaimana dia bisa ke luar negeri tanpa adanya surat izin maupun paspor yang dikeluarkan lembaga terkait.
Namun, saat ini sudah diketahui bagaimana Mayang bisa berada di Brisbane. Ternyata setelah diselidiki, paspor yang dimiliki Mayang ini dibuat di kantor Imigrasi Denpasar.
Tidak hanya itu, sebelum terbang ke negeri kanguru, pemilik nama asli Febri Andriansyah ini juga sempat mangkal di wilayah para transgender biasa mangkal yaitu kawasan Renon, Denpasar, Bali. Hal tersebut dibenarkan oleh rekan se-profesi Mayang sambil meminta Pemerintah Indonesia mengambil tindakan tegas atas kejadian yang menimpa Mayang.
"Saya mengutuk dan meminta Pemerintah Indonesia, mengambil langkah tegas. Siapapun kami, kami juga manusia. Kami tidak terima diperlakukan seperti itu. Dia (Mayang) dulu juga sama kami mangkal di sini," ujar salah seorang rekan transgender Mayang yang sempat mangkal bersama, Ratna, Rabu (8/10).
Mayang dikenal jago main voli
Informasi yang dihimpun merdeka.com, Mayang hanya sempat mangkal di Denpasar selama 10 bulan. Bahkan, Mayang pernah tergabung dalam tim bola voli para transgender di Denpasar.
"Smashnya almarhum mantap mas pas kalo lagi main voli sama kita-kita," kenang seorang rekan transgender Mayang yang sempat mangkal bersama, Ratna, Rabu (8/10).
Ratna mengaku sudah satu tahun ini hilang kontak dengan Mayang. Hal ini lantaran Mayang sudah menikah dengan Marcus Valke dan tinggal di Australia.
Mayang dikenal pintar mengaji
Semua rekan-rekan Mayang Prasetyo, transgender yang dilaporkan tewas dimutilasi dan dimasak tubuhnya oleh suaminya, masih tidak percaya kalau orang yang dikenalnya dua tahun lalu tersebut di Bali, tewas dengan cara yang sangat tragis.
Salah seorang sahabat Mayang mengatakan bahwa semasa hidupnya, Mayang dikenal sebagai orang yang sangat dermawan dan suka mengajar anak-anak panti asuhan.
Mayang Prasetyo alias Febri Andrianysah (27), ternyata juga punya sahabat yang hingga menjelang ajalnya, masih tetap kontak. Salah satunya adalah Aldi nama samaran orang kepercayaan Mayang di Bali. Kepada Merdeka.com, Aldi menceritakan seluruh sifat dan karakter Mayang selama di Bali.
"Dia anak yang patuh terhadap orangtua walau katanya keluarganya membencinya. Bahkan dia pintar ngaji, makanya sering dia ke panti asuhan di Monang-Maning Denpasar, untuk ngajar kalau ada hari luang," Kenang Aldi, saat berbincang dengan merdeka.com di Jalan Dewi Sri Kuta, Bali, Rabu (8/10).
Mayang sering beri bantuan anak yatim
Saat berbicara mengenai kehidupan Mayang, Aldi mengatakan bahwa Mayang alias Febri ini dikenal sebagai orang yang royal terutama kepada anak-anak yatim piatu di panti asuhan dan orang susah. "Kalau dia ada rejeki lebih, dia selalu memberikan sumbangan seperti sembako dan uang, terakhir kali dia memberikan sumbangan membawa sembako se-mobil dan uang sekitar Rp 20 juta," kata Aldi.
Menurutnya, meskipun Mayang seorang transgender, tapi persoalan untuk amal dia tidak pernah lupa. "Dia pernah bilang begini, saya kan orangnya begini apakah amal saya akan diterima oleh Tuhan? yang saat itu dijawab oleh istri saya, 'pasti dicatat oleh Tuhan' dia tidak hanya menyumbang di panti asuhan saja, tetapi Mayang ini juga sering memberikan uang kepada anak-anak," ujarnya.
Aldi mengaku sudah mengenal Mayang sejak tahun 2009 silam, dulu Mayang sempat kos di depan warung Aldi. Mulai dari situlah bapak satu anak ini mengenal Mayang dan menjadi orang kepercayaannya. Dia mengaku mengetahui kalau Mayang sudah meninggal dari teman Mayang dan saat itu juga Aldi mengkroscek di beberapa media online dan di youtube mengenai kabar meninggalnya Mayang.
"Terakhir dia menelepon saya sekitar satu mingguan sebelum dia meninggal, waktu itu saya tidak ada firasat apapun kalau akhirnya dia meninggal. saya sempat menghubungi dia lewat BBM tapi BBM saya tidak masuk," kata Aldi didampingi istrinya yang bernama Aspi.
Aspi sendiri merasa sangat kehilangan dengan meninggalnya Mayang senada dengan Aldi, Aspi mengaku bahwa Mayang sangat baik, tidak hanya kepada teman sejawatnya, tetapi juga sama orang yang tidak dikenal pun dia selalu berperilaku baik.
"Mayang ini sangat baik, orangnya tidak sombong. Selama ini dia sering ngasih bantuan ke panti asuhan pun tidak pernah bilang ke siapa-siapa, hanya bapak, saya dan dia yang tahu," ceritanya sambil meneteskan air mata.